Asam Folat: Vitamin untuk Cegah Diabetes Mellitus?

makanan kaya asam folat

Asam folat sudah dikenal luas bermanfaat bagi kehamilan, tetapi masih terdapat khasiat lainnya dari vitamin ini.

 

Asam folat merupakan bentuk sintetik dari vitamin B9, folat. Asam folat bermanfaat dalam pembentukan sel darah merah. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel yang sehat. Folat dapat ditemukan pada berbagai jenis pangan, meliputi sayuran dan buah-buahan. Sayur-sayuran yang berwarna hijau dan biji-bijian menjadi sumber folat yang dapat dikonsumsi. Selain sayuran, buah-buahan seperti jeruk, melon, stroberi, dan pisang juga dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan folat. Kadar folat yang dianjurkan untuk dikonsumsi bagi dewasa adalah 400 mikrogram per hari. Sementara itu, pada ibu hamil, kadar folat yang direkomendasikan untuk dikonsumsi berkisar antara 400 hingga 1000 mikrogram per harinya. Ibu hamil perlu meningkatkan konsumsi asam folat agar janin yang dikandung terhindar dari kelainan, seperti neural tube defect. Selain manfaatnya untuk menghindari kelainan bawaan, asam folat juga dapat mengontrol kadar homosistein, menurunkan risiko kanker, dan mencegah demensia. Beberapa tahun terakhir, beberapa penelitian telah dipublikasikan mengenai korelasi lain antara asam folat dengan suatu penyakit metabolik, yaitu diabetes melitus (DM).

 

Korelasi antara asam folat dengan DM berhubungan dengan sintesis homosistein. Homosistein merupakan senyawa intermediet yang dihasilkan dalam proses pembentukan sistein. Sistein berasal dari asam amino metionin. Metionin akan melepaskan gugus metilnya sehingga terbentuk homosistein. Homosistein akan membentuk sistationin setelah bergabung dengan serin dan kofaktor berupa vitamin B6. Setelah itu, sistationin melalui perantaraan enzim sistein gamma liaise akan membentuk sistein. Apabila jumlah vitamin B6 tidak mencukupi, proses pembentukan sistein akan terganggu sehingga terjadi peningkatan homosistein di dalam darah yang disebut dengan hiperhomosisteinemia. Untuk mencegah kondisi ini, homosistein dikonversikan kembali menjadi metionin dengan bantuan metiltetrahidrofolat. Metiltetrahidrofolat berperan sebagai donor metil dalam remetilasi homosistein menjadi metionin. Senyawa ini didapatkan dari hasil reaksi asam folat. Apabila jumlah asam folat tidak mencukupi, jumlah metiltetrahidrofolat berkurang sehingga homosistein yang mengalami remetilasi menurun dan terjadilah hiperhomosisteinemia.

 

Hiperhomosisteinemia dapat meningkatkan risiko DM gestasional hingga 20% berdasarkan studi yang dilakukan oleh Gong et al pada tahun 2015. Homosistein dapat menyebabkan stres oksidatif dan kerusakan vaskuler pada sel beta pankreas. Akibatnya, metabolisme glukosa dan lipid pun terganggu. Oleh karena itu, pada penderita hiperhomosisteinemia lebih cenderung terjadi resistensi insulin. Penelitian lain juga mendukung hal ini. Penelitian oleh Liu et al yang berfokus pada pola makan dan kadar homosistein dan kejadian DM gestasional menyatakan bahwa pada kelompok dengan pola makan rendah asam folat, prevalensi diabetes melitus gestasional lebih tinggi. Pola makan pada kelompok ini berupa tingginya konsumsi tepung, daging, telur, dan kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan folat, seperti sereal, sayuran hijau, alga, susu, kacang-kacangan, dan jamur.

 

Kejadian DM gestasional patut diwaspadai karena menjadi faktor risiko terjadinya DM tipe 2 pada ibu 10–20 tahun pasca melahirkan hingga 35–60%. Dampak DM gestasional tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga janin yang dikandungnya. Bayi yang baru dilahirkan dari ibu dengan DM gestasional berisiko untuk mengalami besar untuk usia kehamilan atau kecil untuk usia kehamilan. Selain itu, bayi juga berisiko mengalami hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, king, dan polisitemia. Masalah lain juga dapat ditemukan pada sistem pernapasan akibat terganggunya sintesis surfaktan sehingga terjadi distres pernapasan pada bayi yang baru lahir.

 

Asam folat merupakan vitamin yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi pada ibu hamil. Hal ini guna mencegah terjadinya kelainan kongenital pada janin, seperti neural tube defect. Selain itu, konsumsi asam folat pada ibu hamil juga dapat mencegah terjadinya diabetes mellitus gestasional yang dapat menjadi faktor risiko untuk berbagai penyakit lain, baik bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, perlu untuk memperhatikan dan mencukupi konsumsi asam folat pada ibu hamil sejak masa awal kehamilan.

 

Sumber:

  1. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-folate/art-20364625
  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3026708/
  3. https://link.springer.com/content/pdf/10.1186/s12884-022-04656-5.pdf
  4. https://link.springer.com/article/10.1186/s12875-022-01683-1?utm_source=getftr&utm_medium=getftr&utm_campaign=getftr_pilot
  5. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/jdi.12460

 

Penulis: Fadila

Editor: Laurentia

Share your thoughts