Laringitis

Definisi

Laringitis adalah inflamasi mukosa laring yang menyebabkan disfonia (perubahan suara) dan nyeri pada leher anterior. Laringitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi saluran napas atas, tetapi juga dapat disebabkan oleh trauma atau kondisi inflamasi kronik. Laringitis dapat bervariasi dari serak biasa hingga croup dan epiglotitis.

Sinonim: radang pita suara

Laring dan pita suara. (https://www.mayoclinic.org/)

Gejala Klinis

Gejala utama biasanya disfonia (suara serak) dan disertai:

• sulit menelan
• nyeri saat menelan
• leher terasa kering dan gatal
• globus faringeus (terasa ada rasa mengganjal di tenggorokan)
• batuk kering
• sering berdehem
• stridor atau sesak napas pada kasus berat.

Etiologi & Patogenesis

Laringitis Akut

Laringitis akut paling sering disebabkan oleh infeksi virus, terutama rhinovirus, adenovirus, influenza, dan parainfluenza. Selain oleh virus, jenis ini juga dapat disebabkan oleh:

• trauma (fisik atau fonotrauma), contohnya karena berteriak/bernyanyi terlalu keras, intubasi, batuk kronik, kebiasaan berdehem, dan trauma tumpul
• infeksi bakteri (terutama streptokokus β-hemolitikus) dan jamur (misalnya candidiasis, sering akibat penggunaan inhaler asma atau antibiotik jangka panjang).

Laringitis Kronik

Laringitis kronik dapat disebabkan oleh beberapa etiologi, antara lain:

• Refluks laringofaringeal atau refluks gastroesofageal (GERD)
• Alergi, seperti rinitis alergi
• Penyakit autoimun, seperti lupus eritematosus sistemik dan artritis reumatoid

Patofisiologi

Fungsi laring (proteksi saluran napas, saluran udara, dan produksi suara) dapat terganggu apabila terjadi inflamasi laring. Infeksi atau trauma akan menyebabkan inflamasi yang mengganggu getaran pita suara sehingga menimbulkan gejala. Inflamasi dapat meliputi area mana pun, termasuk regio supraglotis, glotis, dan subglotis. Infeksi viral yang sangat berat dapat menyebabkan erosi mukosa laring hingga nekrosis.

Iritasi atau trauma pada laring biasanya hanya meliputi lapisan superfisial pita suara, tetapi bisa juga mengenai jaringan yang lebih dalam. Cedera berulang dapat mengganggu penyembuhan luka dan berujung pada laringitis kronik. Laringitis yang bertahan lebih dari 3 minggu disebut sebagai laringitis kronik dan terjadi perubahan dalam penyembuhan luka dan proses peradangan.

Diagnosis

Diagnosis laringitis biasanya ditegakkan hanya berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Gejala-gejala yang telah disebutkan di atas biasanya muncul secara tiba-tiba dan memburuk dalam 2—3 hari.

Tata Laksana

Tata laksana biasanya suportif dan tergantung pada tingkat keparahannya.

• Istirahat suara. Hal ini merupakan satu faktor terpenting untuk pemulihan laringitis karena sering bersuara dapat menghambat pemulihan. Istirahat berbicara direkomendasikan walau sulit dicapai. Jika perlu, pasien dapat berbicara pelan-pelan saja.
• Inhalasi uap. Menghirup udara lembab dapat meningkatkan kelembaban saluran napas atas serta membantu membersihkan sekret dan eksudat.
• Menjauhi iritan, misalnya alkohol dan rokok.
• Modifikasi diet, terutama untuk pasien GERD. Pasien GERD perlu menghindari minuman berkafein, makanan pedas atau berlemak, coklat, dan permen. Penting pula bagi pasien untuk makan tepat waktu.
• Pengobatan antibiotik tidak direkomendasikan bagi pasien laringitis akut yang dalam kondisi baik.
• Mukolitik, seperti guaifenesin, dapat digunakan untuk membersihkan sekret.

Komplikasi

Laringitis akut biasanya akan sembuh sendiri dalam 2 minggu, tetapi bisa sampai 4 minggu pada kasus-kasus tertentu. Apabila laringitis tetap berlangsung lebih dari 2 minggu, perlu dicurigai adanya keganasan laring. Komplikasi seperti sesak dan stridor jarang terjadi, tetapi jika terjadi, dapat menandakan obstruksi saluran napas yang membutuhkan penanganan gawat darurat.

Referensi

[1] Wood JM, Athanasiadis T, Allen J. Laryngitis. BMJ. 2014 Oct 9;349:g5827

[2] House SA, Fisher EL. Hoarseness in Adults. Am Fam Physician. 2017 Dec 1;96(11):720-728

[3] Gupta G, Mahajan K. Acute laryngitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan.