Bolehkah Konsumsi (Simva)statin untuk ‘jaga-jaga’?

Menjelang hari raya Idul Fitri, masyarakat Indonesia sudah tidak sabar dengan berbagai kuliner khas nusantara. Opor ayam, rendang, sambal goreng, gudeg, hingga gulai kambing pun siap disantap. Pertanyaan besar lantas muncul, apakah nanti kolesterol saya akan naik? Betul, sudah pasti kadar kolesterol darah Anda akan naik. Kemudian, muncul pertanyaan, apakah boleh saya konsumsi simvastatin padahal saya tidak ada riwayat kolesterol tinggi? Mari kita lihat berbagai hasil penelitian terhadap statin untuk pencegaha primer pada orang sehat!

“Konsumsi statin sama efektifnya bagi yang berisiko sakit jantung dan stroke maupun yang tidak berisiko”Cochrane Database of Systematic Review, 2013 (1)

Sebuah review dari The Cochrane Library yang melibatkan 18 uji klinis dengan total 56.934 sampel menunjukkan penurunan risiko serangan jantung koroner dan stroke apabila mengonsumsi statin sejak dini. Statin tidak hanya bermanfaat bagi individu dengan risiko tinggi (penderita diabetes, kolesterol tinggi, riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya), namun juga pada individu dengan risiko <1%. Artinya, siapapun (termasuk orang sehat) bisa mengonsumsi statin untuk pencegahan. Review tersebut juga mengemukakan keamanan konsumsi statin dalam jangka panjang yang sangat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup.

“Keuntungan statin terhadap kejadian penyakit jantung dan kematian melebihi risiko timbulnya diabetes, termasuk pada individu dengan risiko tinggi diabetes” Lancet, 2012. 380:565-71

Salah satu efek samping penggunaan statin jangka panjang adalah timbulnya diabetes. Penelitian dari JUPITER trial dengan 17.603 subjek menunjukkan bahwa pada penderita tanpa risiko diabetes, statin tidak meningkatkan risiko timbulnya diabetes di kemudian hari, serta menurunkan kejadian penyakit jantung 52% dan kematian 22%. Sementara itu, pada penderita dengan risiko tinggi diabetes (sindrom metabolik, toleransi glukosa puasa terganggu, BMI >30 kg/m2, dan HbA1c >6%) ada risiko peningkatan diabetes namun jauh lebih besar manfaat mengonsumsi statin. Jadi, apabila Anda tidak memiliki risiko diabetes, tidak perlu khawatir untuk konsumsi statin jangka panjang. Sementara bila Anda berisiko, gaya hidup sehat tentu dapat menurunkan risiko diabetes dan jauh mengimbangi risiko statin yang sangat rendah.

Cara kerja statin

“Statin harga terjangkau sangat cost-effective selama Anda tidak keberatan mengonsumsi 1 tablet obat setiap hari” Circulation, 2011; 124:146-153

Dengan konsumsi statin setiap hari (termasuk pada individu risiko rendah), pengeluaran tambahan $4 (setara Rp 50.000) tiap bulannya sangat efektif secara biaya untuk mencegah penyakit jantung koroner dan stroke, dibandingkan biaya yang dihabiskan apabila terkena penyakit tersebut. Anggaran pemerintah juga akan menurun apabila masyarakat mengonsumsi statin.

Penelitian lain juga mengemukakan bahwa statin sebaiknya diresepkan atas dasar manfaat (benefit-based) dibandingkan dengan risiko (risk-based) pada seluruh individu, dengan harapan menurunnya angka kejadian penyakit jantung koroner dan stroke di kemudian hari. Statin bahkan sangat direkomendasikan pada individu berusia >60 tahun karena tingginya risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Kolesterol akan menumpuk di dinding dan menghambat aliran darah koroner di jantung

Dari berbagai hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, jelas bahwa konsumsi statin diperbolehkan dan memberikan manfaat yang besar pada orang sehat. Meskipun belum ada anjuran resmi pada orang sehat, sejauh ini tidak ada larangan untuk mengonsumsi statin. Dengan kata lain, Anda yang kadar kolesterolnya normal pun boleh untuk mengonsumsi statin, terlebih apabila sedang mengonsumsi makanan tinggi kolesterol. Konsumsi statin jangka panjang (bertahun-tahun) sebaiknya dikomunikasikan dahulu pada dokter Anda mengingat setiap orang memiliki profil lemak dan risiko penyakit jantung yang berbeda-beda.

Namun, ingat selalu bahwa gaya hidup sehat jauh lebih baik dibandingkan konsumsi obat-obatan.

Selamat hari raya dan selamat memulai hidup sehat!

 

Bahan bacaan:

  1. Taylor F, Huffman MD, Macedo AF, Moore THM, Burke M, Davey SG, Ward K, Ebrahim S. Statins for the primary prevention of cardiovascular disease. Cochrane database of systmatic reviews. 2013; 1.
  2. Ridker PM, Pradhan A, LacFadyen JG, Libby P, Glynn RJ. Cardiovascular benefits and diabetes risks of statin therapy in primary prevention: an analysis from the JUPITER trial. Lancet. 2012; 380:565-71.
  3. Lazar LD, Pletcher MJ, Coxson PG, Bibbins-domingo K, Goldman L. Cost-effectiveness of statin therapy for primary prevention in a low-cost statin era. Circulation. 2011; 124:146-153
  4. Pletcher MJ, Pignone M, Jarmul JA, Moran AE, Vittinghoff E, Newman T. Population impact & efficiency of benefit-targeted versus risk-targeted statin prescribing for primary prevention of cardiovascular disease. J Am Heart Assoc. 2017;6:e004316
  5. Ridker PM, Lonn E, Paynter NP, Glynn R, Yusuf S. premary prevention with statin therapy in the elderly. Circulation. 2017; 135:1979-81
  6. Thanassoulis G, Williams K, Altobelli KK, Pencina MJ, cannon CP, Sniderman AD. Individualized statin benefit for determining statin eligibility in the primary prevention of cardiovascular disease. Circulation. 2016; Doi:10.1161/CIRCULATIONAHA. 115.018383

1 Comment

Join the discussion and tell us your opinion.

NobianAndre
June 24, 2017 at 1:52 pm

Wah keren. Semoga lebaran ini badan ga ikut lebar an ya, Har

Leave a reply