Ejakulasi tertunda

Definisi penyakit

Ejakulasi tertunda adalah gangguan pada laki-laki terkait fungsi orgasme. Ejakulasi tertunda didefinisikan sebagai penundaan yang menetap atau berulang atau hilangnya kemampuan untuk orgasme setelah fase perangsangan seksual normal saat aktivitas seksual. Seorang pria yang mengalami kondisi ini kesulitan untuk berejakulasi walaupun terdapat rangsangan seksual yang adekuat dan keinginan untuk mencapai orgasme. Gangguan ini dapat dibagi menjadi gangguan yang ada sejak masa pertumbuhan dan gangguan yang didapat.

Patogenesis penyakit dan patofisiologi gejala

Ejakulasi melibatkan berbagai organ dan proses yang rumit. Rangkaian ini juga diatur oleh berbagai neurotransmitter dan reseptornya yang bekerjasama untuk memulai proses ejakulasi. Secara luas, terdapat banyak kelompok penyebab ejakulasi tertunda. Gangguan ejakulasi tertunda bawaan disebabkan oleh faktor psikologis (misalnya kecemasan, masalah dalam hubungan, atau depresi) serta neurobiologis (adanya gangguan reseptor tertentu sehingga tidak dapat memerintahkan organ yang berhubungan untuk memulai rangkaian proses ejakulasi). Gangguan yang didapat biasanya disebabkan oleh faktor psikologis (trauma atau kurangnya rangsangan seksual) dan organik (adanya penyakit, seperti sklerosis multipel, neuropati diabetes, serta reseksi abdomen dan perineum). Adanya kondisi-kondisi ini menyebabkan kegagalan untuk memulai proses ejakulasi ketika ada rangsangan seksual yang adekuat.

Diagnosis

Tidak ada standar baku untuk mendiagnosis ejakulasi tertunda karena tidak ada kriteria tertentu. Karena penyebab dari ejakulasi tertunda sebagian besar adalah faktor organik dan psikologis, maka diperlukan anamnesis atau wawancara dengan pasien meliputi riwayat klinis dan pemeriksaan fisik yang fokus pada tanda dan gejala gangguan ini. Riwayat merupakan kunci diagnosis ejakulasi tertunda, dengan penyingkiran kemungkinan penyakit lain, seperti ejakulasi retrograd (ejakulasi tidak mengeluarkan cairan karena kembali ke organ sebelumnya), penurunan libido, dan rasa nyeri saat ejakulasi. Lalu, perlu dilakukan adanya gangguan ejakulasi tertunda dengan menanyakan durasi senggama. Terakhir, harus dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mungkin menyebabkan adanya gangguan.

Tata laksana

Apabila gangguan ini merupakan gangguan bawaan, maka dapat diberikan stimulasi getaran dan elektrik, latihan gerakan-gerakan tertentu, serta psikoterapi untuk memperbaiki keadaan. Gangguan ejakulasi tertunda didapat dapat diperbaiki dengan obat-obatan untuk mengatasi faktor penyebab, misalnya antidepresan. Apabila disebabkan oleh defisiensi hormon androgen, maka dapat diberikan terapi penggantian hormon. Selain itu, dapat dilakukan latihan lantai panggul dan psikoterapi.

Komplikasi dan prognosis

Penurunan kepuasan seksual, kecemasan, serta masalah pribadi terkait kehidupan seksual yang tidak memuaskan.

Referensi:

  1. Waldinger MD. Male ejaculation and orgasmic disorders. In: Balon R, Segraves RT, editors. Handbook of sexual dysfunction. Florida: Taylor & Francis Group; 2005. p.215-48
  2. Abdel-Hamid IA, Ali OI. Delayed ejaculation: pathophysiology, diagnosis, and treatment. World J Mens Health. 2018 Jan;36(1):22-40. doi: 10.5534/wjmh.17051. PMID: 29299903; PMCID: PMC5756804.
  3. Munjack DJ, Kanno PH. Retarded ejaculation: a review. Arch Sex Behav. 1979 Mar;8(2):139-50. doi: 10.1007/BF01541234. PMID: 112949. Available from: https://link.springer.com/article/10.1007/BF01541234.

Share your thoughts