Delmicron, Fakta atau Mitos?

Hingga saat ini, penyebaran varian Delta dan Omicron masih belum teratasi sepenuhnya. Namun, baru-baru ini muncul isu terkait adanya varian Delmicron. Apakah varian ini benar-benar ada?

Akhir-akhir ini, masyarakat dihebohkan dengan berita kemunculan varian baru virus SARS-CoV-2 yang dinamai Delmicron, yang merupakan gabungan antara varian Delta (B.1.617.2) dan Omicron (B.1.1.529). Varian Delta diketahui sangat mudah menular dan lebih mungkin menyebabkan Covid-19 berat/kritis, sedangkan varian Omicron diketahui lebih mudah menular dibandingkan varian Delta. Dengan demikian, gabungan kedua varian tersebut akan menciptakan varian yang sangat mudah menular dan menyebabkan penyakit Covid-19 berat. Namun apakah benar varian Delmicron itu ada? Apakah benar Delmicron dapat lebih mudah menular dan lebih mungkin menyebabkan gejala-gejala Covid-19 berat?

Isu terkait kemunculan varian Delmicron bermula dari pernyataan salah seorang anggota Satgas Covid-19 India bernama Dr. Shashank Joshi. Dalam pernyataannya, Joshi menyebutkan bahwa varian Delmicron, yang merupakan gabungan antara varian Delta dan Omicron, menyebabkan peningkatan kasus harian Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Hal tersebut sontak membuat publik panik karena kemunculan varian baru SARS-CoV-2 telah beberapa kali membuat dunia berhenti beraktivitas.

Setiap varian SARS-CoV-2 baru yang berpotensi menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 akan segera diidentifikasi oleh WHO sebagai variant of concern (VoC). Penamaan varian-varian baru SARS-CoV-2 umumnya mengikuti nomenklatur alfabet Yunani, mulai dari alpha, beta, gamma, delta, dan seterusnya. Oleh karena itu, apabila terdapat varian baru, WHO akan menamainya sesuai dengan alfabet Yunani setelah omicron seperti pi, rho, sigma, tau, dan seterusnya. Informasi akurat mengenai varian-varian SARS-CoV-2 dapat ditemukan pada laman WHO berikut ini: Tracking SARS-CoV-2 variants

Faktanya, hingga saat ini belum ada publikasi resmi dari WHO yang menyatakan adanya kemunculan varian baru bernama Delmicron. Pernyataan tersebut lantas mendapatkan berbagai tanggapan penyangkalan dari para ahli kesehatan, mulai dari para pakar kesehatan India, mantan direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara, hingga Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.

“Delmicron” yang dimaksud dalam pernyataan tersebut sebenarnya mengacu pada banyaknya kasus varian Delta dan varian Omicron secara bersamaan pada suatu daerah yang diduga menjadi pemicu lonjakan kasus di negara-negara Barat, tetapi bukan merupakan suatu varian baru. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada varian Delmicron SARS-CoV-2.

 

Referensi:

  1. Bhayangkara CS. Apa itu Delmicron: Gejala, tingkat penularan, perbedaan dengan Omicron, faktanya. Jakarta: Suara.com; 2021 Dec 26 [cited 2021 Dec 28]. Available from: https://www.suara.com/health/2021/12/26/134946/apa-itu-delmicron-gejala-tingkat-penularan-perbedaan-dengan-omicron-faktanya
  2. Ramadhan FM. Hoaks varian Delmicron, begini fakta dan penjelasannya. Jakarta: Tempo.co; 2021 Dec 28 [cited 2021 Dec 28]. Available from: https://grafis.tempo.co/read/2900/hoaks-varian-delmicron-begini-fakta-dan-penjelasannya
  3. The Times of India. Covid-19 variant: What is Delmicron and how is it different from Omicron?. Mumbai: Bennett, Coleman & Co Ltd.; 2021 Dec 27 [cited 2021 Dec 27]. Available from: https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/covid-19-variant-what-is-delmicron-and-how-is-it-different-from-omicron/photostory/88472473.cms
  4. India Today Web Desk. Delmicron chatter while world faces Omicron threat. Is it even a thing?. New Delhi: India Today; 2021 Dec 23 [updated 2021 Dec 24; cited 2021 Dec 28]. Available from: https://www.indiatoday.in/coronavirus-outbreak/story/what-is-delmicron-world-faces-omicron-threat-covid-1891402-2021-12-23
  5. Tracking SARS-CoV-2 variants. Geneva: World Health Organization; n.d. [cited 2021 Dec 28]. Available from: https://www.who.int/en/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants/

 

Penulis: Gilbert Lazarus
Editor: Alexander Rafael Satyadharma

Share your thoughts