Hantavirus di Tengah Pandemi Corona

Telan 1 Korban Jiwa, Ini 8 Fakta Mengejutkan Virus Baru, Hantavirus

Akhir-akhir ini media massa ramai memberitakan seorang pria asal Yunan yang meninggal akibat infeksi hantavirus. Berita ini kemudian memancing kekhawatiran massa apabila virus ini juga dapat menyebabkan pandemi layaknya Covid-19. Lantas, apa itu hantavirus? Mari simak lebih lanjut!

Apa Itu Hantavirus?

Infeksi hantavirus merupakan salah satu zoonosis atau penyakit yang ditularkan hewan kepada manusia. Penyakit yang umumnya ditularkan hewan pengerat ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, berupa kelainan ginjal dan paru-paru. Meskipun kasusnya jarang dilaporkan, penyakit ini diketahui dapat menyebabkan gagal napas, salah satu gejala yang identik dengan komplikasi Covid-19. Kondisi inilah yang mungkin memicu keresahan warga.

Situasi Infeksi Hantavirus di Dunia

Meskipun baru hangat dibicarakan akhir-akhir ini, infeksi hantavirus sebenarnya telah dikenal sejak abad ke-20. Penyakit ini ditemukan di berbagai belahan dunia dengan jumlah kejadian dan mortalitas yang rendah sehingga jarang terdengar. Sekitar 70%-90% kasus infeksi hantavirus bergejala klinis paling banyak dilaporkan terjadi di Tiongkok. Di Indonesia sendiri, belum banyak kasus yang dilaporkan.

Bagaimana Virus Ini Menular?

Cara penularan hantavirus sedikit berbeda dengan virus corona yang menyebar dari satu manusia ke manusia lainnya, ataupun arbovirus yang menyebar melalui serangga. Hantavirus dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan pengerat yang terinfeksi maupun lewat sekret yang dikeluarkannya. Selain itu, penularan lewat udara atau debu dari benda-benda yang terkontaminasi urin atau feses hewan pengerat yang terinfeksi juga memungkinkan.

Gejala Apa yang Mungkin Timbul?

Berdasarkan gejalanya, penyakit ini dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu haemorrhagic fever and renal syndrome (HFRS) dan haemorrhagic pulmonary syndrome (HPS). Secara umum terdapat gejala awal dan gejala lanjutan yang mungkin dapat muncul. Pada tipe HPS, gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, diare, muntah, nyeri perut, dan menggigil. Setelah 4 hingga 10 hari gejala awal muncul, gejala lanjutan kemudian mulai dirasakan. Gejala tersebut berupa batuk dan sesak napas karena paru-paru terisi oleh cairan.

Selanjutnya pada tipe HFRS, gejala awal berupa demam lebih dari 39oC yang dapat disertai bintik perdarahan di wajah, wajah terasa panas, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan nyeri pada bola mata. Selanjutnya pasien juga mungkin mengalami tekanan darah rendah dan volume kencing berkurang. Pada beberapa individu dapat terjadi gejala lanjutan, seperti perdarahan pada alat pencernaan dan terganggunya sistem pernapasan.

Sama seperti infeksi virus lainnya, penyakit ini juga memiliki masa inkubasi atau periode sejak individu terinfeksi hingga mengalami gejala. Masa inkubasi penyakit hanta berkisar antara 14 hingga 17 hari pada tipe HPS dan 2 hingga 8 minggu pada tipe HFRS.

Cara Mencegah Penularan Hantavirus

Mengingat penularan melalui hewan pengerat, penyebarannya dapat dicegah dengan sanitasi rumah yang baik. Daerah yang terdapat banyak tikus dianjurkan untuk memasang kawat kasa agar tikus tidak bebas masuk ke rumah. Selain itu, penularan dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan cuci tangan dengan baik dan benar terutama sebelum makan.

 

Referensi

  1. Kimberlin DW, Brady MT, Jackson MA, Long SS. Red book 2018-2021: report of the committee on infectious diseases. United States: American Academy of Pediatrics; 2018. 31st ed. Section 3: Hantavirus pulmonary syndrome, p 375-378.
  2. Heymann, D. Control of Communicable Diseases Manual. 20th Edition. Chapter 10: Hantaviral Diseases. United States: American Public Health Association; 2015, p 245-249.
  1. Centers for Disease Control and Prevention. Hantavirus [Internet]. 2013 [cited 30 Mar 2020]. Available from: www.cdc.gov/hantavirus/index.html.
  2. Sendow I, Dharmayanti NLPI, Saepullah M, Adjid RMA. Infeksi hantavirus: penyakit zoonosis yang perlu diantisipasi keberadaannya di indonesia. Ind J Anim Vet Sci [Internet]. 2016 Apr 18;26(1):17-26. Available from: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/hanta-indrawati_sendow.pdf

Share your thoughts