Awas Hoax: Lemon dan Asap Rokok Penangkal Corona
Berita bohong atau hoaks terus berseliweran di tengah pandemi global Covid-19. Salah satu dari hoaks yang beredar adalah lemon mampu mengebalkan seseorang dari infeksi virus tersebut. Selain itu, beredar pula informasi asap rokok akan menghangatkan tubuh sehingga virus corona tidak mampu bertahan hidup.
Informasi menyesatkan ini menyebar luas di masyarakat melalui pesan elektronik di platform pesan digital. Hal ini kemudian ditambah dengan adanya portal berita dengan judul artikel yang menggiring opini pembaca ke arah yang salah. Padahal, sering kali masyarakat hanya mengingat judul dan kurang memperhatikan isi secara lengkap. Selanjutnya, opini tersebut menyebar dari mulut ke mulut tanpa upaya konfirmasi kebenaran informasi.
Penarikan kesimpulan yang keliru dari suatu informasi yang benar menjadi salah satu penyebab lahirnya hoaks di masyarakat. Di era digital ini tidak sulit untuk mengonfirmasi validitas dari suatu informasi. Pada prinsipnya, sebuah informasi kesehatan perlu didasarkan pada bukti ilmiah. Selama bukti ilmiah yang memadai belum ditemukan, informasi tersebut tergolong ke dalam mitos.
Benarkah lemon membuat kita kebal dari virus corona?
Faktanya, lemon sebagai sumber vitamin C memang dapat membantu meningkatkan respons imun dalam melawan infeksi. Akan tetapi, konsumsi vitamin C saja tidak menjamin seseorang akan kebal terhadap infeksi.
Vitamin C adalah antioksidan kuat dan kofaktor enzim-enzim pengatur genetik yang memiliki beragam fungsi di dalam tubuh. Vitamin C berkontribusi untuk sistem kekebalan dengan mendukung fungsi kekebalan seluler. Vitamin C membantu meningkatkan fungsi pertahanan lapisan terluar saluran pernapasan terhadap kuman dan mempromosikan aktivitas antioksidan di kulit sehingga berpotensi melindungi tubuh dari stres oksidatif lingkungan.
Kekurangan vitamin C menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi juga berdampak signifikan terhadap kadar vitamin C karena aktivitas peradangan dan peningkatan kebutuhan metabolisme. Suatu studi literatur berpendapat bahwa kadar vitamin C 100-200 mg/hari dalam darah mengoptimalkan respons imun terhadap infeksi. Akan tetapi, dalam studi Biancatelli dikatakan bahwa uji klinis berbasis bukti yang mendukung kesimpulan tersebut masih terbatas.
Kadar vitamin C dalam darah dapat diperoleh dengan asupan sehari-hari atau suplementasi. Lemon adalah satu sumber vitamin C. Diketahui dalam 100 mg lemon terkandung 53 mg asam askorbat, bentuk senyawa vitamin C. Untuk memenuhi kadar dalam darah yang cukup dibutuhkan sekitar lebih dari setengah kilogram lemon dalam sehari. Adapun hal tersebut tidak menjamin kekebalan terhadap infeksi tertentu, terutama Covid-19.
Saat ini, studi klinis terkait infus vitamin C sebagai terapi Covid-19 berat sedang berlangsung di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan, Tiongkok. Studi ini dilakukan oleh Professor ZhiYong Peng. Adapun hasilnya masih belum dapat diakses. Studi klinis ini diestimasi melibatkan lebih dari 100 pasien dan akan rampung pada akhir September tahun ini.
Studi lainnya menyebutkan bahwa konsumsi vitamin C dosis tinggi (tidak melebihi 2000 mg/hari) dapat mengoptimalkam imunitas tubuh terhadap Covid-19. Namun pada orang dengan gangguan ginjal dan asam urat, konsumi vitamin C dianjurkan tidak melebihi 1000 mg/hari.
Apakah asap rokok dapat melindungi kita dari virus corona?
Berita bahwa rokok membuat virus corona tidak dapat bertahan hidup dalam tubuh juga merupakan mitos. Berdasarkan studi statistik yang dilakukan hingga saat ini, memang lebih dari 50% dari pasien Covid-19 merupakan nonperokok. Penyebab temuan tersebut masih belum dapat dijelaskan. Meskipun demikian, studi lainnya menunjukkan bahwa Covid-19 muncul lebih berat pada perokok. Senyawa dalam asap rokok secara jelas dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit paru, baik infeksi maupun kanker paru. @fadharinda
Lihat juga artikel seputar Covid-19 di: https://beranisehat.com/tag/covid-19/
Referensi
- Miftah. Cerita dokter sembuh dari corona, minum paracetamol hingga lemon[internet]. 2020 Mar 18[diakses pada 2020 Mar 23]. Diunduh dari: https://www.tribunnews.com/internasional/2020/03/18/cerita-dokter-sembuh-dari-corona-minum-paracetamol-hingga-lemon.
- Vardavas C, Nikitara K. COVID-19 and smoking: a systematic review of the evidence. Tobacco Induced Diseases. 2020;18(March).
- Qiu F, Liang C, Liu H, Zeng Y, Hou S, Huang S et al. Impacts of cigarette smoking on immune responsiveness: up and down or upside down?. Oncotarget. 2017;8(1):268-84.
- Carr A, Maggini S. Vitamin c and immune function. Nutrients. 2017;9(11):1211.
- Colunga Biancatelli R, Berrill M, Marik P. The antiviral properties of vitamin c. Expert Review of Anti-infective Therapy. 2019;18(2):99-101.
- Peng ZY. Vitamin c infusion for the treatment of severe 2019-ncov infected pneumonia: a prospective randomized clinical trial. ClinicalTrials.gov. NCT04264533. Diunduh dari: https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT04264533?term=NCT04264533&draw=2&rank=1
- US Department of Agriculture. Lemons, raw, without peel[internet]. [diakses pada 2020 Mar 23]. Diunduh dari: https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/167746/nutrients.