Mabuk Perjalanan

Definisi dan Informasi Umum

Mabuk perjalanan adalah perasaan tidak nyaman yang dapat dialami seseorang ketika merasakan pergerakan. Pergerakan ini dapat berupa:1-3

  • Pergerakan yang dialami secara sungguhan, seperti bepergian dengan kendaraan mobil dan kereta api (mabuk darat), pesawat terbang (mabuk udara), ataupun kapal laut (mabuk laut).
  • Pergerakan virtual, seperti ketika merasakan realitas virtual yang mensimulasikan pergerakan (disebut mabuk digital).

Gejala yang timbul pun dapat beragam, meliputi gejala sistem saraf pusat, pencernaan, hingga gejala otonomik seperti berdebar-debar dan keringat dingin. Secara umum semua orang dengan organ keseimbangan (apparatus vestibularis) yang berfungsi normal dapat mengalami mabuk perjalanan apabila diberikan stimulus pergerakan yang cukup besar. Namun, setiap orang memiliki kerentanan yang berbeda-beda.1-3

Saat ini, belum ada data prevalensi ataupun insidensi mabuk perjalanan baik secara global maupun secara nasional di Indonesia.

sinonim: mabuk darat, mabuk laut, mabuk udara, mabuk digital / cybersickness

Tanda dan Gejala

Gejala mabuk perjalanan dapat bervariasi, dengan gejala yang paling sering adalah mual dan muntah yang seringkali berat. Gejala ini dapatdidahului dengan sensasi kembung dan tidak nyaman di ulu hati (gastric awareness).1-3

Gejala umum lainnya yang dapat muncul adalah:1-3

  • Sakit kepala
  • Perasaan pusing
  • Lelah dan tidak enak badan
  • Menguap
  • Hilangnya nafsu makan
  • Gejala otonomik seperti keringat dingin dan peningkatan produksi air liur

Meskipun jarang, mabuk perjalanan dapat menyebabkan gejala berat seperti:1-3

  • Ketidakmampuan berjalan
  • Isolasi sosial
  • Dorongan ingin muntah secara terus menerus tanpa adanya muntah (Intractable retching)
  • Instabilitas postural
  • Tidak mampu berjalan dan berdiri (inkapasitasi)
  • Sensasi pergerakan yang tidak menghilang-hilang hingga berhari-hari (Sindrom mal de debarquement)
  • Gejala neuropsikiatrik yang bertahan selama hitungan jam bahkan hari setelah sinyal pergerakan telah berakhir, dikenal sebagai sindrom Sopite. Sindrom ini ditandai dengan adanya:
  • Rasa kelelahan
  • Apatis dan penurunan partisipasi dalam aktivitas kelompok
  • Mudah marah (iritabilitas)
  • Depresi
  • Hilangnya kemauan untuk bekerja

Etiologi dan Patogenesis

Mabuk perjalanan terjadi karena otak tidak mampu menerima campuran sinyal dari beberapa bagian tubuh dengan baik. Ketika seseorang merasakan pergerakan, terdapat beberapa organ yang mengirim sinyal sensorik ke otak, yaitu:1-3

  • Mata: menerima sinyal penglihatan (visual)
  • Telinga bagian dalam: menerima sinyal terkait keseimbangan tubuh (vestibular)
  • Otot dan sendi: menerima sinyal mengenai posisi dan gerak tubuh (propriosepsi)

Pada mabuk perjalanan, terdapat konflik atau perbedaan antara masukan sensoris yang dirasakan oleh organ-organ tubuh tersebut sehingga kerja otak pun menjadi kacau dan timbul keluhan seperti pusing, mual, dan muntah.1-3

Setiap individu dapat mengalami kerentanan yang berbeda terhadap mabuk perjalanan akibat adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan mengalami mabuk perjalanan adalah: 1,3

  • Jenis kelamin wanita
  • Usia kanak-kanak: anak berusia 6-9 tahun paling rentan dengan penyakit ini, sedangkan lansia paling tidak rentan.
  • Tingkat kebugaran fisik yang rendah
  • Menderita gangguan keseimbangan tubuh, seperti migraine
  • Perubahan hormonal, seperti kehamilan, menstruasi, dan penggunaan pil KB
  • Membaca buku atau gawai di dalam kendaraan

Diagnosis

Diagnosis mabuk perjalanan cukup ditegakkan secara klinis melalui anamnesis.1,3

Tata Laksana

Tata laksana nonmedikamentosa dianggap paling efektif dalam menangani mabuk perjalanan dan dapat dibedakan menjadi tata laksana jangka pendek dan jangka panjang.1,3

  • Tata laksana jangka pendek:1,3
    • Mengurangi pergerakan kepala
    • Bernapas dengan tenang dan terkontrol
    • Mendengarkan musik yang menenangkan
    • Mengonsumsi jahe

Tata laksana jangka panjang mencakup habituasi yang dapat berlangsung berminggu-minggu seperti program desensitisasi pilot, yaitu memaparkan seseorang dengan stimulus pergerakan selama terus menerus. Program seperti ini memiliki tingkat keberhasilan hingga 85%.1,3

Tata laksana medikamentosa dapat memiliki efek samping yang tidak diharapkan dan paling efektif digunakan sebagai profilaksis untuk pencegahan atau pada awal munculnya gejala. Waktu yang paling disarankan adalah 1-2 jam sebelum melakukan perjalanan. Pengobatan yang dapat digunakan antara lain:1-3

  • Antikolinergik (skopolamin, hyoscine): agen pengobatan yang paling efektif
  • Antihistamin (difenhidramin – yang paling banyak tersedia, siklizin, meklizin, cinnarizin, prometazin)
  • Simpatomimetik (dekstroamfetamin)

Secara umum, mabuk perjalanan dapat dicegah dengan:1,3

  • Menghindari membaca di dalam kendaraan
  • Menghindari konsumsi alkohol dan bau-bauan yang menyengat.
  • Menghindari bepergian dalam kondisi yang turbulen atau banyak pergerakan
  • Perbanyak minum air putih

Berikut tindakan pencegahan mabuk perjalanan pada berbagai kendaraan:1,3

  • Kendaraan darat:
    • Duduk di posisi yang menghadap ke arah depan kendaraan
    • Duduk di kursi sebelah jendela
  • Kendaraan laut:
    • Pesan posisi bagian tengah atau depan kapal
  • Kendaraan udara:
    • Duduk di dekat jendela atau sayap
    • Arahkan pendingin udara ke wajah

Komplikasi dan prognosis

Secara umum, sebagian besar individu dengan mabuk perjalanan mengalami gejala ringan-sedang yang akan hilang sepenuhnya dalam 24 jam setelah rangsang pergerakan hilang. Hanya sebagian kecil pasien yang mengalami gejala berat seperti mual muntah hebat. Gejala berat tersebut dapat menimbulkan komplikasi seperti:2

  • Dehidrasi
  • Gangguan elektrolit tubuh
  • Robekan esofagus

Individu dengan riwayat mabuk perjalanan umumnya memiliki risiko yang tinggi untuk mengalaminya kembali di masa depan ketika dihadapkan dengan rangsang pergerakan yang sama.2

Referensi

  1. Takov V, Tadi P. Motion sickness. Treasure Island: StatPearls Publishing; 2019. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539706/
  2. Zhang L, Wang J, Qi R, Pan L, Li M, Cai Y. Motion sickness: current knowledge and recent advance. CNS Neurosci Ther. 2016 Jan; 22(1): 15–24.
  3. Brainard A. Motion sickness [Internet]. Medscape. [updated 2018 Oct 22, cited 2020 Mar 13]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/2060606-overview

 

Share your thoughts