Mari Kenali Covid-19!

Virus corona dan Covid-19. Dua istilah yang sudah tak asing lagi di telinga kita. Sebenarnya, apa itu virus corona dan Covid-19?

Virus Corona atau Covid-19?

Covid-19 (coronavirus disease 2019) merujuk pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus corona. Penyakit ini pertama kali muncul pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Penyakit ini adalah suatu penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Covid-19 disebabkan oleh virus corona baru yang diberi nama SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus-2). Akan tetapi, WHO mengumumkan nama virus ini sebagai “virus Covid-19” pada publik karena penggunaan nama SARS diduga akan memicu ketakutan masyarakat tertentu, terutama Asia. Virus SARS-CoV-2 memiliki masa inkubasi (waktu antara virus masuk ke tubuh hingga timbul gejala) sekitar 1-14 hari dengan rata-rata 5 hari.

Apa saja tanda dan gejala Covid-19?

Gejala Covid-19 yang paling umum ialah:

  • Demam
  • Rasa lelah
  • Batuk kering

Selain itu, beberapa pasien juga mengalami nyeri badan, hidung tersumbat dan meler, radang tenggorokan atau diare. Bahayanya, sejumlah pasien yang terinfeksi corona bisa saja tampak sehat dan tidak mengeluhkan gejala apapun.

Sekitar 80% pasien akan sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Namun, 1 dari 6 pasien dapat mengalami sakit berat hingga sesak napas. Orang-orang yang rentan menderita sakit berat akibat Covid-19 ialah pasien lansia, kencing manis, darah tinggi, dan penyakit jantung.

Bagaimana cara virus ini menyebar dan masuk tubuh?

Anda dapat tertular virus COVID-19 dari orang yang memiliki virus ini. Virus ini dapat menyebar melalui droplet atau partikel kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika pasien Covid-19 batuk atau menghembuskan napas. Droplet ini dapat bertahan di berbagai permukaan benda di sekitar kita. Para ilmuwan percaya bahwa virus ini dapat bertahan hingga 3 jam di udara, 4 jam pada tembaga, 24 jam pada kayu, dan 2-3 hari pada plastik dan stainless steel.

Umumnya, orang-orang secara tidak sadar akan menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi, lalu menyentuh wajah mereka. Selanjutnya, virus akan masuk melalui mata, hidung, atau mulut. Selain itu, karena virus ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam, penting untuk menjaga jarak >1 meter dari orang yang menunjukkan gejala batuk agar droplet tidak terhirup.

Bagaimana cara mendiagnosis Covid-19?

Saat ini, ada tiga kategori orang yang dicurigai menderita Covid-19:

  • Orang dalam pemantauan (ODP)
    • Orang yang mengalami gejala demam (≥38oC) atau riwayat demam, atau riwayat ISPA (batuk, pilek, sakit tenggorokan) tanpa pneumonia (radang paru)
    • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memenuhi salah satu kriteria berikut:
      • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara terjangkit
      • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah Indonesia yang dilaporkan mengalami transmisi lokal
  1. ODP wajib mengisolasi diri di rumah dan akan dilakukan pengambilan spesimen untuk diagnosis.
  • Pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19
    • Orang yang mengalami gejala demam (≥38oC) atau riwayat demam, ISPA (batuk, pilek, sakit tenggorokan) dan pneumonia ringan sampai berat
    • Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memenuhi salah satu kriteria berikut:
      • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara terjangkit
      • Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah Indonesia yang dilaporkan mengalami transmisi lokal
    • Selanjutnya, PDP akan dirujuk ke RS rujukan dan ditangani lebih lanjut.
  • Kontak erat, yaitu orang yang berkontak fisik atau berada dekat (dalam radius 1 meter) dengan PDP atau pasien konfirmasi. Kontak erat akan diobservasi selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan PDP/pasien konfirmasi.
  • Kasus konfirmasi, orang yang sudah menjalani pemeriksaan laboratorium dan positif memiliki virus SARS-CoV-2.

Untuk menegakkan diagnosis, dilakukan pengambilan spesimen dari saluran napas atas (usap nasofaring). Bagi pasien dengan gejala klinis berat, dapat diambil spesimen dari saluran napas bawah (bronchoalveolar lavage, dahak, dsb.). Selanjutnya, sampel akan diuji dengan RT-PCR untuk melihat materi genetik virus.

 

Lihat juga seputar Covid-19 di: https://beranisehat.com/tag/covid-19/

Referensi

  1. World Health Organization. Q&A on coronaviruses (COVID-19) [Internet]. 2020 Mar 9 [diakses 2020 Mar 2020]. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses
  2. World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it [Internet]. Diakses 2020 Mar 2020. Tersedia di: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it
  3. Van Doremalen N, Morris DH, Holbrook MG, Gamble A, Williamson BN, Tamin A, dkk. Aerosol and surface stability of HCoV-19 (SARS-CoV-2) compared to SARS-CoV-1. The New England Journal of Medicine. DOI: 10.1056/NEJMc2004973 (2020)
  4. Isbaniah F, Saputro DD, Sitompul PA, dkk. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi coronavirus disease (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020.

Share your thoughts