Cuka Apel untuk Perawatan Kulit: Benarkah Membawa Manfaat?

Pahami “sisi lain” dari produk viral ini sebelum menambahkannya ke dalam rangkaian perawatan kulit Anda!

Cuka apel marak diperbincangkan di dunia kecantikan kulit belakangan ini. Cuka apel disebut-sebut memiliki beragam manfaat bagi kesehatan dan kecantikan kulit wajah. Cairan ini diklaim mampu mengatasi jerawat, mencerahkan dan meratakan warna kulit, bahkan mengencangkan kulit. Klaim-klaim yang beredar tersebut berhasil membuat banyak orang berbondong-bondong menjadikan cuka apel sebagai bagian dari perawatan kulit wajah mereka. Namun, bagaimanakah kebenaran dari klaim-klaim tersebut?

Sebagaimana namanya, cuka apel merupakan jenis cuka yang dibuat dari bahan baku apel. Untuk menghasilkan cuka apel, cairan sari dari apel diambil. Setelah itu, sari apel akan melalui proses fermentasi. Hasil dari fermentasi sari apel kemudian diproses lebih lanjut dengan penambahan bakteri. Jenis bakteri yang paling umum digunakan adalah bakteri dari golongan Acetobacter. Seluruh proses tersebut akhirnya menghasilkan produk cuka apel dengan kandungan utama berupa senyawa asam asetat.

Cuka apel bukanlah hal yang baru muncul saat ini. Pada tahun 400 SM, Hippocrates telah meresepkan cuka apel sebagai obat demam. Sekarang ini, produk-produk cuka apel yang beredar di pasaran umumnya diperuntukkan sebagai penambah cita rasa asam pada makanan. Jarang dari produk tersebut yang memang dikhususkan untuk perawatan kulit wajah. Sumber awal dari tren penggunaan cuka apel di wajah juga tidak diketahui dengan jelas.

Faktanya, belum terdapat bukti ilmiah yang cukup kuat terkait manfaat cuka apel terhadap kulit wajah. Beberapa penelitian memang menemukan bahwa cuka apel mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur jenis tertentu. Sifat antimikroba dan antijamur ini kemungkinan dapat membersihkan kulit wajah dari bakteri maupun jamur yang berpotensi menyebabkan permasalahan kulit. Namun, perlu diingat bahwa penelitian-penelitian tersebut dilakukan terhadap bakteri dan jamur yang tumbuh di media kultur khusus. Laporan hasil penelitian mengenai penggunaan cuka apel di kulit manusia masih sangat minim. Oleh karena itu, belum dapat disimpulkan bahwa cuka apel benar-benar efektif sebagai produk perawatan kulit, apalagi kulit wajah.

Di sisi lain, penggunaan cuka apel malah berpotensi menimbulkan efek buruk di kulit. Kandungan utama cuka apel adalah senyawa asam asetat di mana kandungan asam dalam konsentrasi yang terlalu tinggi ini dapat mengakibatkan luka bakar kimiawi di kulit. Sebagai contoh, pada Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology tercatat sebuah kasus seorang gadis 14 tahun mengalami erosi pada kulit hidungnya setelah mengaplikasikan beberapa tetes cuka apel pada area tersebut. Selain itu, Journal of the American Academy of Dermatology melaporkan kasus seorang anak laki-laki berusia 6 tahun mengalami luka bakar di kakinya. Luka bakar muncul setelah ibu dari anak tersebut menempelkan kapas yang telah dibasahi dengan cuka apel pada kaki anaknya selama sekitar 8 jam.

Oleh karena itu, jangan pernah mengaplikasikan cuka apel pada kulit tanpa melarutkannya dengan air terlebih dahulu. Cuka apel yang telah dilarutkan dalam air diharapkan memiliki konsentrasi asam yang lebih rendah. Meskipun begitu, cuka apel terlarut air pun belum dapat dipastikan keamanannya terhadap kulit wajah. Cuka apel yang telah dilarutkan masih berpotensi menimbulkan kerusakan kulit, terutama pada kulit yang sensitif. Dengan demikian, penggunaan cuka apel untuk kulit tidak boleh dilakukan sembarangan. Hal paling baik yang bisa Anda lakukan adalah berkonsultasi kepada dokter kulit sebelum mengaplikasikan cuka apel pada wajah.

Meskipun terkesan aman, penggunaan bahan alami untuk perawatan kulit justru memerlukan pengetahuan mengenai kandungan dan manfaat yang ingin dicapai. Pemanfaatan bahan alami untuk mempercantik kulit perlu dilakukan dengan sangat bijak untuk menghindari risiko kerusakan kulit atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter kulit terlebih dahulu sebelum mencoba produk-produk kecantikan, terutama produk yang memang tidak ditujukan untuk pengaplikasian langsung ke kulit. Tips yang populer di internet belum tentu tepat untuk diterapkan pada semua jenis kulit. Kita sebagai pengguna internet harus bijak dalam menyikapi segala tren yang beredar di dunia maya. hani, taris, gaby

Share your thoughts