Penyebab COVID-19 Bukan Virus?
Terdapat klaim bahwa penyebab COVID-19 bukan virus, tetapi kekurangan vitamin. Apakah benar?
Beredar berita di masyarakat bahwa penyebab COVID-19 bukan infeksi virus, melainkan hanya kekurangan vitamin B, C, dan zinc. Berita tersebut pun mengklaim, konsumsi tambahan vitamin tersebut dapat membuat kita kebal dari COVID-19.
Klaim tersebut keliru karena sejak awal pandemi, virus penyebab COVID-19, yaitu SARS-CoV-2, telah ditemukan dan diisolasi dari para penderitanya. Dengan demikian, jelas bahwa penyakit COVID-19 disebabkan oleh infeksi virus tersebut yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Bagaimana kita tahu SARS-CoV-2 merupakan virus yang menyebabkan COVID-19? Infeksi virus akan memicu tubuh manusia mengeluarkan respons imun yang menghasilkan antibodi yang bekerja spesifik terhadap virus tersebut sehingga tercipta kekebalan. Konsep ini yang mendasari pemeriksaan antibodi COVID-19 yang sempat digunakan pada saat awal pandemi.
Selain itu, kita juga dapat langsung menemukan materi genetik virus penyebab COVID-19 pada saluran pernapasan melalui pemeriksaan PCR yang sekarang menjadi pemeriksaan utama untuk diagnosis COVID-19. Fakta bahwa sudah ditemukannya antibodi yang bekerja spesifik terhadap SARS-CoV-2 serta materi genetik SARS-CoV-2 pada tubuh penderita COVID-19 mematahkan hoaks yang menyebutkan tidak adanya virus penyebab COVID-19.
Kemudian, apakah ada hubungannya kekurangan vitamin dengan penyakit COVID-19? Sebelum adanya pandemi, kita sudah mengetahui bahwa vitamin memiliki peranan penting dalam menjaga kekebalan tubuh manusia, contohnya Vitamin B6, C, D, E, dan zinc. Pertanyaannya, apakah mengonsumsi suplemen vitamin-vitamin tersebut dapat mencegah infeksi virus COVID-19?
Hal ini sempat dipelajari oleh suatu studi yang dilakukan pada 2021. Studi tersebut menguji efek suplemen vitamin C dan zinc terhadap perbaikan gejala dan kesembuhan penyakit pasien COVID-19. Hasilnya, kelompok pasien yang menerima tambahan vitamin tersebut tidak menunjukkan perbaikan gejala dan kesembuhan yang lebih cepat dibandingkan kelompok pasien yang tidak menerima tambahan vitamin.
Lantas, apakah kita tetap boleh meminum tambahan vitamin? Sebaiknya, tambahan vitamin hanya diberikan kepada orang yang memang terbukti kekurangan vitamin tersebut. Orang yang terbiasa memiliki menu makan variatif seperti daging, buah, dan sayuran kemungkinan besar tidak mengalami kekurangan vitamin sehingga tidak perlu suplementasi vitamin. Hal lainnya yang dapat dilakukan untuk menjaga kadar vitamin tetap normal adalah berjemur di bawah sinar matahari pagi agar tubuh dapat memproduksi vitamin D.
Terdapat berbagai cara agar kita dapat terhindar dari penyakit. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan hal yang penting untuk kita lakukan. Selain itu, nutrisi juga merupakan aspek penting dalam kesehatan. Seperti yang sudah dibahas di atas, suplemen vitamin sebenarnya bukan hal yang wajib selama seseorang mendapatkan asupan yang cukup dari pola makan yang variatif. Oleh sebab itu, hanya minum suplemen vitamin atas dasar anjuran dari dokter, ya!
Referensi:
Shmerling RH. Do vitamin D, zinc, and other supplements help prevent COVID-19 or hasten healing? [Internet]. Harvard Health Publishing; 2021 Apr 5 [cited on 2021 Apr 28]. Available from: https://www.health.harvard.edu/blog/do-vitamin-d-zinc-and-other-supplements-help-prevent-covid-19-or-hasten-healing-2021040522310
3 vitamins that are best for improving your immunity [Internet]. Cleveland Clinic; 2020 Jan 2 [cited on 2021 Apr 28]. Available from: https://health.clevelandclinic.org/3-vitamins-best-boosting-immunity/
Weir, E. K., Thenappan, T., Bhargava, M., & Chen, Y. (2020). Does vitamin D deficiency increase the severity of COVID-19?. Clinical medicine. 2020 Jul;20(4), e107–e108.
Penulis: Gerald Aldian Wijaya
Editor: Albertus Raditya Danendra