Makan Cabai, ASI Jadi Pedas?

cabai
Sumber: freepik.com

Air susu ibu (ASI) merupakan komponen yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. ASI mengandung banyak nutrisi yang dapat berubah-ubah komposisinya. Faktor-faktor yang memengaruhi kandungan nutrisi ASI misalnya lingkungan tempat tinggal ibu, status kesehatan ibu, dan usia bayi. Untuk memastikan bahwa nutrisi yang diberikan kepada buah hatinya adalah yang terbaik, banyak ibu menyusui yang menyiasatinya dengan melakukan berbagai hal. Salah satu hal yang sering dilakukan oleh para ibu menyusui adalah menghindari makanan pedas seperti cabai karena memakan makanan pedas dipercaya dapat membuat ASI ikut menjadi pedas. Makanan pedas juga dikatakan dapat mempengaruhi rasa ASI dan membuat bayi rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan seperti kolik, ruam, dan penumpukan gas pencernaan.

 

Faktanya, anggapan bahwa makanan pedas dapat membuat ASI menjadi pedas tidak berlandaskan bukti ilmiah. Sampai saat ini, belum ditemukan bukti bahwa mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi janin, baik saat menyusui atau saat hamil. Sebaliknya, sebuah riset malah membuktikan bahwa dengan makan beragam makanan pada saat kehamilan dan masa menyusui, bayi akan terpapar lebih banyak variasi makanan sehingga nantinya bayi menjadi lebih terbuka terhadap berbagai pilihan makanan nantinya. Penelitian juga membuktikan bahwa memakan makanan pedas memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, misalnya mempercepat metabolisme, melawan peradangan (inflamasi), dan membunuh kuman di dalam tubuh.

 

Meski dengan segala keuntungannya, makanan pedas sebaiknya dihindari bila ibu memang merasa tidak nyaman setelah memakan makanan pedas. Beberapa efek samping dari mengonsumsi makanan pedas termasuk nyeri ulu hati, sakit perut, dan penumpukan gas pencernaan. Hal ini tentunya sangat tidak nyaman, terutama bagi ibu yang masih harus menyusui bayinya. Apabila terjadi efek samping, hindarilah makanan-makanan pedas. Hal lain yang penting adalah jangan memakan makanan pedas atau panas sambil menyusui bayi karena makanan tersebut dapat menyakiti bayi bila jatuh dan mengenai tubuh bayi.

 

Meskipun ibu hamil dan menyusui diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang disukai, ada beberapa makanan dan minuman yang menjadi pantangan karena memiliki efek buruk bagi dirinya dan sang buah hati. Pantangan tersebut yaitu alkohol, kafein dalam jumlah berlebih, suplemen kesehatan tertentu tanpa pengawasan dokter, dan ikan yang mengandung merkuri dalam jumlah tinggi (misalnya ikan hiu, ikan pari, dan ikan todak). 

 

Karena kebutuhan energinya lebih tinggi dibandingkan wanita lainnya, ibu hamil dan menyusui harus selalu mengonsumsi makanan bergizi tinggi. Mereka juga biasanya disarankan untuk mengonsumsi kalori lebih banyak, yaitu 500 kalori lebih banyak dibandingkan kebutuhan hariannya. Dengan begitu, bayi mendapatkan nutrisi yang optimal dari konsumsi makanan ibu.

Referensi:

  1. Kominiarek MA, Rajan P. Nutrition Recommendations in pregnancy and lactation. Med Clin North Am. 2016 Nov;100(6):1199-1215. doi: 10.1016/j.mcna.2016.06.004. PMID: 27745590; PMCID: PMC5104202.
  2. Forestell CA. Flavor perception and preference development in humaniInfants. Ann Nutr Metab. 2017;70 Suppl 3:17-25. doi: 10.1159/000478759. Epub 2017 Sep 14. PMID: 28903110.
  3. Division of Nutrition, Physical Activity, and ObesityNational Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Maternal Diet. CDC; [reviewed 2021 Sept 2; cited 2021 Nov 12]. Available from: https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/diet-and-micronutrients/maternal-diet.html
  4. Kidd M, Hnatiuk M, Barber J, Woolgar MJ, Mackay MP. “Something is wrong with your milk”: Qualitative study of maternal dietary restriction and beliefs about infant colic. Can Fam Physician. 2019 Mar;65(3):204-211. PMID: 30867180; PMCID: PMC6515974.
  5. Jeong G, Park SW, Lee YK, Ko SY, Shin SM. Maternal food restrictions during breastfeeding. Korean J Pediatr. 2017 Mar;60(3):70-76. doi: 10.3345/kjp.2017.60.3.70. Epub 2017 Mar 27. PMID: 28392822; PMCID: PMC5383635.

Penulis: Regine Viennetta Budiman

Editor: Alexander Rafael Satyadharma

Share your thoughts