Gangguan Bipolar
Definisi & Informasi Umum Penyakit
Definisi
Gangguan bipolar adalah penyakit multikomponen yang melibatkan gangguan mood berat, defisit neurofisiologis, perubahan imunologis dan fisiologis, dan gangguan menjalani aktivitas sehari-hari. Pasien dengan gangguan ini mengalami episode mania (periode ketika orang merasa sangat aktif, gembira dan penuh energi) atau hipomania (bentuk yang lebih ringan daripada mania), serta depresi.
Klasifikasi
Klasifikasi gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-V) adalah sebagai berikut.
- Gangguan bipolar I yang melibatkan peristiwa depresif dan manik.
- Gangguan bipolar II yang melibatkan peristiwa depresif dan hipomanik.
- Gangguan cyclothymic yang melibatkan gejala hipomanik dan depresif, namun tidak memenuhi kriteria peristiwa depresif.
- Bipolar yang diinduksi oleh zat atau obat-obatan dan gangguan yang berhubungan
- Bipolar karena kondisi medis lainnya.
- Bipolar spesifik lainnya.
- Bipolar tidak spesifik, dengan adanya gejala depresif dan hipomanik yang tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan-gangguan yang sudah disebutkan sebelumnya.
Epidemiologi
Studi epidemiologis menyatakan bahwa prevalensi gangguan bipolar I adalah 1% pada populasi umum. Penelitian lainnya yang dilakukan pada 11 negara menemukan bahwa prevalensi gangguan bipolar adalah 2,4%, dengan prevalensi 0,6% untuk tipe I dan 0,4% untuk tipe II.
Tanda dan Gejala
Penderita gangguan bipolar menunjukkan gejala manik (atau hipomanik) dan depresif. DSM-V menekankan bahwa gejala manik dan hipomanik dapat dikonfirmasi dengan adanya peningkatan aktivitas, energi, dan mood. Sementara itu, konfirmasi gejala depresif menurut DSM-V dapat dilakukan dengan adanya mood depresi dan/atau kehilangan ketertarikan atau kesenangan.
Selain gejala manik dan depresif, penderita juga dapat menunjukkan gejala campuran seperti insomnia, agitasi, perubahan selera (appetite), ciri-ciri psikotik, dan keinginan untuk mengakhiri hidup.
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi dan Faktor Risiko
Gangguan bipolar adalah interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan sosial. Namun, gangguan ini adalah salah satu kondisi diturunkan secara genetik (sebanyak 70% kasus). Etiologi dan faktor risiko biologisnya meliputi:
- Genetik
Risiko gangguan bipolar pada kerabat tingkat pertama adalah 5-10%.
- Usia ayah
Usia ayah yang lebih dari 45 tahun meningkatkan risiko bipolar sebanyak enam kali lipat.
- Kondisi yang diamati melalui neuroimaging:
- Volume grey matter lebih kecil
- Abnormalitas pada korteks prefrontal dan sistem limbik
- Penanda inflamasi meningkat, walaupun signifikansi hal ini masih belum diketahui.
- Obat-obatan. Obat seperti kortikosteroid, antiretroviral, tiroksin, L-dopa, stimulan, dan steroid anabolik dapat memicu mania, sekalipun patogenesisnya belum diketahui. Sementara itu, Antidepresan dapat memicu kenaikan mood.
Patogenesis
Mekanisme patogenesis gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Saat ini, diketahui bahwa terdapat perubahan ekspresi gen seperti CACNA1C dan ANK3 yang mengatur jaras persinyalan kalsium. Studi lain melaporkan adanya perubahan pada transcriptome dan pada adhesi serta diferensiasi sel. Hewan coba tikus menunjukkan bahwa gen yang terlibat dalam mekanisme circadian mereproduksi aspek fenotipe bipolar, dengan bekerja melalui efek dopaminergik.
Patofisiologi
Disfungsi pada sistem homeostatis tubuh menyebabkan perburukan gangguan bipolar. Hasilnya adalah keadaan simtomatis, resistensi terhadap penanganan, deteriorasi fungsi psikososial, dan berbagai komplikasi fisik.
Gambar 1. Skema terintegrasi patofisiologi bipolar disorder
Sumber: Chonnam Med J. 2016;52(1):18.
Diagnosis
Diagnosis gangguan bipolar ditegakkan berdasarkan kriteria episode manik, episode hipomanik, dan episode depresif. Berikut ini adalah kriteria dari masing-masing episode menurut DSM-V.
Gambar 2. Kriteria episode dalam gangguan bipolar
Sumber: Chonnam Med J. 2017;53(1):1.
- Diagnosis gangguan bipolar I dapat ditegakkan apabila kriteria episode manik terpenuhi.
- Diagnosis gangguan bipolar II dapat ditegakkan apabila kriteria episode hipomanik dan episode depresif terpenuhi (baik episode yang terjadi sekarang atau yang telah terjadi pada masa lampau).
- Diagnosis gangguan bipolar jenis lain ditegakkan apabila terdapat episode manik, hipomanik, dan/atau depresif yang tidak memenuhi kriteria episode depresif, manik, dan hipomanik pada Gambar 2, menurut DSM-V.
Tata Laksana
Tujuan terapi adalah membawa pasien pada mood yang stabil, di mana pengulangan episode bipolar dapat dicegah, gejala-gejala dapat dikurangi, serta fungsi okupasi dan sosial meningkat.
Tata laksana gangguan bipolar menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/73/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa:
Farmakologi
- Terapi Gangguan Bipolar, Agitasi Akut
Terapi di bawah ini diberikan secara injeksi.
- Lini I
- Injeksi IM Aripiprazol
- Injeksi IM Olanzapin
- Lini II
- Injeksi IM Haloperidol
- Injeksi IM Diazepam
2. Terapi Gangguan Bipolar, Episode Manik Akut
Terapi di bawah ini diberikan secara oral.
- Lini I
Litium, divalproat, olanzapine, risperidone, quetiapine, quetiapine XR, aripiprazole, litium atau divalproat+risperidone, litium atau divalproat+quetiapine, litium atau divalproat+olanzapine, litium atau divalproat+aripiprazole.
- Lini II
Karbamazepin, terapi kejang litstrik, litium+divalproat, paliperidone
- Lini III
Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat+haloperidol, litium+karbamazepin, klozapin
- Tidak direkomendasikan:
Gabapentin, topiramate, lamotrigine, risperidone+karbamazepin, olanzapine+karbamazepin
- Terapi gangguan bipolar, episode depresi akut
Terapi di bawah ini diberikan secara oral:
- Lini I: Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat+SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat
- Lini II: Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + lamotrigin
- Lini III: Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau divalproat + venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau divalproat atau AA + TCA, litium atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan topiramat.
- Tidak direkomendasikan: Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi
- Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar I
- Lini I: Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin, litium atau divalproat + quetiapin, Risperidon Injeksi Jangka Panjang (RIJP), penambahan RIJP, aripiprazol.
- Lini II: Karbamazepin, litium + divalproat, litium+karbamazepin, litium atau divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapine + fluoksetin
- Lini III: Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT, penambahan topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahan okskarbazepin
- Tidak direkomendasikan: Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi
- Terapi Gangguan Bipolar II, Episode Depresi Akut
- Lini I: Quetiapin
- Lini II: Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat + antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan
- Lini III: Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang mengalami hipomania)
- Terapi Rumatan
- Lini I: Litium, lamotrigine
- Lini II: Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan, kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik
- Lini III: Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT.
- Tidak direkomendasikan: Gabapentin
Non-Farmakologi (Intervensi Psikososial)
Intervensi psikososial dilakukan untuk mempertahankan kondisi remisi. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, seperti:
- Cognitive Behavioural Therapy (CBT)
- Terapi keluarga
- Terapi interpersonal
- Terapi kelompok
- Psikoedukasi
Komplikasi dan Prognosis
Gangguan bipolar dapat menyebabkan komplikasi biologis dan komplikasi psikososial. Komplikasi tersebut antara lain:
- Obstructive sleep apnea
- Peningkatan risiko melahirkan secara C-section sebanyak 2 kali lipat
- Masalah terkait dengan penggunaan obat dan alkohol
- Percobaan bunuh diri
- Masalah legal dan finansial
- Hubungan dan relasi terganggu
- Performa sekolah dan kerja buruk
Prognosis
- Penderita gangguan tipe I memiliki prognosis yang lebih buruk daripada gangguan depresi mayor.
- Hanya 7% pasien tidak mengalami kekambuhan, namun 40-50% pasien dengan gangguan bipolar I mengalami kekambuhan dalam dua tahun setelah episode pertama.
- Sebanyak 40% penderita mengalami gangguan bipolar kronik.
- Sebanyak 45% penderita mengalami lebih dari satu episode.
Referensi
- Rowland TA, Marwaha S. Epidemiology and risk factors for bipolar disorder. Ther Adv Psychopharmacol. 2018;8(9):251–269. Published 2018 Apr 26. doi:10.1177/2045125318769235
- Cutler JL. Psychiatry. 3rd ed. Oxford: Oxford University Press; 2014.
- American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association; 2013:311.
- Phillips ML, Kupfer DJ. Bipolar disorder diagnosis: challenges and future directions. Lancet. 2013;381(9878):1663–1671. doi:10.1016/S0140-6736(13)60989-7
- Culpepper L. The diagnosis and treatment of bipolar disorder: decision-making in primary care. Prim Care Companion CNS Disord. 2014;16(3):PCC.13r01609. doi:10.4088/PCC.13r01609
- McKnight R, Price J, Geddes J. Psychiatry. 5th ed. Oxford: Oxford University Press; 2019.
- Harrison PJ. Molecular neurobiological clues to the pathogenesis of bipolar disorder. Curr Opin Neurobiol. 2016;36:1–6.
- Muneer A. The Neurobiology of Bipolar Disorder: An Integrated Approach. Chonnam Med J. 2016;52(1):18.
- Muneer A. Mixed States in Bipolar Disorder: Etiology, Pathogenesis and Treatment. Chonnam Med J. 2017;53(1):1.
- Geddes JR, Miklowitz DJ. Treatment of bipolar disorder. Lancet. 2013;381(9878):1672–1682. doi:10.1016/S0140-6736(13)60857-0
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/73/2015 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa
- Moonga SS, Mischoulon D, Winkelman JW, Stern TA. Obstructive Sleep Apnea as a Complication of Bipolar Disorder and Its Treatment: A Review and Approach to Management. Prim Care Companion CNS Disord. 2017;19(6):17f02194. Published 2017 Nov 30. doi:10.4088/PCC.17f02194
- Solé E, Torres A, Roca A, et al. Obstetric complications in bipolar disorder: The role of mental health disorders in the risk of caesarean section. J Affect Disord. 2019;252:458–463. doi:10.1016/j.jad.2019.04.017
- Bipolar disorder [Internet]. Mayo Clinic. Mayo Foundation for Medical Education and Research; 2018 [cited 2020Apr11]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/symptoms-causes/syc-20355955