Cek Fakta Klorokuin: Tepatkah Digunakan untuk Pengobatan Covid-19?
Wabah virus corona terus menunjukkan peningkatan insidensi dan angka kematian secara global maupun nasional. Kondisi ini tentunya menantang para peneliti untuk menemukan senjata yang ampuh dalam memerangi virus tersebut. Sejumlah kabar kemudian merebak terkait khasiat obat dan bahan herbal yang dipercaya mampu menangkal virus corona, salah satunya adalah klorokuin. Meskipun WHO belum merekomendasikan obat apapun dalam menangani Covid-19, sejumlah peneliti justru percaya bahwa klorokuin dapat menjadi kandidat obat penangkal virus corona. Lantas, bagaimana kebenaran informasi tersebut?
Apa itu klorokuin?
Klorokuin adalah salah satu jenis obat antimalaria yang sering pula digunakan dalam beberapa gangguan sistem imun. Sejak tahun 1940-an, obat ini telah ramai digunakan dalam pengobatan malaria. Sebagai daerah endemis malaria, masyarakat Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan obat ini. Senyawa aktif klorokuin mampu diserap tubuh dengan cepat dan terakumulasi di jaringan yang mengandung melanin. Melanin adalah senyawa pigmen yang memberi warna pada kulit dan jaringan lainnya.
Klorokuin memiliki waktu peluruhan sekitar 3-5 hari dan kemudian dibuang dalam urin. Tak hanya efektif membasmi malaria, obat ini juga umum digunakan bagi penderita SLE (lupus eritematosus sistemik) karena dapat menurunkan angka kematian serta meringankan gejala pada kulit dan nyeri sendi.
Apakah klorokuin ampuh menyembuhkan Covid-19?
Faktanya, uji klinis in vitro yang dilakukan pada >100 pasien Covid-19 di Cina menunjukkan bahwa klorokuin efektif dalam mengurangi lama gejala, mencegah perburukan kondisi pneumonia serta terbukti tidak memicu efek samping yang parah. Hal inilah yang membuat Tiongkok yakin untuk memasukkan klorokuin sebagai salah satu rekomendasi dalam terapi Covid-19. Akan tetapi, untuk mencapai bukti kuat terkait ketepatan dan efektivitas penggunaannya, pemerintah Tiongkok masih menunggu hasil dari 23 uji klinis lainnya yang masih terus digarap hingga kini.
Sebuah ulasan sistematis mengenai efektivitas klorokuin dalam mengobati Covid-19 menunjukkan beberapa persamaan data. Dalam artikel yang diterbitkan oleh The Dutch Center of Disease Control, disebutkan bahwa klorokuin dapat diberikan pada pasien dengan infeksi parah. Namun, penggunaannya perlu dihentikan pada hari ke-5 untuk mengurangi efek samping. Sebuah artikel dari Italia juga merekomendasikan penggunaan klorokuin 500 mg sebanyak dua kali sehari dengan batas penggunaan selama 10 hari.
Hingga saat ini, WHO belum mengeluarkan rekomendasi apapun terkait pengobatan spesifik untuk Covid-19. Oleh karena itu, penggunaan klorokuin dalam pengobatan Covid-19 bisa dikatakan belum terstandardisasi mengingat statusnya yang masih menjalani sejumlah uji klinis dan tentunya harus memenuhi protokol penelitian, seperti hanya boleh digunakan dalam konteks penelitian disertai pemantauan yang ketat.
Langkah sigap pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak memborong klorokuin atau pun menyimpan dan menimbunnya di rumah. Obat ini termasuk obat keras dan penggunaannya memerlukan resep dokter. Lagi pula, obat ini belum ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia sebagai obat pilihan untuk Covid-19. Apabila digunakan sembarangan, klorokuin mampu memicu efek samping berupa gangguan pendengaran dan penglihatan permanen, gangguan pernapasan berat serta henti jantung.
Melihat efek sampingnya yang tak main-main, konsumsi klorokuin tentunya bukan pilihan yang tepat untuk mencegah Covid-19. Tindakan pencegahan, seperti menjaga kebersihan tubuh, konsumsi makanan yang sehat, aktivitas fisik teratur, dan istirahat yang cukup dapat dilakukan untuk mempertahankan imunitas tubuh tetap prima dalam menghalau infeksi.
Lihat artikel lain seputar Covid-19 di: https://beranisehat.com/tag/covid-19/
Referensi:
- Colson P, Rolain J, lagier J, Brouqui P, Raoult D. Chloroquine and hydroxychloroquine as available weapons to fight COVID-19. International Journal of Antimicrobial Agents. 2020 feb 27 [cited 2020 March 23]; 1-12.
- Katzung BG. Basic & clinical pharmacology. 14th New York: McGraw-Hill Education; 2018.
- Cortegiani A, Ingoglia G, Ippolito M, Giarratano A, Einav S. A systematic review on the efficacy and safety of chloroquine for the treatment of COVID-19. J Crit Care. 2020 Mar 10 [cited 2020 Mar 23]; doi: 10.1016/j.jcrc.2020.03.005.