Konsultasi Daring: Sekadar Pengganti saat Pandemi?
Apakah konsultasi secara tidak langsung mampu memberikan dampak yang sama?
Metode konsultasi tanpa tatap muka dengan dokter bukanlah hal yang baru dalam dunia kesehatan. Akan tetapi, adanya pembatasan sosial yang terjadi akibat pandemi mengakibatkan popularitas metode ini melesat. Berbagai media komunikasi telah ditawarkan, mulai dari telepon, forum diskusi, hingga pertemuan virtual. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri, dan pasien dapat memilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Konsultasi merupakan salah satu metode dokter berkomunikasi dan membantu pasien dalam menangani permasalahan kesehatan yang dialami maupun melakukan kontrol kesehatan. Konsultasi juga merupakan sarana untuk dokter menegakkan diagnosis awal. Dalam sebuah konsultasi yang dilakukan secara konvensional, pasien akan membuat janji temu dengan dokter, dandatang sesuai waktu yang ditentukan. Setelah itu, pasien dan dokter akan melakukan diskusi mengenai keluhan ataupun kontrol pengobatan yang dilakukan. Dalam konsultasi ini, dokter mampu
melakukan pemeriksaan fisik secara langsung dan pasien akan diberikan resep yang seringkali akan langsung ditebus di apotek terdekat.
Berdasarkan prosedur yang berlaku, tentu saja konsultasi tradisional ini memiliki kelemahan. Langkah pertama, yaitu pembuatan janji temu saja sudah dapat membuat pasien malas untuk melakukan konsultasi. Banyak pasien yang masih malu atau merasa bingung untuk mengontak rumah sakit untuk menjadwalkan konsultasi. Kesibukan sehari-hari, yang merupakan masalah bagi pasien berusia dewasa juga akan berimbas pada kesulitan untuk mencari dan memenuhi jadwal temu. Keramaian di rumah sakit atau faskes yang didatangi pasien dapat pula menjadi batu sandungan yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Hal ini menyebabkan banyak orang mulai melirik metode konsultasi secara tidak langsung, seperti konsultasi online, yang mampu menyingkirkan berbagai halangan ini.
Melalui konsultasi online, masalah dalam membuat perjanjian menjadi lebih mudah ditangani. Jam yang dipilih lebih fleksibel karena baik dokter maupun pasien dapat melakukan pertemuan dimanapun. Tidak hanya itu, pasien tidak perlu untuk meluangkan waktu yang lebih banyak dalam perjalanan. Ongkos yang diberikan juga relatif lebih murah, bahkan terdapat berbagai jenis penawaran harga yang tersedia. Sebagian keraguan mengenai efektivitas dalam berbagai kegiatan konsultasi online,misalnya dalam bagian kontrol maupun kompliansi pasien juga dipatahkan dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, meskipun masih perlu dilakukan pengambilan data lebih lanjut.
Terlepas dari segala kelebihan yang dimiliki, konsultasi online sendiri memiliki beberapa kelemahan dibandingkan dengan konsultasi secara langsung. Salah satu kelemahan tersebut adalah kesulitan berkomunikasi karena hambatan pengetahuan teknologi, terutama pada dokter dan pasien yang berusia lebih lanjut atau berada dalam daerah yang terpencil. Tidak hanya itu, pemeriksaan fisik, yang merupakan salah satu metode dokter dalam menetapkan diagnosis, tidak dapat dilakukan dalam pertemuan tidak langsung. Hal ini berakibat dokter hanya bisa meresepkan obat berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien dan gejala luar yang dapat dilihat dari foto atau video. Akibatnya, kualitas diagnosis yang dilakukan pun menjadi terbatas dan pasien tetap perlu melakukan pemeriksaan, baik fisik maupun penunjang di fasilitas kesehatan. Pasien juga berpotensi untuk tidak mendapatkan edukasi secara holistik dan kemungkinan obat untuk rusak pada saat diantarkan oleh kurir tetaplah ada. Beberapa hal inilah yang masih mengakibatkan konsultasi secara langsung perlu dilaksanakan.
Berdasarkan berbagai dan kelebihan dari konsultasi online, dapat disimpulkan bahwa konsultasi jenis tersebut dapat menjadi metode yang bermanfaat. Hal ini berlaku terutama bagi orang-orang yang sudah sibuk dalam pekerjaan atau mengalami kesulitan untuk bertransportasi dalam melakukan kontrol ataupun membahas keluhan sehari-hari. Akan tetapi, konsultasi online belum dapat sepenuhnya menggantikan konsultasi secara langsung karena pemeriksaan fisik yang dilakukan beserta dengan kontak manusia secara langsung dapat meningkatkan kualitas diagnosis dan efektivitas pelayanan kesehatan.