Telur Mentah dan Setengah Matang: Amankah untuk Balita?
Banyak ibu memberikan telur kepada buah hati sebagai salah satu sumber protein hewani yang terjangkau dan mudah ditemukan di Indonesia. Setiap satu butir telur mengandung 78 kilo kalori energi dan 6.8 gram protein yang mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Hal ini membuat telur sebagai salah satu varian sumber makanan yang sering dipilih untuk memenuhi kebutuhan protein harian buah hati.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan ibu untuk mengolah telur untuk diberikan saat waktu makan, seperti direbus, digoreng, dikukus, serta dikombinasikan dengan makanan lainnya seperti nasi tim dan sup. Beberapa ibu juga memberikan telur mentah maupun setengah matang pada balita. Namun, apakah pemberian telur mentah dan setengah matang aman untuk kesehatan buah hati?
Bakteri Salmonella dalam Telur, berbahayakah?
Ternyata, telur dapat menjadi salah satu sumber penyebaran bakteri yang disebut Salmonella. Bakteri Salmonella hidup di permukaan cangkang telur dan sewaktu-waktu dapat masuk ke dalam putih dan kuning telur, walaupun telur tidak terlihat retak dan pecah. Ketika seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, seperti bayi, anak-anak, dan usia lanjut mengkonsumsi telur yang mengandung Salmonella, dapat muncul keracunan yang disebut Salmonellosis. Gejala yang muncul di antaranya diare, demam, mual, muntah dan kram perut dan berlangsung selama beberapa hari. Pada sebagian kasus Salmonellosis dapat terjadi keadaan yang parah karena bakteri tersebut menembus dinding usus dan masuk ke aliran darah sehingga penderita perlu dirawat di rumah sakit.
Bagaimanakah cara menjaga dan mengolah telur agar aman dari bahaya Salmonella?
Melindungi buah hati dari keracunan bakteri Salmonella ternyata cukup mudah, karena bakteri ini dapat mati dengan proses pengolahan yang benar. Selain itu, proses penyimpanan yang baik akan menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga dan mengolah telur agar terlepas dari bahaya Salmonella:
Pembelian dan penyimpanan
- Pastikan telur yang dibeli tidak kotor dan tidak retak.
- Simpan telur dalam kulkas bersuhu 0o-4o C.
- Gunakan telur yang telah disimpan maksimal 2 minggu setelah dibeli, selama telur masih dalam kondisi baik.
Pengolahan
- Cuci tangan dan peralatan masak sebelum mengolah telur.
- Masak telur dengan matang, ditandai dengan kuning dan putih telur yang mengeras sempurna. Zat gizi dalam telur yang matang tidak berkurang secara signifikan, dan justru semakin mudah dicerna oleh sistem pencernaan buah hati.
- Hindari penggunaan telur mentah dan setengah matang untuk dikonsumsi, termasuk olahannya (mayoness, tiramisu, dan lain-lain).
- Setelah disajikan, telur yang sudah matang wajib dikonsumsi dalam waktu 2 jam. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi dan pertumbuhan bakteri di suhu ruangan.
Referensi:
- Whitney, Eleanor N. and Rofles, Sharon L. Understanding Nutrition. Belmont: Cengage Learning; 2015
- Murray, Patrick R., Rosenthal, Ken S., Pfaller, Michael A. Medical Microbiology. Philadelpia: Elsevier; 2016
- Center for Disease Control and Prevention. Salmonella and Eggs. [Internet]. [1 Oktober 2016]. http://www.cdc.gov/features/salmonellaeggs/
- Chatterjee, Archana. Pediatric Salmonella Infection. [Internet]. [1 Oktober 2016] http://emedicine.medscape.com/article/968672