Leishmaniasis
Definisi
Leishmaniasis adalah penyakit parasit yang ditemukan pada negara tropis, subtropis, dan Eropa selatan yang digolongkan sebagai neglected tropical disease (NTD). Penyakit ini disebabkan infeksi parasit Leishmania yang ditransmisikan lewat lalat phlebotomus.
Sinonim: leishmaniosis, kala-azar
Gejala Klinis
Terdapat dua manifestasi umum leishmaniasis, yaitu leishmaniasis kutaneus dan viseral.
Leishmaniasis Kutaneus
Pada lokasi gigitan, akan terdapat papula yang berkembang menjadi nodul hingga mengalami ulserasi dalam beberapa minggu. Dasar koreng biasanya tidak menimbulkan nyeri dan mengandung jaringan nekrotik serta krusta. Lesi berbatas tegas, mengalami peninggian, dan dapat disertai dengan lesi satelit. Dapat pula terjadi penyebaran pada nodus limfa sekitar lesi hingga nodus limfa teraba.
Manifestasi pada seorang anak Bolivia (Hak cipta milik P. Desjeux, World Health Organization, Jenewa, Swiss)
Leishmaniasis Viseral
Gejala yang umum ditemukan:
- Demam sedang hingga tinggi mendadak yang disertai kekakuan dan menggigil. Demam dapat berlangsung beberapa minggu dengan pengurangan intensitas.
- Splenomegali dan hepatomegali
- Limfadenopati (kecuali di daerah India)
- Merasa lemas dan penurunan berat badan
- Anemia (jika cukup berat, dapat menyebabkan gagal jantung)
- Trombositopenia (manifestasinya mimisan, perdarahan retinal, dan perdarahan saluran gastrointestinal)
Etiologi & Patogenesis
Terdapat banyak spesies protozoa Leishmania penyebabnya, contohnya L. donovani dan L. mexicana. Leishmania ditransmisikan lewat vektor lalat phlebotomus.
Siklus hidup Leishmania (Sumber: https://www.cdc.gov)
Leishmaniasis ditransmisikan melalui gigitan lalat phlebotomus betina yang memasukkan promastigot dari proboscis (fase infektif) ke kulit. Promastigot akan difagositosis oleh makrofag dan sel fagositik lainnya. Di dalam sel tersebut, promastigot berubah menjadi amastigot yang akan membelah dan menginfeksi sel fagositik mononuklear lain. Kemudian, lalat akan terinfeksi ketika mengisap darah yang mengandung sel terinfeksi leishmania. Di dalam lalat, amastigot akan berubah menjadi promastigot dan bermigrasi menjadi proboscis di usus lalat.
Patofisiologi
Perubahan molekul permukaan Leishmania berperan dalam perlekatan dan manipulasi makrofag sehingga parasit terhindar dari respons imun. Respons proinflamasi dapat menimbulkan gejala ataupun tidak.
Pada leismaniasis viseral, organ dengan sistem retikuloendotelial lebih terpengaruh, sehingga dapat ditemukan pembesaran limpa, liver, dan nodus limfa yang jelas. Disfungsi sumsum tulang menyebabkan pansitopenia (anemia, leukopenia, trombositopenia).
Pada leismaniasis kutaneus, respons imun yang terjadi dikulit menyebabkan lesi ulseratif yang akan sembuh dengan sendirinya dan membentuk jaringan parut.
Diagnosis
Leishmaniasis Viseral
- Baku emas diagnosis adalah identifikasi amastigot dari apusan aspirat jaringan (paling baik jaringan limpa dengan sensitivitas > 95%).
- ELISA dan IFAT dapat dilakukan apabila fasilitas tersedia.
Leishmaniasis Kutaneus
- Baku emas diagnosis adalah identifikasi amastigot dari pemeriksaan mikroskopis (dari apusan kulit, aspirat, biopsi lesi).
- Kultur apusan atau biopsi dapat menghasilkan Leishmania.
- PCR lebih sensitif dari pemeriksaan mikroskopis dan kultur serta mampu mengidentifikasi Leishmania hingga tingkat spesies, namun penggunaannya masih terbatas.
Tata Laksana
Leishmaniasis Viseral
Tatalaksana leishmaniasis viseral cukup kompleks. Rekomendasi WHO untuk bervariasi berdasarkan daerah dan spesies yang menginfeksi. Untuk informasi lengkap, disarankan untuk membaca referensi lebih lanjut. Beberapa obat yang digunakan antara lain:
- Senyawa antimoni pentavalen (contoh: sodium stiboglukonat dan meglumin antimoniat)
- Amfoterisin B (dapat berupa amfoterisin B deoksikolat atau formulasi lipid)
- Paromomisin (aminosidin)
- Miltefosin, obat sediaan oral pertama yang diakui untuk tatalaksana leishmaniasis.
Leishmaniasis Kutaneus
Sama seperti leishmaniasis viseral, rekomendasi WHO juga bervariasi tergantung spesies penginfeksi dan daerah. Terdapat beberapa jenis pengobatan:
- Terapi sistemik parenteral, terdiri atas antimoni pentavalen dan amfoterisin B
- Terapi sistemik oral, antara lain miltefosin dan golongan azol (ketokonazol, itrakonazol, dan flukonazol)
- Terapi lokal, berupa cryotherapy (dengan nitrogen cair), termoterapi (dengan panas radiofrekuensi), antimoni intralesi, dan paramomisin topikal.
Komplikasi
Post-kala-azar dermal leishmaniasis
- Merupakan komplikasi leishmaniasis viseral yang ditemukan di India, Sudan, dan negara Afrika Timur.
- Berupa lesi kulit yang muncul lama setelah sembuh.
- Lesi biasanya berupa makula hipopigmentasi, papula, dan nodul atau infiltrat difus di kulit dan terkadang mukosa oral.
Referensi
- Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – leishmaniasis [Internet]. 2018 Jul 24 [cited on 2020 Jan 20]. Available on: https://www.cdc.gov/parasites/leishmaniasis/index.html
- Sundar S. Leishmaniasis. In: Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J, eds. Harrison’s principles of internal medicine. 19th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2015. p. 1389-92.
- Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – leishmaniasis – biology [Internet]. 2019 Jul 17 [cited on 2020 Jan 20]. Available on: https://www.cdc.gov/parasites/leishmaniasis/biology.html
- World Health Organization. WHO report on control of leishmaniasis. 2010 Mar 22-26. Available on: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44412/WHO_TRS_949_eng.pdf?sequence=1
- Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – Leishmaniasis – resources for health professionals [Internet]. 2018 Oct 15 [cited on 2020 Jan 20]. Available on: https://www.cdc.gov/parasites/leishmaniasis/health_professionals/index.html#tx