Benarkah Meminum Urine Dapat Mencegah Infeksi Covid-19?

Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir menyebabkan masyarakat semakin memiliki banyak ide liar terkait cara menangkal Covid-19. Sebagian dari mereka percaya pada sains yang menyatakan vaksin dapat mengurangi risiko infeksi dan segera divaksin. Namun, sebagian lainnya masih belum percaya dengan vaksin dan beralih pada cara-cara alternatif untuk mencegah Covid-19, contohnya meminum urine.
Berdasarkan laporan dari kota Westminster, Inggris, seorang wanita dan keempat anaknya di London, Inggris meminum urine mereka sendiri untuk melindungi diri dari Covid-19. Anjuran untuk meminum urine ini mereka dapatkan dari sebuah hoaks yang tersebar melalui media sosial WhatsApp. Sang ibu mengaku bahwa ia tidak percaya pada vaksin Covid-19 dan memilih pengobatan alternatif seperti yang dianjurkan pada hoaks tersebut.
Praktik meminum urine untuk kesehatan sebetulnya bukan hal baru. Berbagai julukan disematkan bagi urine untuk menegaskan manfaatnya, mulai dari ‘ramuan panjang umur’ hingga ‘darah emas’. Sejak dahulu, manusia telah memanfaatkan urine untuk terapi. Catatan paling awal mengenai penggunaan urine untuk terapi ditemukan pada suku Indian. Selain itu, berbagai bangsa seperti Mesir, Yahudi, Yunani, dan Romawi juga pernah meneliti potensi urine sebagai terapi.
Tidak hanya dalam bentuk tulisan, praktik pengobatan menggunakan urine juga didiskusikan dan dipresentasikan dalam beberapa konferensi, misalnya sebuah konferensi pada tahun 1996 di India dan tahun 1999 di Jerman. Pada masa modern ini, sudah banyak tulisan yang mengulas mengenai manfaat urine.
Namun, perlu diingat bahwa urine adalah produk sisa metabolisme atau ‘limbah’ yang dikeluarkan dari tubuh. Urine mengandung air, urea, asam urat, kreatinin, elektrolit, dan zat-zat lainnya. Selain itu, urine dapat terkontaminasi ketika keluar dari tubuh melalui saluran kemih. Keberadaan flora normal di sekitar organ reproduksi juga dapat mengontaminasi urine.
Berbagai penelitian menemukan bahwa urine mengandung mikroorganisme, termasuk bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Hal ini berlaku baik untuk urine manusia maupun urine binatang.
Sejauh ini, penelitian mengenai manfaat urine sebagai pengobatan terbatas dalam penelitian di laboratorium. Sebelum digunakan untuk pengobatan, urine harus diteliti manfaatnya pada manusia terlebih dahulu melalui uji klinis. Selain itu, belum ada penelitian mengenai manfaat urine bagi pencegahan infeksi Covid-19. Mengingat praktik kedokteran harus dilaksanakan berdasarkan bukti ilmiah (evidence-based medicine), praktik meminum urine tidak dianjurkan untuk mencegah infeksi Covid-19.
Referensi:
- Adults and Public Health Policy and Scrutiny Committee, City of Westminster. Healthwatch report: People’s experience during the COVID-19 pandemic. UK: Healthwatch Westminster; 2021 Feb 17. Available from: https://committees.westminster.gov.uk/documents/s40795/Healthwatch report – peoples experiences of the COVID-19 pandemic.pdf
- Aalam A. Why are people using cow dung and urine to treat Covid-19 in India? [Internet]. India: CGTN; 2021 Jun 12 [cited 2021 Aug 29]. Available from: https://news.cgtn.com/news/2021-06-12/Why-are-people-using-cow-dung-and-urinee-to-treat-Covid-19-in-India–111NOAD3KyQ/index.html
- Savica V, Calò LA, Santoro D, Monardo P, Mallamace A, Bellinghieri G. Urine therapy through the centuries. J Nephrol. May-Jun 2011;24 Suppl 17:S123-5.
- Unknown. Terapi urine [Internet]. Jakarta: RSCM; 2019 [cited 2021 Aug 29]. Available from: https://www.rscm.co.id/index.php?XP_webview_menu=0&pageid=239&title=Terapi%20Urin
- Loeffler Jutta M. The Golden Fountain – Is urine the miracle drug no one told you about? Pan Afr Med J. 2010; 5: 13.
- Daria S, Islam MR. The use of cow dung and urine to cure Covid19 in India: A public health concern. Int J Health Plann Mgmt [Internet]. 2021;1-3. Available from: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/hpm.3257
Penulis: Stella Kristi Triastari
Editor: Albertus Raditya Danendra