Alzheimer
Definisi
Alzheimer Merupakan kondisi penurunan fungsi kognitif (mental-intelektual) yang bertahap karena penyakit organik difus di hemisfer otak besar. Penyakit ini merupakan jenis demensia yang tidak dapat pulih—merusak kemampuan berpikir dan memori secara perlahan, sampai kehilangan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan sederhana sehari-hari.1,2
Alzheimer merupakan jenis demensia terbanyak di kalangan lansia—hampir 50% dari semua tipe demensia. Penyakit ini dapat muncul pada usia 50-an (2% kasus) hingga pada usia 80 tahunan (sebagian besar kasus). Pada umumnya, kondisi akan berkembang sampai kematian dalam kurun 6-10 tahun.2
Sinonim: Demensia tipe Alzheimer (DTA)
Gejala Klinis
Gejala utama:1
- Gangguan memori;
- Penurunan kemampuan verbal;
- Penurunan kemampuan spasial/visual;
- Gangguan kemampuan sebab-akibat.1
Pada awalnya, gejala utama penyakit Alzheimer berhubungan dengan ingatan yang terganggu. Contoh gejala yang dapat ditunjukkan adalah:3
- Melupakan percakapan ataupun kejadian yang belum lama terjadi;
- Sering lupa lokasi meletakkan barang;
- Melupakan nama tempat dan objek;
- Bertanya pertanyaan berulang-ulang.3
Seiring perkembangan penyakit, gejala yang ditimbulkan semakin parah. Gangguan ingatan memburuk—pasien dapat mengeluh sangat kesulitan untuk mengingat nama tempat atau bahkan mengenali anggota keluarga mereka. Gejala lainnya adalah:3
- Meningkatnya disorientasi dan kebingungan;
- Perilaku obsesif, repetitif, atau impulsif;
- halusinasi, dan/atau paranoid;
- Perubahan suasana hati, depresi, dan/atau merasa cemas;
- Tidur terganggu.3
Pada fase selanjutnya, gejala Alzheimer sudah semakin parah dan menyulitkan orang-orang di sekitarnya. Halusinasi dan delusi dapat bertambah parah, perilaku penderita dapat berubah menjadi kasar, dan gejala lainnya adalah:3
- Kesulitan makan dan menelan (disfagia);
- Penurunan berat badan;
- Kesulitan menggerakkan tubuh atau mengganti posisi tanpa dibantu;
- Sulit menahan urin dan/atau feses;
- Masalah pada kemampuan verbal.3
Etiologi & Patogenesis
Penyusutan korteks otak dan pelebaran ruang ventrikel otak adalah karakteristik pasien demensia (dan Alzheimer) yang dapat dilihat dengan modalitas MRI. Secara histologis, penyebab Alzheimer yang ditemui adalah adanya plak senilis (plak inti β-amiloid abnormal yang neurotoksik) serta kekusutan berkas saraf (neurofibrillary tangles). Karakteristik lainnya yang dapat ditemukan adalah putusnya hubungan antar sel saraf di otak. Degenerasi neuron granulovakuolar juga termasuk salah satu faktor. Perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat, berpikir, dan hidup dengan mandiri.2,4
Usia lanjut bukan penyebab penyakit Alzheimer, melainkan faktor risiko terbesar penyakit tersebut. Jumlah pasien penyakit Alzheimer meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun setelah umur 65 tahun. Sekitar 1/3 dari seluruh orang berusia 85 tahun ke atas memiliki penyakit Alzheimer. Proses degenerasi yang terjadi di otak masih diteliti sampai sekarang. Beberapa studi menunjukkan adanya penyusutan beberapa bagian otak, peradangan, kerusakan vaskuler, serta penumpukan radikal bebas.4
Faktor risiko lainnya adalah riwayat keluarga dengan penyakit Alzheimer. Alzheimer memiliki dua tipe yang memiliki komponen faktor genetik, yaitu awitan (permulaan) cepat dan lambat.4
Tabel 1. Perbedaan Alzheimer awitan cepat dan lambat
Alzheimer awitan cepat | Alzheimer awitan lambat |
Gejala-gejala mulai tampak saat usia di antara 30 tahun dan pertengahan 60 tahun. | Gejala pertama tampak saat orang tersebut berusia pertengahan 60 tahun. |
Sangat jarang. | Tipe paling sering |
Umumnya karena faktor genetik dari orangtua | Dapat melibatkan gen yang disebut APOE e4 |
Faktor genetik yang ditemukan—gen apolipoprotein E (APOE) pada kromosom 19—dapat meningkatkan risiko orang tersebut terkena penyakti Alzheimer. Namun, gen ini bukan penyebab definitif penyakit Alzheimer.4
Diagnosis
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang didiagnosis secara klinis. Diagnosis ditegakkan apabila ditemukan gejala neuropsikiatrik, antara lain:1
- Mengganggu kemampuan fungsional dalam aktivitas sehari-hari dan pekerjaan;
- Penurunan dari tingkat kemampuan fungsi dan performa sebelumnya;
- Tidak disebabkan oleh delirium, gangguan psikiatri mayor, maupun penyebab demensia lainnya;
- Dideteksi dan didiagnosis melalui anamnesis pasien dan informan yang mengetahui kondisi pasien serta pemeriksaan objektif kemampuan kognisi berupa status mental bedside maupun tes neuropsikologi;
- Gangguan kecerdasan dan perilaku minimal 2 dari daftar berikut:1
- Gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru;
- Gangguan logika dan penanganan masalah kompleks, serta kemampuan pengambilan keputusan yang buruk;
- Gangguan kemampuan visuospasial;
- Gangguan fungsi bicara dan bahasa;
- Gangguan kepribadian, penampilan, ataupun perilaku.1
Diagnosis dipastikan dengan melakukan anamnesis, bertanya kepada keluarga/teman mengenai gejala pasien, dan uji fungsi kognitif pasien yang sederhana.3
Diagnosis Banding
Diagnosis banding Alzheimer adalah delirium dan gangguan psikiatrik mayor, seperti depresi.1,2
Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan, yaitu:1
- Pemantauan perkembangan dan derajat keparahan demensia/alzheimer
- Mini Mental State Examination (MMSE);
- Clinical Dementia Rating (CDR);
- Global Deterioration Scale.1
- Deteksi keberadaan gejala nonkognitif
- Geriatric Depression Scale (GDS);
- Neuropsychiatric Inventory (NPI).1
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengecek komorbiditas
- Tes hematologi rutin;
- Tes biokimia, yaitu glukosa, elektrolit, fungsi ginjal, dan fungsi hati;
- Tes fungsi tiroid;
- Kadar vitamin B12 dalam serum.1
- Pencitraan neuroimaging
- CT scan dan MRI;
- MRS, PET, dan SPECT.1
- Pemeriksaan tambahan
- EEG, cairan ota, HIV, dan tes TPHA/VDRI.1
Gambar 1. Hasil MRI (https://emedicine.medscape.com/article/336281-overview)Hasil pencitraan MRI pada pasien penyakit Alzheimer ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Tata Laksana
Penanganan penyakit alzheimer dilakukan dengan farmakologi dan nonfarmakologi:1
Farmakologi
Pengobatan farmakologi yang dipilih harus sejalan dengan terapi psikososial untuk perbaikan kognisi, perilaku, dan fungsi. Terapi ini juga harus dievaluasi setiap 3 bulan dan melibatkan keluarga.1
- Alzheimer ringan dan sedang
Penyekat kolinesterase, yaitu:1
- Donepezil: Dosis awal 1 x 2,5-5 mg, naikkan tiap 4-8 minggu hingga 1 x 10 mg;
- Rivastigmin patch: Dosis awal 4,6 mg/24 jam, naikkan setelah 4 minggu hingga 9,5 mg/24 jam;
- Galantamin: Dosis awal 2 x 4 mg, naikkan setelah 4 minggu 2 x 8 mg tablet ataupun 1 x 16 mg PR kapsul;
- Efek samping yang pernah dilaporkan adalah mual, muntah, diare, serta brakikardi.1
Alternatif terapi yang dapat diberikan adalah ekstrak ginkgo biloba 761 (EGB761) sebanyak 2 x 120 mg.1
- Alzheimer sedang dan berat
Terapi yang dapat diberikan adalah donepezil dan antagonis reseptor MNDA Memantin (dosis awal 1 x 5 mg, naikkan tiap minggu sebanyak 5 mg sampai 2 x 10 mg).1
Nonfarmakologi
- Pertahanan fungsi
Untuk mempertahankan fungsi, hal yang dapat dilakukan meliputi:1
- Meningkatkan kemandirian: pelatihan strategi komunikasi, keterampilan ADL, perencanaan kegiatan, teknologi yang dapat membantu seperti telecare, rogram rehabilitasi, olahraga, maupun kombinasi;
- Mempertahankan fungsi kognitif: pelatihan kognisi, stimulasi kognisi, rehabilitasi kognisi, terapi orientasi realitas, serta terapi reminiscence.1
- Manajemen perubahan perilaku seputar agitasi, agresi, dan psikosis
Terapi-terapi yang dapat diberikan adalah:1
- Pendekatan manajemen perilaku;
- Terapi musik;
- Aktivitas fisik, program mobilisasi;
- Terapi validasi;
- Stimulasi multisensorik dan/atau terapi snoezelen;
- Terapi pijat dan sentuhan;
- Terapi cahaya;
- Mengurangi masalah-masalah yang menyebabkan kecemasan dan depresi1
- Faktor protektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi progresivitas Alzheimer adalah:
- hubungan sosial;
- aktivitas fisik dan kognitif;
- regulasi glukosa yang baik;
- menatalaksanaan stres;
- mengobati masalah tidur.5
- Monitor faktor risiko yang bisa dikontrol, seperti diabetes, hipertensi, dan disipidemia5
- Tindakan yang dilakukan untuk menjaga keamanan pasien, seperti:
- Menampilkan nomor telpon darurat dan alamat rumah;
- Memiliki kunci duplikat—pencegahan apabila pasien terkunci dari dalam;
- Menghilangkan barang yang dapat menjadi penyebab pasien tersandung;
- Seluruh obat-obatan harus dikunci;
- Jangan biarkan pasien memegang barang yang dapat menyakiti dirinya;
- Jangan ditinggal di dalam kamar mandi tanpa pengawasan.6
Prognosis
Seiring berjalannya waktu, pasien alzheimer menunjukkan gejala nonkognitif, seperti kecemasan, depresi, insomnia, agitasi, dan paranoia. Perkembangan tersebut akan membuat pasien harus dibantu dalam melakukan aktivitas dasar, seperti memakai baju, mandi, dan urusan di kamar mandi. Selanjutnya, pasien juga dapat merasakan kesulitan dalam berjalan dan menelan.1,2
Waktu dari diagnosis ke kematian bervariasi—dari 3 tahun sampai 10 tahun atau lebih. Pasien dengan alzheimer awitan awal umumnya memiliki perjalanan penyakit yang lebih progresif dan agresif dibanding awitan lambat. Penyebab kematian utamanya berasal dari penyakit lain yang ada saat kondisi alzheimer, seperti pneumonia.1,2
Lihat juga seputar neurologi di sini.
Referensi
- Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Panduan praktik klinis neurologi. 2016.
- Nasrun MW. Demensia. In: Elvira SD, Hadisukanto G, editors. Buku ajar psikiatri. 3rd Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. p.573-5
- Alzheimer’s disease [Internet]. UK: National Health Service; 2018 May [cited 2020 March]. Available from: www.nhs.uk/conditions/alzheimers-disease/
- What causes alzheimer’s disease? [Internet]. US: National Institute of Aging; 2019 Dec [cited 2020 March]. Available from: nia.nih.gov/health/what-causes-alzheimers-disease
- Silva MVF, Loures MG, Alves LCV, et al. Alzheimer’s disease: risk factors and potentially protective measures. J Biomed Sci. 2019 Dec 1;26(1):33.
- Home safety checklist for alzheimer’s disease [Internet]. US: National Institute of Aging; 2017 May [cited 2020 March]. Available from: nia.nih.gov/health/home-safety-checklist-alzheimers-disease