Anak Tidak Boleh Minum Obat Sirup Lagi?
Mengupas obat yang berpotensi tercemar etilen glikol dan memicu gangguan ginjal akut
Sumber: Penjelasan BPOM RI Nomor HM.01.1.2.10.22.173 tanggal 22 Oktober 2022 tentang Informasi kelima hasil pengawasan BPOM terkait sirup obat yang tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau glistering/gliserol
Belakangan ini, timbul banyak kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Per 26 Oktober 2022, tedapat 269 kasus gagal ginjal akut dengan 157 di antaranya mengalami kematian. Gagal ginjal akut adalah keadaan ketika ginjal mengalami penurunan fungsi atau bahkan hingga berhenti bekerja. Gagal ginjal akut terjadi secara akut dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
Gagal ginjal akut akan menyebabkan penumpukan produk buangan dalam darah dan membuat ginjal sulit mempertahankan jumlah cairan dalam tubuh. Organ lain seperti otak, jantung, dan paru juga dapat terpengaruh. Beberapa gejala dan tanda dari gagal ginjal akut adalah pengeluaran urin yang sedikit, bengkak di kaki, pergelangan, dan sekitar mata, kelelahan, napas yang pendek, mual, hingga koma pada kasus berat.
Terminologi gagal ginjal akut misterius pada anak ini adalah gangguan ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury). Secara operasional, gangguan ginjal akut progresif atipikal terjadi pada anak usia 0-18 tahun, dengan demam atau riwayat demam atau gejala infeksi lain dalam 14 hari terakhir, didiagnosis gangguan ginjal akut yang belum diketahui etiologinya oleh dokter penanggung jawab pasien, tidak memiliki kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik, serta memiliki tanda hiperinflamasi dan hiperkoagulasi.
Kasus gagal ginjal akut anak akibat obat batuk-pilek di Gambia membuat Indonesia juga harus mencurigai senyawa berbahaya dietilen glikol dan etilen glikol. Dietilen glikol dan etilen glikol adalah bahan kimia beracun yang tidak boleh digunakan sebagai pelarut dalam obat sediaan cairan. Kedua senyawa ini memiliki efek toksik yang menyebabkan nyeri perut, muntah, diare, sakit kepala, ketidakmampuan untuk buang air kecil, hingga gagal ginjal akut. Kedua pelarut ini ilegal tetapi beberapa kali digunakan karena harganya yang lebih murah.
Telah beredar daftar-daftar obat dengan kandungan senyawa berbahaya yang diduga menyebabkan gagal ginjal akut di media sosial. Beberapa obat yang disebutkan dalam daftar tersebut antara lain Psidii Syrup (Psidium gujava folium extract), Paracetamol Syrup, Curviplex Syrup, Cetirizine Syrup, Ambroxol Syrup, Alerfed Syrup, Ranivel Syrup, Praxion Syrup, Domperidon Syrup, dan Hufagripp Syrup. Namun, daftar obat yang mengandung senyawa berbahaya Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) ini tidak benar.
Kini, BPOM telah menyatakan bahwa 30 dari 102 obat yang ditemukan di rumah pasien gagal ginjal akut aman digunakan. BPOM juga telah mengeluarkan daftar 133 obat yang aman digunakan karena tidak mengandung propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol. Informasi ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat sebagai pedoman dalam mengonsumsi obat sediaan cair (sirup). – Stephanie Amabella Prayogo
Referensi:
- Keputusan direktur jenderal pelayanan kesehatan nomor hk.02.02/i/3305/2022 tentang tata laksana dan manajemen klinis gangguan ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury) pada anak di fasilitas pelayanan kesehatan
- Penjelasan BPOM RI Nomor HM.01.1.2.10.22.173 tanggal 22 Oktober 2022 tentang Informasi kelima hasil pengawasan BPOM terkait sirup obat yang tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau glistering/gliserol