Filariasis
Definisi
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing filaria (mikrofilaria) yang menular dengan perantaraan nyamuk sebagai vektor. Filariasis, disebut juga penyakit kaki gajah, merupakan penyakit kronis yang menyerang sistem limfatik dan menimbulkan pembesaran kaki, lengan, dan alat kelamin.
Pada tahun 2014, diperkirakan terdapat lebih dari 14.932 penderita filariasis di seluruh Indonesia. Selain menimbulkan disabilitas fisik, penyakit ini juga dapat menimbulkan masalah mental, sosial, dan finansial karena stigma masyarakat dan kemiskinan.
Sinonim: kaki gajah, filariasis limfatik
Wanita dengan kaki gajah (Sumber: https://www.who.int)
Gejala Klinis
Infeksi filariasis meliputi kondisi asimtomatik, akut, dan kronik.
Sebagian besar kasus filariasis asimtomatik dan tidak memperlihatkan tanda infeksi eksternal. Namun, pada tahap ini, parasit sudah dapat menular dan merusak sistem limfatik, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh.ii
Jika filariasis sudah berkembang menjadi kondisi kronik, dapat muncul beberapa gejala:
- Limfedema (pembengkakan jaringan). Biasanya umum pada kaki sehingga penyakit ini disebut penyakit kaki gajah.
- Elefantiasis (penebalan kulit/jaringan) pada ekstremitas; merupakan komplikasi limfedema
- Hidrokel (pembengkakan skrotum); merupakan komplikasi kronik paling umum
- Tropical pulmonary eosinophilia (< 1% pasien); gejala meliputi batuk, sesak, mengi, dan nyeri dada, infiltrat paru eosinofilik, hipereosinofilia, dan splenomegali. Paling banyak ditemukan di Asia Tenggara & Asia Selatan.
Gejala-gejala akut juga dapat muncul pada kondisi filariasis kronik, antara lain:
- Demam filarial; merupakan manifestasi akut filariasis paling umum. Demam dimulai dengan kaku dan tremor yang bertahan selama 1—3 jam dan dapat disertai muntah.
- Limfangitis dan limfadenitis (radang saluran limfatik); gejalanya meliputi nyeri, eritema, dan nyeri tekan di daerah nodus limfa yang radang.
- Dermatolimfangioadenitis akut (ADLA); gejalanya meliputi nyeri lokal, demam, menggigil, sakit kepala, dan muntah.
Etiologi & Patogenesis
Filariasis disebabkan oleh infeksi parasit nematoda (cacing gelang) dari famili Filariodidea. Terdapat 3 tipe cacing filaria penyebab filariasis:ii,
- Wuchereria bancrofti (90% kasus)
- Brugia malayi (sebagian besar kasus selain bancrofti)
- Brugia timori (jarang, hanya terdapat di daerah Nusa Tenggara, Indonesia)
Cacing dewasa akan tinggal di pembuluh limfatik dan mengganggu fungsi sistem limfatik. Cacing bisa hidup 6—8 tahun dan menghasilkan jutaan mikrofilaria (larva tidak dewasa) yang beredar di dalam darah.
Nyamuk (misalnya nyamuk Culex) akan mengisap mikrofilaria dari hos yang terinfeksi. Mikrofilaria akan tumbuh dewasa di dalam nyamuk dan setelah tumbuh menjadi larva dewasa, nyamuk yang menggigit manusia akan mengantarkan larva dewasa tersebut ke kulit manusia. Selanjutnya, larva akan masuk ke tubuh menuju pembuluh limfatik dan tumbuh menjadi cacing dewasa di sana.
Patofisiologi
Gejala akut yang dapat terjadi antara lain demam, limfangitis dan limfadenitis, dan serangan demam rekuren. Gejala akut ini diduga disebabkan oleh respons inflamasi dari cacing dewasa yang ganti kulit dan mati atau sekarat di pembuluh limfatik.
Seiring berkembangnya infeksi, nodus limfa membesar di berbagai bagian tubuh, termasuk ekstremitas, skrotum, dan testis. Pembesaran ini disebabkan oleh obstruksi limfa di pembuluh limfa karena adanya cacing dewasa dan respon reaktif host pada sistem limfatik.
Proses pembengkakan nodus limfa juga dapat diperberat infeksi bakteri berulang yang ikut menyebabkan jejas jaringan. Penebalan jaringan yang terinfeksi cacing akan menyebabkan pembengkakan, terutama di ekstremitas hingga menjadi elefantiasis filarial.
Diagnosis
Metode standar untuk diagnosis infeksi aktif filariasis adalah identifikasi mikrofilaria melalui pemeriksaan mikroskopis apusan darah tebal dengan pewarnaan Giemsa atau hematoksilin-eosin (H&E). Darah harus diambil pada waktu tertentu (malam/siang hari) tergantung aktivitas mikrofilaria di daerah tersebut. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan serologis untuk mendeteksi kadar IgG4 antifilarial darah. Namun, pada pasien yang sudah mengalami limfedema biasanya menunjukkan hasil lab negatif.
Tata Laksana
Dermatolimfangioadenitis Akut (ADLA)
Antibiotik lini pertama yang diberikan untuk ADLA adalah penicilin. Algoritma tatalaksana ADLA sebagai berikut:
Limfedema dan Elefantiasis
Tatalaksana dasar limfedema dan elefantiasis meliputi tindakan sederhana yang dapat dilakukan oleh pasien, antara lain:viii
- Cuci bagian yang bengkak
- Perawatan kulit
- Elevasi kaki dan olah raga
- Perawatan kaki
- Alas kaki yang nyaman
- Perawatan luka
- Terapi episode akut (ADLA)
Hidrokel
Hidrokel ringan dapat ditatalaksana dengan drainase limfatik. Jika sudah berat, dapat dilakukan hidrokelektomi.
Tatalaksana Antifilarial
Pasien yang positif mikrofilaria di dalam darahnya perlu menerima terapi antifilarial untuk mengeliminasi mikrofilaria. Pilihannya antara lain:
- Dosis tunggal kombinasi albendazol (400 mg) dan ivermektin (150—200 μg/kgBB) pada area dengan ko-endemik onkokersiasis.
- Dosis tunggal kombinasi albendazol (400 mg) dan dietilkarbamazin (6 mg/kgBB) atau dietilkarbamazin 6 mg/kgBB selama 12 hari pada daerah yang bukan ko-endemik onkokersiasis.
Pencegahan
Cara terbaik menghindari filariasis limfatik adalah menghindari gigitan nyamuk. Hal yang dapat dilakukan masyarakat pada daerah endemik filariasis untuk menghindari gigitan nyamuk:
- Tidur di ruangan ber-AC atau di bawah jaring nyamuk pada malam hari
- Menggunakan baju berlengan panjang dan celana panjang serta krim anti nyamuk pada malam hari hingga subuh.
Cara lain yaitu memberikan seluruh masyarakat daerah endemik obat antifilarial dan mengontrol nyamuk.
Komplikasi
Pada pasien dengan infeksi kronik jangka panjang dapat ditemukan:
- Limfedema
- Elefantiasis
- Hidrokel
- Kiluria
- Tropical pulmonary eosinophilia
Referensi
- InfoDATIN. Filariasis [Internet]. Kementerian Kesehatan RI; date unknown [cited on 2020 Jan 19]. Available on: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjRpdyto4_nAhXR7XMBHb1SC_oQFjADegQIBBAB&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-filariasis.pdf&usg=AOvVaw2PcvDdviYFM43P5I16QkpV
- World Health Organization. Lymphatic filariasis [Internet]. WHO; 2019 Oct 6 [cited on 2020 Jan 19]. Available on: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis
- Chandy A, Thakur AS, Singh MP, Manigauha A. A review of neglected tropical diseases: filariasis. Asian Pac J Trop Med. 2011 Jul;4(7):581-6
- Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – lymphatic filariasis – biology [Internet]. 2019 Aug 30 [cited on 2020 Jan 19]. Available on: https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology.html
- Murray PR, Rosenthal KS, Pfaller MA. Medical microbiology. 7th ed. PA: Saunders; 2013. p. 789.
- Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – lymphatic filariasis – diagnosis [Internet]. 2018 Mar 16 [cited on 2020 Jan 19]. Available on: https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/diagnosis.html
- World Health Organization. Lymphatic filariasis – diagnosis [Internet]. Date unknown [cited on 2020 Jan 19]. Available on: https://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/epidemiology_diagnosis/en/
- World Health Organization. Lymphatic filariasis: managing morbidity and preventing disability. Geneva: WHO; 2013. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/85347/9789241505291_eng.pdf;jsessionid=16DB402A2BA21ACE535B21F8C92EAEE5?sequence=1
- Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – lymphatic filariasis – prevention & control [Internet]. 2018 Mar 16 [cited on 2020 Jan 19]. Available on: https://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/prevent.html
- Taylor MJ, Hoerauf A, Bockarie M. Lymphatic filariasis and onchocerciasis. Lancet. 2010 Oct 2;376(9747):1175-85
- Gordon CA, Jones MK, McManus DP. The History of Bancroftian Lymphatic Filariasis in Australasia and Oceania: Is There a Threat of Re-Occurrence in Mainland Australia?. Trop Med Infect Dis. 2018 Jun 4;3(2).doi:10.3390/tropicalmed3020058full-text