Gangguan Siklotimia
Definisi
Gangguan siklotimia merupakan gangguan mood primer yang memiliki ciri adanya episode-episode yang tidak memenuhi kriteria hipomania ataupun depresi. Penyakit ini merupakan kondisi kronik yang harus ada minimal 2 tahun pada orang dewasa ataupun lebih dari 1 tahun pada anak-anak dan remaja untuk dapat didiagnosis. Seperti gangguan psikiatrik lainnya, kondisi ini menyebabkan seseorang merasa terhambat dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan tidak disebabkan oleh kondisi medik lainnya.
Keadaan ini sering terjadi bersamaan dengan penyalahgunaan zat dan obat-obatan terlarang, dan perubahan suasana hati yang timbul berulang sering berdampak buruk pada kehidupan personal dan profesional pasien.
Sinonim: Siklotimia
Gejala Klinis
Seseorang dengan siklotimia akan merasakan episode mood yang turun (depressed) yang diikuti dengan episode hipomania (kebahagiaan yang amat sangat) serta energi yang meningkat dan kebutuhan tidur yang berkurang. Periode mood yang buruk tersebut tidak bertahan cukup lama untuk dapat didiagnosis sebagai gangguan depresi.
Selain itu, pasien dapat mengeluhkan hilangnya ketertarikan dan minat pada aktivitas yang dulu disukai selama episode tersebut. Perubahan suasana hati yang berulang kali juga dapat dikeluhkan.
Etiologi & Patofisiologi
Etiologi gangguan mood tipe bipolar meliputi sejumlah faktor risiko, seperti kerentanan genetik, gangguan pengaturan neurotransmitter, faktor lingkungan, maupun pengaruh obat-obatan. Peningkatan aktivitas dopaminergik ditemukan pada pasien dengan gangguan siklotimia. Peningkatan dopamin akan menyebabkan seseorang lebih banyak bicara, memiliki mood yang meningkat (elasi ataupun euforik), dan meningkatnya energi. Adapun rendahnya serotonin dan produksi serotonin yang menurun juga disoroti dalam gangguan ini.
Pengalaman buruk dan pola kognitif yang buruk juga berkaitan dengan meningkatnya episode depresi pada gangguan ini. Mania akut dapat dihubungkan dengan adanya disregulasi neurotransmitter akibat peningkatan sensitivitas pada jaras dopaminergik. Selain itu, sejumlah studi menunjukkan bahwa kejadian-kejadian yang meningkatkan stres dapat memicu 20-66% episode mood pada pasien. Kejadian tersebut meliputi pengalaman tidak menyenangkan dalam hidup, seperti kematian orang terdekat, gangguan siklus tidur, anggota keluarga dengan tingkat ekspresi emosi yang tinggi, dan dinamika keluarga yang tidak sehat.
Diagnosis
Presentasi kasus siklotimia yang paling sering ditemui adalah pasien datang dengan keadaan depresi atau campuran. Keadaan campuran tersebut meliputi mood depresi dengan energi yang meningkat, gelisah, atau kepala yang penuh ide. Dokter perlu meninjau riwayat episode manik pada pasien yang depresi, seperti berkurangnya kebutuhan tidur, pikiran yang membuat pasien susah tidur, iritabilitas menetap, ataupun perubahan suasana hati yang parah. Selain itu, petunjuk terhadap diagnosis lainnya adalah adanya episode judi yang berlebihan, aktivitas seksual yang tidak bertanggung jawab, riwayat gangguan bipolar pada keluarga, impulsivitas, cerai berulang kali, masalah keuangan atau hukum, riwayat percobaan bunuh diri, dan pemutusan hubungan kerja beberapa kali.
Temuan fisik pasien dalam episode manik adalah pasien terlihat cemas, gelisah, mood meledak-ledak, atau perilaku seksual berisiko. Sementara itu, pada pasien dalam depresi, ditemukan afek terbatas, penurunan aktivitas psikomotorik, dan pikiran-pikiran yang mengarah ke bunuh diri.
Pada diagnosis siklotimia, seluruh temuan tersebut bisa saja dijumpai asal tidak memenuhi seluruh kriteria episode mania, hipomania, maupun depresi. Kriteria kondisi lain tersebut dapat dicek pada artikel lain.
Pemeriksaan untuk mengeksklusi diagnosis kondisi medik umum meliputi pemeriksaan darah, profil metabolik komprehensif, tes hormon T3 dan T4, B12, folat, niasin, dan tes urin untuk melihat kemungkinan konsumsi obat-obatan terlarang. Obat-obatan yang sedang dikonsumsi juga perlu dievaluasi.
Tata Laksana
Tata laksana gangguan siklotimia berpusat pada pengelolaan faktor risiko, deteksi gejala sejak dini, dan terapi—seperti menghadiri sesi konseling dan intervensi farmakologis. Bagi pasien siklotimia, psikoedukasi adalah pilihan terapi terbaik. Pasien perlu sadar dan mau berjuang melawan kondisi ini.
Selain itu, tata laksana siklotimia dapat ditambah dengan regimen mood stabilizer. Dosis kecil akan bekerja lebih baik pada pasien siklotimia. Valproat direkomendasikan bila gejala pasien lebih didominasi kecemasan. Lamotrigin dapat dipilih jika polaritas cemas-depresi lebih menonjol. Sementara itu, litium dapat diberikan jika intensitas afektif ditemukan.
Diagnosis Banding
Gangguan mood lainnya dapat menjadi diagnosis banding kondisi ini. Selain itu, penyalahgunaan obat-obatan (amfetamin, kokain, halusinogen, opiat, dan alkohol), penggunaan obat-obatan (levodopa, steroid, dan obat psikofarmaka lainnya terutama antidepresan), sifilis, penyakit endokrin, lupus, defisiensi vitamin.
Prognosis dan Komplikasi
Pada umumnya, prognosis siklotimia cukup baik apabila pasien berada pada tilikan yang sudah cukup tinggi. Sekitar sepertiga pasien dapat memiliki gangguan mood lain—gangguan bipolar II paling sering ditemui. Prognosis bergantung pada mekanisme defensi, faktor kepribadian, dukungan dari lingkungan, dan terapi yang dijalankan. Apabila tidak diatasi, episode manik dapat berlanjut sampai 6 bulan dan masuk ke kriteria gangguan bipolar lainnya.
Konsekuensi paling parah dari gangguan siklotimia adalah bunuh diri. Selain itu, morbiditas ekstrem lainnya dapat timbul karena gejala siklotimia lainnya—relasi yang tidak sehat dan stabil, tidak mampu bersosialisasi dengan baik di tengah masyarakat, dan gangguan psikososial yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Referensi
- Bielecki JE, Gupta V. Cyclothymic Disorder. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan [updated 2020 Oct; cited 2020 Dec]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557877/
- Cyclothymia [Internet]. UK: NHS; date unknown [cited 2020 Dec]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/cyclothymia/