Hamil Tanpa Berhubungan Seks, Mungkinkah?

hamil tanpa berhubungan seks

Beberapa waktu lalu, Indonesia sempat dihebohkan dengan berita seorang janda di Cianjur yang dikabarkan hamil tanpa berhubungan seks. Wanita tersebut mengaku merasakan alat kelaminnya seperti “kemasukkan angin.” Setelah itu, ia memeriksakan diri ke puskesmas dan dinyatakan hamil. Tidak lama setelah itu, ia pun melahirkan. Pertanyaannya, mungkinkah hal tersebut benar-benar terjadi?

Kehamilan merupakan suatu bagian dari proses reproduksi. Jenis reproduksi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual hanya melibatkan satu induk dan keturunan yang dihasilkan akan identik atau sama dengan induk secara genetik. Reproduksi secara aseksual dapat ditemukan pada tumbuhan. Di sisi lain, reproduksi seksual memerlukan dua induk. Proses reproduksi manusia termasuk dalam jenis reproduksi secara seksual.

Proses reproduksi manusia memerlukan keterlibatan perempuan dan laki-laki. Sebelum menghasilkan keturunan, perempuan akan mengalami proses kehamilan. Kehamilan dapat terjadi apabila terjadi proses fertilisasi, yaitu pertemuan sperma dari laki-laki dengan ovum dari perempuan. Sperma dan ovum yang bertemu akan membentuk zigot yang akan berkembang menjadi janin nantinya.

Untuk menghasilkan keturunan, sperma dan ovum memiliki peranan yang sama penting. Keduanya masing-masing menyumbangkan separuh genetik pada keturunan yang dihasilkan. Jika salah satu dari sperma atau ovum tidak ada, keturunan tidak dapat dihasilkan. Ovum yang tidak dibuahi sperma tidak akan menjadi zigot; begitu pula sperma yang tidak membuahi ovum.

Pertemuan sperma dan ovum pada umumnya terjadi melalui hubungan seks yang dalam bahasa medis disebut kopulasi. Syarat terjadinya kehamilan adalah penis berada di dalam vagina ketika proses ejakulasi atau pengeluaran sperma dari penis. Jika sperma berada di luar vagina, sperma akan segera mati karena kering. 

Mengapa demikian?

Alasannya, sperma membutuhkan lingkungan tertentu untuk dapat bertahan hidup; lingkungan di dalam vagina merupakan salah satu lingkungan yang memungkinkan sperma untuk bertahan hidup. Sperma akan langsung mati jika terpapar udara atau dalam lingkungan yang tidak lembab.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hubungan seks diperlukan untuk terjadinya kehamilan. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan kedokteran, kini kehamilan tanpa hubungan seks dapat terjadi. Caranya yaitu melalui suatu teknik yang dikenal dengan sebutan fertilisasi in vitro yang berarti fertilisasi yang dilakukan di luar makhluk hidup. Contoh dari teknik fertilisasi in vitro yang cukup terkenal adalah bayi tabung. 

Fertilisasi in vitro dapat terjadi dengan mempertemukan sperma dan ovum di luar tubuh pada kondisi yang diatur supaya serupa dengan kondisi vagina agar sperma tidak mati. Setelah embrio terbentuk, barulah embrio ditanamkan pada uterus atau rahim perempuan untuk proses kehamilan.

Kehamilan tanpa hubungan seks dapat terjadi dengan teknik fertilisasi in vitro. Namun, untuk dapat hamil dan mendapatkan keturunan, diperlukan sperma yang berasal dari laki-laki. Kehamilan tidak mungkin terjadi karena hembusan angin yang masuk ke dalam alat kelamin seperti yang dikisahkan dalam berita yang menghebohkan beberapa waktu lalu.

Referensi:

Choe J, Archer JS, Shanks AL. In Vitro Fertilization. [Updated 2020 Sep 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562266/

Oliver R, Basit H. Embryology, Fertilization. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542186/

Pascual ZN, Langaker MD. Physiology, Pregnancy. [Updated 2020 Dec 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559304/

Penulis: Elbert Julyan Gravianto
Editor: Alexander Rafael Satyadharma

Share your thoughts