Ejakulasi Dini
Daftar Isi
Definisi
Ejakulasi dini merupakan ejakulasi yang terjadi sebelum ejakulasi yang diharapkan oleh laki-laki atau pasangannya. Ejakulasi terjadi ketika cairan semen dikeluarkan dari sistem reproduksi laki-laki. Apabila terjadi sebelum saat yang diharapkan, ejakulasi dini dapat menyebabkan orgasme pada laki-laki ketika orgasme pada pasangannya belum tercapai.
WHO mendefinisikan ejakulasi dini sebagai ketidakmampuan laki-laki untuk menahan ejakulasinya sebelum pasangannya mencapai orgasme—dengan manifestasi berupa ejakulasi sebelum atau sesaat dimulainya senggama, atau ejakulasi yang menyebabkan ereksi berikutnya tidak cukup untuk memungkinkan terjadinya senggama.
Kondisi ini ditemui pada 30% laki-laki dan menempati 40% penderita disfungsi seksual di Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa ejakulasi dini adalah gangguan seksual yang paling sering dialami laki-laki.
Sinonim: Ejakulasi prematur
Etiologi & Faktor Risiko
Penyebab pasti dari kondisi ini belum ditentukan. Namun, beberapa faktor risiko terbukti memengaruhi ejakulasi dini. Faktor biologis meliputi:
- Kadar serotonin yang abnormal; rendahnya serotonin diperkirakan dapat memperpendek waktu untuk mencapai ejakulasi;
- Level hormon yang abnormal, seperti LH, prolaktin, dan TSH;
- Predisposisi biologis berupa gairah yang berlebih ditinjau dari susunan saraf simpatik;
- Inflamasi dan/atau infeksi prostat atau uretra
Faktor psikologis juga dapat berkontribusi terhadap kondisi ini, antara lain:
- Depresi;
- Kecemasan;
- Stres;
- Rasa bersalah;
- Perfeksionisme;
- Harapan yang tidak realistis dalam hubungan seksual;
- Masalah dalam relasi;
- Riwayat kekerasan seksual;
- Kurangnya percaya diri atau citra diri yang buruk;
- Riwayat supresi hasrat seksual.
Penyebab lainnya adalah negative cultural conditioning, yakni fenomena dimana laki-laki terlalu tergesa-gesa dalam melakukan hubungan seksual, salah satunya karena pengalaman hubungan seksual pertama yang terlalu tergesa-gesa, seperti melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersial ataupun dilakukan dengan rasa takut.
Secara umum, ejakulasi dini merupakan kondisi psikologis.
Diagnosis
Kriteria diagnosis yang biasa dipakai adalah DSM-5. Pasien akan mengeluhkan terjadinya ejakulasi sebelum hal itu diinginkan. DSM-5 mendefinisikan ejakulasi dini sebagai berikut:
- Ejakulasi terjadi saat berhubungan seksual 1 menit setelah penetrasi vagina dan sebelum individu menginginkannya, pada seluruh atau hampir semua aktivitas seksual (75-100% hubungan seksual yang dilakukan);
- Gejala menetap minimal 6 bulan dan menimbulkan gangguan pada individu;
- Disfungsi tersebut tidak dapat dijelaskan oleh penyebab organik, kondisi medik umum, efek obat-obatan, gangguan dalam hubungan, atau stresor lainnya di lingkungan.
Tingkat keparahan ejakulasi dini meliputi ringan sampai parah, dengan klasifikasi sebagai berikut:
- Ringan: terjadi sekitar 30 detik-1 menit setelah penetrasi;
- Sedang: terjadi sekitar 15-30 detik setelah penetrasi;
- Parah: terjadi sebelum penetrasi dimulai, atau 1-15 detik setelah penetrasi.
Tata Laksana
Tata laksana ejakulasi dini terdiri atas obat-obatan, yakni antidepresan ataupun antipsikotik ringan.
Selain itu, beberapa terapi perilaku juga dapat menjadi opsi untuk meningkatkan toleransi dan memperlambat ejakulasi untuk terjadi, seperti squeeze technique (teknik pencet). Teknik pencet membutuhkan pasien untuk berada di ambang ejakulasi, dan pasangannya harus memencet perbatasan antara glans dan batang penis agar rasa akan ejakulasi hilang. Selain itu, teknik stop-start juga dapat dipilih, yakni menghentikan aktivitas seksual sebelum ejakulasi dan menunggu hingga tingkat rangsangan pasien sudah agak berkurang.
Prognosis dan Komplikasi
Tingkat kesuksesan setelah terapi, terutama terapi seks, umumnya baik—berkisar di angka 30-70%. Namun, kekambuhan seringkali dijumpai. Beberapa pria membutuhkan terapi seumur hidup. Selain itu, ejakulasi dini dapat berpotensi membuat kepercayaan diri individu menurun hingga mengakibatkan depresi.
Ejakulasi dini dapat menyebabkan pasangan tidak dapat memiliki anak—jika ejakulasi tidak dapat terjadi di dalam vagina. Kondisi ini juga berpotensi meningkatkan stres, kecemasan, dan masalah dalam hubungan.
Referensi
- Adikusumo A, Damping CE. Gangguan psikoseksual. In: Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. 3rd ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018. p.368.
- Crowdis M, Nazir S. Premature Ejaculation. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jun [cited 2020 Dec]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546701/