Awas Hoaks: Makanan Penyembuh Covid-19
Benarkah rebusan bawang putih; racikan air kelapa muda, jeruk nipis, garam, dan madu; serta jus jahe dapat menyembuhkan Covid-19?
Sumber: Hoax Buster Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (https://covid19.go.id/p/hoax-buster)
Pandemi Covid-19 telah menjadi ladang subur bagi para penebar hoaks. Salah satu jenis hoaks yang banyak dipercaya dan diikuti oleh masyarakat Indonesia yaitu hoaks mengenai pengobatan Covid-19. Informasi palsu ini berkaitan dengan bahan makanan dan minuman sehari-hari yang dapat menyembuhkan Covid-19. Informasi seperti ini sangat memikat perhatian banyak orang mengingat belum ada obat yang terbukti dapat menyembuhkan Covid-19. Mari kita telaah lebih lanjut makanan dan minuman yang sering disebut sebagai penyembuh Covid-19 dari informasi yang beredar di masyarakat.
Bawang putih merupakan bahan makanan yang paling sering digadang-gadang sebagai penyembuh Covid-19 oleh berbagai hoaks yang tersebar melalui media sosial. Faktanya, World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa kandungan aktif dalam bawang putih memiliki efek antibakteri terutama terhadap bakteri Salmonella dan Staphylococcus aureus. Akan tetapi, belum ada bukti bahwa bawang putih dapat menyembuhkan Covid-19.
- Racikan air kelapa muda, jeruk nipis, garam, dan madu
Keempat bahan makanan ini sering disebut-sebut oleh banyak artikel sebagai bahan ampuh yang dapat membasmi Covid-19 hanya dalam waktu 1 jam. Air kelapa muda dikatakan dapat meredakan panas tubuh akibat infeksi, sedangkan jeruk nipis dikatakan berperan dalam meningkatkan pH tubuh untuk melawan virus Covid-19. Sayangnya, klaim ini tidaklah terbukti secara klinis. Lebih dari itu, konsumsi air kelapa muda dan jeruk nipis secara berlebihan dapat berefek buruk pada kesehatan seseorang dengan faktor risiko tertentu, misalnya meningkatkan asam lambung pada orang dengan riwayat sakit maag. Konsumsi garam yang berlebihan juga dapat memperburuk kondisi tekanan darah pada orang yang dengan hipertensi.
- Jus jahe
Mengonsumsi jahe, baik dengan makan akar jahe, minum teh jahe, mengonsumsi kapsul jahe, maupun mengendus atau menambahkan bubuk jahe ke dalam makanan, tidak akan mencegah atau melawan infeksi virus corona. Jahe tidak akan menghancurkan virus dalam tubuh atau menghentikan proses replikasi virus. Ada beberapa bukti bahwa teh atau suplemen jahe dapat membantu mengatasi mual. Beberapa orang menggunakan jahe untuk mengontrol mual yang berhubungan dengan kehamilan atau kemoterapi. Namun, tidak ada bukti bahwa jahe atau suplemen makanan lainnya dapat meningkatkan atau melemahkan sistem kekebalan untuk melindungi tubuh dari infeksi.
Hingga saat ini, belum ada obat ataupun makanan yang dapat menyembuhkan Covid-19 secara total. WHO tidak merekomendasikan penggunaan obat, bahan herbal, atau bahan makanan rumahan tertentu untuk mengobati Covid-19. Selain itu, WHO juga merekomendasikan untuk tidak melakukan pengobatan sendiri dengan obat apapun, termasuk antibiotik untuk menyembuhkan Covid-19. Tetaplah kritis setiap menerima informasi apapun dari media sosial dan jangan lupa untuk mencari bukti yang akurat sebelum mempercayai informasi tersebut.
Referensi:
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters#garlic
- https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-campuran-air-kelapa-muda-jeruk-nipis-garam-dan-madu-dapat-mengobati-covid-19
- https://www.nationalacademies.org/based-on-science/covid-ginger
Penulis: Medhavini Tanuardi
Editor: Albertus Raditya Danendra