Kopi dan COVID-19: Teman atau Musuh?

Belum ada bukti menyatakan bahwa kopi dapat melawan infeksi COVID-19. Di sisi lain, konsumsi kopi berlebih memiliki pengaruh buruk pada kesehatan.

Baru-baru ini, publik dihebohkan oleh klaim yang menyatakan bahwa Dr. Li Wenliang, sang peniup peluit munculnya virus SARS-CoV-2, menyebutkan kopi dapat menangkal infeksi virus penyebab Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Klaim tersebut menyatakan bahwa kopi, yang mengandung berbagai bahan kimia yang baik bagi kesehatan seperti metilsantin, teobromin, dan teofilin, dapat menangkal infeksi COVID-19 apabila dikonsumsi tiga kali sehari. Benarkah demikian? Mari simak faktanya!

Apa itu Kopi?
Kopi merupakan minuman populer yang dibudidayakan dari benih kopi yang disebut Coffea sp. Sejarah mengenai kopi telah diketahui sejak abad ke-15, yang mana saat itu kopi dianggap sebagai penahan lapar oleh orang-orang di Timur Tengah.

Kopi mengandung berbagai bahan kimia seperti kafein, monoamine oxidase inhibitors β-carboline, dan harman. Ketiga senyawa ini memiliki efek stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran seseorang sehingga terhindar dari kantuk.

Di dalam tubuh, kopi akan dimetabolisme menjadi teobromin dan teofilin yang memiliki efek sebagai relaksan sehingga dapat melegakan saluran pernapasan. Hal inilah yang menyebabkan kedua senyawa ini digunakan untuk mengobati orang-orang dengan gangguan pernapasan seperti pasien dengan asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Selain itu, kopi juga mengandung metilsantin dan polifenol yang memiliki efek antioksidan. Polifenol dapat melawan radikal bebas yang dapat merusak berbagai fungsi tubuh, mulai dari tingkat sel hingga organ. Namun, jumlah polifenol yang terkandung pada kopi relatif sedikit sehingga efek antioksidan dalam tubuh manusia masih belum diketahui dengan baik.

Kopi dan COVID-19
Hingga saat ini, belum terdapat anjuran resmi yang menyarankan penggunaan kopi untuk mencegah infeksi COVID-19. Sebuah studi oleh Belaroussi et al menyebutkan bahwa 1,3,7-trimethylxanthine, suatu bahan aktif pada kopi, berpotensi menurunkan tingkat keparahan infeksi COVID-19, namun tidak mencegahnya.

Selain itu, studi tersebut juga masih jauh dari kesimpulan bahwa kopi dapat mencegah ataupun mengobati infeksi COVID-19, dan masih dibutuhkan studi-studi selanjutnya untuk mengonfirmasi temuan tersebut. Oleh karena itu, anggapan bahwa kopi dapat mencegah atau menyembuhkan infeksi COVID-19 masih sangat prematur dan belum dapat dipercaya.

Di sisi lain, konsumsi kopi berlebih dapat berefek buruk pada kesehatan. Berlebihan mengonsumsi kopi dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, diare, insomnia. Efek samping yang lebih berat juga dapat terjadi, seperti sesak napas, halusinasi, kejang, hingga serangan jantung.

Food and Drug Administration Amerika Serikat menyebutkan bahwa dosis maksimum kafein yang dapat ditolerir oleh orang dewasa secara umum adalah 400 miligram (mg)/hari, atau setara dengan empat cangkir kopi, 10 kaleng soda, atau dua minuman energi. Selain itu, perlu diingat juga bahwa jumlah kafein dalam kopi sangat bervariasi, khususnya kopi dalam kemasan bubuk ataupun cair. Satu sendok teh bubuk kopi dapat mengandung kafein yang setara dengan 28 gelas kopi, sehingga kandungan kafein dalam suatu kopi perlu diperhatikan juga.

Kesimpulan
Klaim yang menyebutkan bahwa kopi dapat mencegah ataupun mengobati infeksi COVID-19 adalah salah. Perlu bukti ilmiah lebih lanjut untuk dapat membuktikan efek kopi dan kafein pada infeksi COVID-19. Di lain pihak, apabila tidak dikonsumsi dengan bijak, kopi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur, pencernaan dan pernapasan, hingga kematian akibat kejang dan penyakit jantung.

Oleh karena itu, lebih baik mencegah infeksi COVID-19 dengan dengan menghindari tempat-tempat yang dapat menjadi sumber infeksi COVID-19 dan menjaga sistem imun tubuh.

Referensi
1. Nieber K. The impact of coffee on health. Planta Med. 2017 Nov;83(16):1256-63
2. Belaroussi Y, Roblot P, Peiffer-Smadja N, Delaye T, Mathoulin-Pelissier S, Lemeux J, Le Moal G, Caumes E, Roblot F, Bleibtreu A. Why methodology is important: Coffee as a candidate treatment for COVID-19? J Clin Med. 2020 Nov 17;9(11):3691.
3. United States Food and Drug Administration. Spilling the beans: How much caffeine is too much? [Internet]. Maryland: Department of Health and Human Services; 2018 Dec 12 [cited 2020 Dec 10]. Available from: https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/spilling-beans-how-much-caffeine-too-much

 

Share your thoughts