Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

Definisi dan Epidemiologi

Merupakan gangguan telinga bagian dalam yang berbentuk sensasi berputar berulang yang dipicu oleh perubahan posisi kepala. Penyakit ini merupakan salah satu jenis vertigo (sensasi berputar) yang paling sering ditemukan—disebut posisi karena dirasakan saat perubahan posisi tertentu, paroksismal karena hanya berlangsung dalam durasi pendek di bawah satu menit, dan jinak karena bukan merupakan penyakit yang serius.1

BPPV terjadi sekitar 10-100 kasus per 100.000 jiwa/tahun—20% kasus dengan riwayat trauma kepala, 10-15% kasus dengan riwayat neuronitis vestibuler. Penyakit ini umum dialami oleh dewasa muda dan lanjut, terutama di umur 50 tahun ke atas. Tingkat timbulnya BPPV berulang tinggi, tetapi dapat sembuh tanpa penanganan tertentu. Selain itu, BPPV tidak dipengaruhi oleh faktor risiko utama tertentu, tetapi riwayat keluarga dengan BPPV, riwayat trauma kepala, atau labirinitis dapat meningkatkan risiko terkena BPPV.

Sinonim: Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (VPPJ)

Gejala

Gejala utama:1,2

  • Sensasi pusing yang berputar; atau rasa seperti jatuh ke dasar kasur saat berbaring, atau rasa seperti terjatuh kembali ke posisi berbaring saat bangun (vertigo).1,2

Posisi klasik yang menyebabkan BPPV antara lain:1,2

  • Berbaring;
  • Duduk setelah berbaring;
  • Membalikkan posisi tubuh saat berbaring;
  • Menengadah;
  • Membungkuk, terutama sembari menengokkan kepala ke samping.1,2

Durasi vertigo berlangsung singkat (5—39 detik). Terkadang, vertigo bisa dirasakan selama 2 menit.1

Etiologi dan Patogenesis

BPPV disebabkan oleh kristal kapur yang berada di bagian yang tidak seharusnya pada telinga tengah. Kristal mikroskopik tersebut seharusnya berada di tumpukan agar—kristal tersebut akan memberi beban terhadap agar tersebut dan membuat bagian telinga sensitif terhadap gravitasi. Kristal tersebut diserap tubuh dan dibentuk kembali secara konstan—fragmen-fragmen kristal tersebut dapat lepas dan jatuh ke bagian telinga tengah.1,2

Posisi berbaring dapat menyebabkan serpihan yang terlepas tersebut dapat berada di kanal semisirkularis (saluran setengah lingkaran), yaitu bagian telinga yang sensitif terhadap rotasi/perasaan berputar. Pergerakan di dalam kanal semisirkularis membuat fragmen-fragmen kristal tersebut bergerak sepanjang kanal—menstimulasi dan memberikan sensasi berputar.1,2

Diagnosis

Diagnosis BPPV dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.1

Anamnesis

Hal-hal yang dikeluhkan oleh pasien BPPV adalah:1

  • Vertigo sangat berat yang mendadak karena perubahan posisi kepala tertentu;
  • Vertigo berlangsung singkat, sekitar 10-20 detik yang disertai mual dan muntah;
  • Tidak ada defisit neurologis;
  • Tidak ada nistagmus (pergerakan mata yang tidak dikendalikan) secara spontan.1

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengidentififkasi BPPV adalah:1

  1. Perasat Dix-Hallpike

Jenis perasat yang paling umum digunakan karena posisinya tepat; dapat langsung dilanjutkan dengan canalith repositioning treatment (CRT).1

  • Perasat Dix Hallpike kanan bertujuan untuk mengetahui BPPV pada kanalisis anterior kiri dan kanalis posterior kanan.
  • Perasat Dix Hallpike kiri bertujuan untuk mengetahui BPPV pada kanalis posterior kiri, umumnya dilakukan setelah Dix Hallpike kanan.1


Gambar 1.
Manuver perasat Dix-Hallpike (https://www.researchgate.net/figure/Diagrammatic-representation-of-performance-of-the-Dix-Hallpike-maneuver-for-the-diagnosis_fig4_283739258)

  1. Perasat side lying

Jenis perasat ini dunkan untuk mengetahui BPPV pada kanalis posterior dan anterior.1

  • Perasat sidelying kanan

Prinsip perasat ini adalah menempatkan kepala pasien pada posisi tertentu agar terbentuk bidang tegak lurus garis horizontal anara kanalis anterior kiri/kanalis posterior kanan dengan kanalis posterior pada posisi paling bawah.1

  • Perasat sidelying kiri

Prinsip perasat ini adalah menempatkan kepala pasien pada posisi tertentu agar terbentuk bidang tegak lurus garis horizontal antara kanalis anterior kanan dengan kanalis posterior di posisi paling bawah.1

  1. Perasat roll

Perasat ini bertujuan untuk enentukan BPPV pada kanalis horizontal—dilakukan jika perasat Dix Hallpie ataupun side lying menimbulkan nistagmus horizontal yang dapat disebabkan oleh nistagmus spontan, nistagmus posisi, ataupun BPPV.1

  1. Menilai respons nigtasmus1

Pemeriksaan laboratorium hanya dibutuhkan untuk menyingkirkan kemungkinan lain. Anamnesis dan pengerjaan manuver-manuver yang telah dijelaskan di atas merupakan standar diagnosis BPPV. Studi laboratorium menunjukkan bahwa pemeriksaan laboratorium tidak terlalu penting dalam diagnosis BPPV. Hasil pencitraan di kepala tidak menunjukkan sesuatu di luar normal.3

Tata Laksana

Penanganan nonfarmakologi yang diberikan adalah:1

  1. Canalith repositioning treatment (CRT)

Manuver yang dapat digunakan adalah seperti manuver Epley, manuver Lempert, dan lain-lainnya.

  1. Latihan Brandt-Daroff

Latihan ini dapat dikerjakan sebagai penanganan BPPV. Pelaksanaan Brandt-Daroff disebut dapat merelokasi kristal-kristal yang longgar. Studi lainnya menunjukkan bahwa paparan yang berulang terhadap rasa pusing dapat menurunkan intensitas rasa sakit yang dirasakan. Latihan Brandt-Daroff ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.4

Gambar 2. Latihan Brandt-Dardoff4

Latihan dapat diberikan untuk menghilangkan gejala sisa vertigo ringan—frekuensi 3 kali sehari sebanyak 10-20 kali sampai vertigo hilang. Caranya adalah:1

  • Duduk ke arah yang mencetuskan vertigo dan kepala menghadap ke arah berlawanan;
  • Tunggu 30 detik, kemudian berbaring cepat ke sisi berlawanan dengan kepala menghadap arah berlawanan;
  • Tunggu 30 detik, kemudian duduk dengan cepat.1

Selain nonfarmakologi, pembedahan dapat menjadi opsi. Pembedahan dipilih pada kasus-kasus BPPV yang gagal diatasi dengan perasat dan tidak dijumpai kelainan intrakranial. Pembedahan dilakukan untuk membuat sumbatan kanalis posterior—dengan mastoidektomi, membuat celah-celah di kanalis posterior, serta menutup duktus membranosa dengan otot, fasia, atau tulang.1

Komplikasi dan Prognosis

Meskipun BPPV membuat pasien sering tidak nyaman, komplikasi jarang timbul. Komplikasi yang dapat timbul adalah komplikasi dari CRT yang dikerjakan, meskipun jarang terjadi. Komplikasi tersebut antara lain:5

  • Mual dan muntah;
  • Kegagalan;
  • Vertigo yang lebih parah.5

Prognosis setelah ditangani dengan CRT umumnya baik. Remisi dapat terjadi dalam 6 minggu. Tingkat kejadian ulang vertigo adalah 10-25%.5

 

Lihat juga seputar neurologi di sini.

Referensi

  1. Marcelena R, Bramantyo B. Vertigo. In: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, editors. Kapita selekta kedokteran. 4th Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
  2. BPPV [Internet]. Surrey: Meniere Society; date unknown [cited 2020 Feb]. Available from: menieres.org.uk/information-and-support/symptoms-and-conditions/bppv
  3. Palmeri R, Kumar A. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). In: StatPearls. Treasure Island: StatPearls Publishing; 2020 Jan.
  4. Brand-Daroff exercises. Sandwell and West Birmingham: National Health Service; 2014 Aug.
  5. Li JC. Benign paroxysmal positional vertigo follow-up [Internet]. US: Medscape; 2018 Feb [cited 2020 Feb]. Available from: emedicine.medscape.com/article/884261

Share your thoughts