Lembaran Baru

Memulai kembali menjadi manusia

lembaran baru

Seorang wanita tua menyerahkan dokumen dengan  pada wanita di hadapannya. Dengan takut, ia meminta “Bu Tiara, boleh Ibu tanda tangan di sini?”

Namanya Tiara, seorang wanita berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai CEO merangkap programmer. Hidupnya hanya diisi oleh usahanya meniti karir sampai orang-orang menobatkan ambisius sebagai nama tengahnya. 

“Raihlah mimpimu!” Ucap orangtuanya setiap saat. Mimpi yang terlintas di pikiran Tiara yang kala itu masih berusia empat tahun hanya memiliki mainan berlimpah, menangkap penjahat, atau menjadi superhero. Namun apa yang keluar dari mulut kedua orangtuanya setelah itu seolah merampas habis masa kanak-kanaknya. Kata mereka, “Kamu harus belajar dengan tekun! Dapatkan piagam, sertifikat, kumpulkan lembaran itu! Tidak ada kata istirahat apalagi bermain. Mimpi dapat terwujud jika kamu belajar, bekerja, dan berusaha.”

Perkataan tersebut terpatri dalam jiwanya hingga tanpa disadari, ia tumbuh menjadi seorang yang penuh ambisi. Sejak duduk di bangku sekolah, tak pernah sekalipun ia mangkir dalam ketekunannya demi meraih juara. Hidupnya tampak berjalan mulus hingga kampus manapun berlomba-lomba untuk memintanya menjadi bagian dari mereka.

“Mari kita panggil juara pertama kita, Tiara!” Lapangan sekolah dipenuhi tepuk tangan meriah, meriah, dan semakin meriah ketika mendengar nama Tiara disebutkan. Alih-alih tersenyum lebar seperti temannya, Tiara melangkah gontai ke arah panggung lapangan.

“Selamat ya, Tiara,” ujar kepala sekolah sambil menjabat tangan kanan Tiara. “Ini piala dan lembar sertifikatmu.”

Hari itu, Tiara tiba di rumah dengan membawa piala dan sertifikat terakhirnya sebagai siswi. Ia melangkah tanpa mengindahkan kedua orang tuanya, lalu kembali ke ruang pribadinya. Sertifikatnya ditumpuk pada bagian teratas boks yang tertuliskan “lembaran kertas”.

Tiara berhasil memasuki salah satu universitas ternama melalui jalur undangan. Seluruh tumpukan lembaran dalam boks itu ia berikan. Berbekal lembaran itulah Tiara mendapatkan beasiswa penuh. Tidak hanya itu, perempuan berakal cemerlang ini berhasil menjuarai berbagai perlombaan dan mendapatkan IPK sempurna. Lagi-lagi ia dipanggil menuju podium. Tanpa tersenyum, mahasiswa kebanggaan kampus itu melangkah malas bagai kebal akan euforia dalam berprestasi.

Saat ini, Tiara bekerja sebagai pemegang jabatan perusahaan besar.  Beribu pencapaian dan tanggung jawab kerap menyita waktunya. Ditengah hiruk piku karirnya, wanita ini terbenam dalam pikirannya sendiri lantaran sebuah pertanyaan sederhana : apakah hidupnya hanya seharga tumpukan lembaran kertas?

Siang dan malam, Tiara sibuk merenungi jawaban atas pertanyaannya. Ia tidak pernah merasa bangga, apalagi bahagia. Seluruh pencapaian ini hanyalah suatu hal yang menurutnya biasa dan wajib ia lakukan demi meraih “mimpi”. Setelah ia memiliki semuanya, apalagi yang perlu dikejar? Lembaran-lembaran kertas itu menghipnotisnya seakan merekalah segalanya, membuatnya kebas akan perasaan, dan menjadikannya bukan manusia. Ah, ternyata itu yang belum diwujudkannya.

Sore itu, ia duduk di hadapan komputer, berusaha melepas penat atas seluruh pekerjaannya. Untuk pertama kalinya, ia menghembuskan nafas lega dan menikmati istirahat. Senyum terukir di bibirnya, kini ia tahu jawabannya.

Kepada wanita tua yang menatapnya takut, Tiara tersenyum ramah, “Tentu boleh, Bu Ari. Apa Ibu tertarik dengan sedikit kue atau kopi? Kita bisa berbincang untuk bonus bulan ini.”

Wanita tua itu mengernyit, terheran akan sikap atasannya. “Mungkin kita juga bisa adakan pesta ulang tahun untuk perusahaan ini,” lanjut Tiara.

Sesaat setelahnya, tatapan wanita tua itu menghangat. Ia tahu, atasannya kini telah membuka lembaran baru dalam hidupnya.

Penulis: Laurentia Yamin
Editor: Ariestiana Ayu Ananda Latifa

Share your thoughts

Yuk berlangganan SKMA!

Anda akan memperoleh berita dan artikel terkini mengenai isu, perkembangan, dan tips-tips seputar kedokteran dan kesehatan.

Klik link berikut untuk berlangganan SKMA digital!

http://linktr.ee/medaesculapius

Bantu Beranisehat menjadi lebih baik lagi:

http://tiny.cc/EvalBeranisehat23