Membunuh Virus Flu dengan Sinar Far-UVC

Teknologi sinar far-UVC dapat membunuh virus tanpa merusak jaringan tubuh manusia

Influenza merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang masih menjadi masalah kesehatan utama dalam masyarakat. Influenza disebabkan oleh virus influenza yang dapat menular melalui udara dari orang ke orang. Influenza tergolong ke dalam self-limiting disease yang dapat sembuh dengan sendirinya pada individu sehat dalam waktu 3-7 hari. Akan tetapi, bagi sebagian individu dengan daya tahan tubuh yang rendah, seperti pada anak-anak, orang lanjut usia, atau penderita penyakit imunosupresi, influenza dapat berisiko mengalami komplikasi pada organ lain, misalnya pada jantung dan bahkan bisa berujung kematian.

far-UVC

Upaya pencegahan penularan influenza terus dilakukan dengan cara membunuh mikroorganisme penyebab influenza. Dalam upaya tersebut, sebelumnya peneliti telah menemukan bahwa sinar UVC konvensional dapat menginaktivasi virus penyebab influenza. Akan tetapi, penggunaan sinar UVC konvensional ini berdampak negatif bagi tubuh manusia karena bersifat karsinogenik dan kataraktogenik. Penelitian terus dilakukan dan dikembangkan hingga pada tahun 2018 ditemukan bahwa sinar far-UVC efektif dalam membunuh virus influenza dan tidak merusak jaringan tubuh. Penggunaan sinar far-UVC sebelumnya telah dibuktikan dapat membunuh bakteri MRSA (Methicillin-resistant S. aureus). Hal ini mendorong peneliti untuk kemudian meneliti efek sinar far-UVC terhadap virus influenza.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat dengan ruang iradiasi UV khusus yang meliputi komponen bubbler air untuk input udara lembab, desikator untuk input udara kering, nebulizer, baffles, pengukur kelembaban relatif dan suhu, pengukur partikel, band-pass filter, pompa, BioSampler, dan Lampu far-UVC. Lampu far-UVC yang digunakan merupakan tiga lampu excimer mengandung campuran gas Kr-Cl yang dominan memancarkan cahaya pada panjang gelombang 222 nm. Pompa pada alat akan memberi tekanan pada nebulizer untuk membentuk aerosol dan mengendalikan virus yang masuk. Filter diletakkan pada input dan output udara. Lampu far-UVC disusun secara vertikal dan diarahkan ke jendela agar terpapar aerosol yang melintas secara horizontal. Virus H1N1, salah satu jenis virus influenza, digunakan dalam uji efek penggunaan sinar far-UVC ini. Virus H1N1 yang telah diinjeksikan pada sel epitel mamalia kemudian dimasukkan melalui lubang input virus ke dalam ruang iradiasi khusus dengan dosis sinar far-UVC 222-nm sebanyak 0; 0.8; 1.3; dan 2.0 mJ/cm2. Setelah keluar dari area paparan sinar far-UV, sel yang terinfeksi virus akan keluar dan terdeteksi pada BioSampler. Setelah itu, suspensi virus yang terkumpul pada BioSampler diamati menggunakan teknik pewarnaan imunofluoresen. Hasil menunjukkan bahwa sinar far-UVC dengan dosis rendah yaitu 2 mJ/cm2 terbukti efektif dalam menginaktivasi virus flu H1N1 sebanyak >95%. Sebagai perbandingan, dengan alat yang bekerja dengan cara yang serupa, dilakukan observasi juga dengan menggunakan lampu UVC germisidal konvensional 254 nm.

Sesuai dengan prinsip biofisik sinar far-UVC, sinar ini dapat melewati dan menonaktifkan bakteri dan virus yang berukuran kecil. Daya serapnya yang kuat pada bahan biologis menghasilkan efek positif sehingga sinar far-UVC tidak dapat menembus dan merusak lapisan sel kulit manusia. Hal ini menunjukkan bahwa sinar far UVC bersifat tidak sitotoksik terhadap sel dan jaringan manusia jika dibandingkan dengan percobaan dengan menggunakan sinar UVC germisidal konvensional 254 nm. Keuntungan lain dari penggunaan sinar far-UVC ini adalah sinar far-UVC cenderung lebih efektif untuk semua mikroba aerosol jika dibandingkan dengan metode vaksinasi. Dengan demikian, penggunaan sinar far-UVC di fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan bandara dapat digunakan untuk membantu mengatasi epidemi influenza dan mencegah penularan influenza.

Artikel ini pernah diterbitkan di Surat Kabar Media Aesculapius Edisi Juli-Agustus 2019.

Referensi :

  1. Ghebrehewet S, MacPherson P, Ho A. Influenza. BMJ. 2016; 355: i6258. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5141587/.
  2. Welch D, Buonanno M, Grilj V, Shuryak I, Crickmore C, Bigelow A et al. Far-UVC light: a new tool to control the spread of airborne-mediated microbial diseases. Scientific Reports. 2018;8(1).

Share your thoughts