Jaringan 5G Sebabkan Varian Delta Hingga Hewan Mati Bergelimpangan?
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan oleh postingan kontroversial mengenai jaringan 5G yang disebut mematikan dan merupakan agenda depopulasi masyarakat dunia dengan menciptakan varian delta. Sebenarnya, apa itu jaringan 5G dan apakah benar radiasinya berbahaya?
Masyarakat Indonesia tidak lama lagi akan dapat menikmati layanan jaringan seluler generasi kelima atau 5G. Dilansir dari CNN, teknologi jaringan 5G diklaim dapat menyambungkan lebih banyak perangkat dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan jaringan 4G LTE yang ada saat ini, bahkan hingga 10-100 kali lebih cepat.
Secara singkat, jaringan 5G bekerja dengan cara menyambungkan perangkat secara nirkabel dengan menara seluler pada frekuensi lebih tinggi. Pada frekuensi baru ini, informasi yang lewat per milisekonnya tidak sepadat jaringan yang sudah ada. Oleh karena itu, jaringan 5G memiliki kemampuan untuk membawa lebih banyak informasi dengan laju yang lebih cepat. Selain itu, teknologi termutakhir ini juga dinilai mampu menghadirkan komunitas dan kota pintar sebagai dukungan koneksi terhadap makin maraknya kehadiran berbagai perangkat pintar dan mobil dengan kemudi otomatis.
Kehadiran teknologi revolusioner ini sayangnya tidak disambut baik oleh semua orang. Beberapa orang justru skeptis atas teknologi baru yang tidak dipahaminya. Ketakutan akan jaringan 5G selanjutnya mendorong orang-orang tersebut menciptakan berbagai kabar bohong tentang jaringan 5G yang tidak jelas asal usulnya.
Salah satu contoh disinformasi terkait jaringan 5G yang banyak beredar di masyarakat ialah unggahan di Facebook soal menara seluler bermerek Delta yang diyakini sebagai asal varian delta SARS-CoV-2. Ada pula unggahan video yang viral di WhatsApp dan Telegram berisikan cuplikan foto dan video burung-burung mati di jalanan akibat radiasi sinyal 5G yang mematikan. Kemkominfo dan kanal resmi Covid19.go.id telah menekankan bahwa kedua unggahan tersebut merupakan hoaks belaka.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, tulisan “Delta” pada menara seluler dalam unggahan tersebut merupakan identitas perusahaan infrastruktur asal Taiwan yang telah ada sejak tahun 1971, yaitu Delta Power Solutions. Sementara itu, varian delta virus korona muncul karena adanya mutasi (perubahan genetik) pada virus korona. Virus yang bermutasi ini selanjutnya terus menyebar dari satu orang ke orang lainnya sehingga varian tersebut akhirnya menyebabkan lonjakan kasus.
Narasi video mengenai kematian massal burung-burung di jalanan akibat jaringan 5G juga telah dibantah oleh lembaga penelitian Wageningen Bioveterinary Research, Belanda, sebagai pihak yang melakukan pemeriksaan forensik burung-burung di dalam video tersebut. Lembaga ini menyebutkan, kemungkinan terbesar kematian burung-burung tersebut diakibatkan oleh perdarahan akibat benturan dan keracunan buah yew.
Menanggapi maraknya teori konspirasi mengenai 5G dan Covid-19, Dr. Simon Clarke dari University of Reading, Inggris, menyatakan bahwa ide tersebut hanya omong kosong karena jaringan 5G sama halnya seperti jaringan elektromagnetik yang telah lama digunakan sebagai jaringan seluler. Di samping itu, Covid-19 tidak mungkin disebabkan oleh penyebab lain selain virus.
Seperti radiasi gelombang radio pada umumnya, energi yang dihasilkan oleh jaringan 5G cukup rendah dibandingkan dengan radiasi gelombang terionisasi seperti sinar X maupun sinar gamma yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Hingga saat ini, masih belum ditemukan bukti kuat yang menyatakan radiasi gelombang radio atau 5G dalam rentang aman dapat menyebabkan penurunan imun tubuh atau masalah kesehatan yang serius, apalagi kematian massal populasi masyarakat dunia. rafaella
Referensi:
- Duffy C. What is 5G? your questions answered [Internet]. 2020 Mar 6 [cited 2021 Aug 29]. Available from : https://edition.cnn.com/interactive/2020/03/business/what-is-5g/
- Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. [Hoaks] varian delta covid-19 berasal dari radiasi jaringan 5G [Internet]. 2021 Aug 25 [cited 2021 Aug 29]. Available from : https://kominfo.go.id/content/detail/36579/hoaks-varian-delta-covid-19-berasal-dari-radiasi-jaringan-5g/0/laporan_isu_hoaks
- Covid19.go.id. [Salah] hewan mati bergelimpangan karena efek radiasi 5G [Internet]. 2021 Aug 21 [cited 2021 Aug 29]. Available from : https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-hewan-mati-bergelimpangan-karena-efek-radiasi-5g
- Clarke S. Covid-19: 5G conspiracy theories are ‘complete rubbish’ [Internet]. University of Reading. 2020 Apr 14 [cited 2021 Aug 29]. Available from : http://www.reading.ac.uk/news-and-events/releases/PR839973.aspx
- American Cancer Society. Radiofrequency (RF) radiation [Internet]. 2020 Jun 1 [cited 2021 Aug 29]. Available from : https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/radiation-exposure/radiofrequency-radiation.html
Penulis: Rafaella Shiene Wijaya
Editor: Alexander Rafael Satyadharma