Campak

Definisi penyakit

Campak (measles/rubeola/morbili) merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Campak merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi di berbagai negara di dunia, terutama di negara-negara Asia dan Afrika yang masih belum memiliki kebijakan mengenai vaksinasi campak. Di Indonesia, penyakit ini masih sering ditemui namun tidak menyebabkan efek yang serius pada kesehatan. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak berusia di bawah lima tahun hingga remaja.

 

Patogenesis penyakit dan patofisiologi gejala

Campak disebabkan oleh Paramyxovirus yang sangat mudah menular. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan orang yang terinfeksi virus dan melalui hasil produk pernapasan (droplet). Di udara, virus dapat bertahan hingga dua jam, sehingga dapat dengan mudah menular pada tempat umum. Virus akan masuk ke tubuh pasien melalui saluran pernapasan atau konjungtiva mata. Virus dapat bereplikasi dan akan menyebar melalui pembuluh limfe sebelum masuk ke peredaran darah. Infeksi virus ini dapat menyebabkan penurunan sistem daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah terjadi infeksi lainnya.

 

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, awalnya perlu dilakukan wawancara dengan pasien atau keluarga pasien tentang gejala yang dialami, seperti demam tinggi yang berkelanjutan disertai dengan batuk, pilek, mata memerah, sakit saat menelan sehingga tidak mau makan, silau ketika terdapat cahaya, dan diare. Selain itu, biasanya pada hari keempat atau kelima akan muncul ruam pada kulit yang menjadi penanda dari campak. Munculnya ruam ini akan disertai demam yang semakin parah (bisa menjadi kejang demam), batuk dan diare bisa memburuk sehingga sesak napas dan dehidrasi. Ruam biasanya mulai sebagai titik-titik merah terang (makula) dengan titik berwarna biru-putih di tengahnya, lalu berlanjut menjadi makin besar dengan warna kemerahan. Ruam dapat dimulai dari dahi dan belakang telinga, lalu menyebar ke tubuh bagian bawah. Ruam di dalam mulut disebut titik Koplik yang merupakan tanda patognomonik dari campak. Demam biasanya berlangsung paling lama empat haridan akan menetap sampai enam hari. Setelah itu, ruam secara bertahap akan menghilang, kemudian bekas akan menjadi kehitaman dan mengelupas dalam waktu satu hingga dua minggu. Ada atau tidaknya infeksi dapat diketahui dari pemeriksaan darah tepi untuk menghitung jumlah sel darah putih. Apabila terdapat kecurigaan komplikasi, dapat dilakukan pemeriksaan tertentu, seperti pemeriksaan cairan serebrospinalis, analisis gas darah, atau pemeriksaan feses lengkap tergantung pada indikasi komplikasi yang terjadi.

 

Tata laksana

Tidak terdapat pengobatan khusus untuk campak. Terapi suportif dapat diberikan, seperti pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat, pemberian antibiptik apabila terdapat infeksi bakteri akibat penurunan sistem daya tahan tubuh, serta antikejang apabila terdapat kejang. Jika pasien menderita campak tanpa komplikasi, dapat diberikan vitamin A. Komplikasi yang sering terjadi adalah ensefalopati (peradangan otak) dan bronkopneumonia. Apabila terjadi ensefalopati, dapat diberikan kloramfenikol dan ampisilin, kortikosteroid, serta koreksi gangguan elektrolit. Apabila terjadi bronkopneumonia, dapat diberikan kloramfenikol dan ampisilin serta oksigen bila perlu.

 

Komplikasi

Otitis media (infeksi telinga), diare berat, ensefalopati (radang otak), bronkopneumonia, penurunan sistem daya tahan tubuh, dan gangguan sistem saraf.

 

Prognosis

Apabila tidak ada komplikasi lain yang menyertai, maka campak dapat sembuh sendiri setelah 10-12 hari. Pada negara-negara berkembang campak biasanya menjadi penyebab kematian bayi paling tinggi. Pasien yang berisiko untuk mengalami komplikasi adalah pasien bayi, lanjut usia, hamil, mengalami penurunan daya tahan tubuh, dan malnutrisi.

 

Referensi

  1. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED, editors. Pedoman Pelayanan medis ikatan dokter anak Indonesia. Jakarta: IDAI; 2009. p.33-5
  2. Oza VS, Mathes EFD. Exanthematous viral diseases. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al. Fitzpatrick’s dermatology. 9th New York: McGraw-Hill Education;2019. p.2989-3020
  3. Measles (rubeola) [Internet]. CDC; [cited 2020 Dec 31]. Available from: https://www.cdc.gov/measles/index.html

Share your thoughts