Menilik Upaya Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia
Berkejaran dengan waktu, mampukah Indonesia bebas dari tuberkulosis tahun 2030?
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. World Health Organization (WHO) memperkirakan angka insiden tuberkulosis di dunia pada tahun 2019 sebesar 10 juta kasus. Tuberkulosis juga masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang serius di Indonesia. Jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia tahun 2020 berdasarkan data per 16 April 2021 diperkirakan mencapai 845 ribu kasus. Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia dengan beban tuberkulosis yang masih cukup tinggi.
Penyakit tuberkulosis berpotensi menyebabkan mortalitas yang tinggi jika tidak ditangani dengan tepat. Tuberkulosis termasuk ke dalam sepuluh penyebab kematian tertinggi di dunia. Angka kematiannya di dunia pada tahun 2019 mencapai 1,2 juta jiwa. Di Indonesia sendiri, angka kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2020 nyaris mencapai 14 ribu jiwa.
Infeksi tuberkulosis dapat terjadi di berbagai organ tubuh manusia, namun paling sering menyerang paru. Organ yang terinfeksi dapat mengalami kerusakan struktur yang pada akhirnya memengaruhi fungsi organ tersebut. Gejala yang umumnya dialami oleh penderita tuberkulosis adalah penurunan berat badan yang drastis serta batuk berkepanjangan. Hal ini tentu menurunkan kualitas hidup penderita dan mengganggu produktivitas. Tidak berhenti sampai di situ, kuman tuberkulosis bisa menular ke orang lain melalui percikan dari mulut penderita. Oleh karena itu, tuberkulosis dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat luas.
Penyakit tuberkulosis sebenarnya dapat dicegah dan diobati. Untuk menanggulangi masalah kesehatan terkait tuberkulosis, WHO mencanangkan strategi pemberantasan tuberkulosis global sejak tahun 2016 hingga tahun 2035. Tahapan target-target tiap 5 tahun disusun demi mencapai target akhir di tahun 2035. Pada tahun 2020, angka insiden tuberkulosis ditargetkan menurun 20% dibandingkan dengan tahun 2015. Insiden diharapkan semakin menurun di tahun-tahun berikutnya, yaitu sebesar 50% pada tahun 2025 dan 80% pada tahun 2030. Puncaknya, diharapkan insiden tuberkulosis telah menurun sebesar 90% jika dibandingkan dengan insiden tahun 2015.
Sejalan dengan visi global untuk memberantas tuberkulosis, Kementerian Kesehatan RI pun telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia. Target utama Indonesia untuk tahun 2024 adalah menurunkan insiden tuberkulosis menjadi 190 per 100.000 penduduk. Melihat situasi sekarang, Indonesia harus bekerja keras untuk bisa mencapai target tersebut. Pasalnya, tren insiden tuberkulosis di Indonesia sejak 2015 hingga 2020 justru terus mengalami peningkatan. Data WHO menunjukkan angka insiden tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2019 masih berada di angka 312 per 100.000 penduduk. Selain itu, pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun ke belakang juga memperberat pencapaian cita-cita bebas dari tuberkulosis pada tahun 2030. Sistem kesehatan yang sempat kewalahan saat puncak pandemi tentu berpotensi membuat penanganan tuberkulosis menjadi kurang optimal.
Jika ingin berhasil mengeliminasi tuberkulosis pada tahun 2030, Indonesia harus segera menggalakkan deteksi dini serta penanganan kasus tuberkulosis dimulai dari fasilitas pelayanan kesehatan primer. Alat-alat diagnostik dan obat-obatan tuberculosis perlu didistribusikan secara merata ke seluruh wilayah Indonesia. Penguatan sistem pengawasan pengobatan pasien tuberkulosis juga penting dilakukan untuk mencegah timbulnya bakteri-bakteri yang resisten terhadap pengobatan konvensional. Peran seluruh pihak serta lapisan pelayanan kesehatan harus dimaksimalkan demi mewujudkan Indonesia yang bebas dari tuberkulosis
Referensi:
- TBC Indonesia. Situasi tuberkulosis Indonesia tahun 2020. Available from: https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard-tb/
- Kemenkes RI. Strategi nasional penanggulangan tuberkulosis di Indonesia 2020-2024. Available from: https://tbindonesia.or.id/informasi/strategi-nasional/
- World Health Organization. Global tuberculosis report 2020. Available from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336069/9789240013131-eng.pdf
Penulis: Taris Zahratul Afifah
Editor: Izzati Diyanah