Menjadi Seorang Dokter dan Content Creator

Di tengah suka duka menjalani profesi, humor menjadi penghibur sejawat

Dr. Hashfi Muhammad Azhar atau lebih dikenal dengan nama akun media sosialnya, hashfiazhar, merupakan alumni FKUI angkatan 2015 yang kini tengah menggeluti profesi sebagai seorang dokter. Kesibukan yang ia hadapi tidak menghalanginya melanjutkan hobi yang sudah ia gemari sejak masa perkuliahan, yakni membuat konten untuk media sosial, terutama Tiktok dan instagram. Meskipun dikenal mulai memupuk popularitasnya dari Tiktok, kegemaran dokter satu ini terhadap seni telah ada sejak masa kanak-kanak, khususnya dalam menggambar. Sewaktu di jenjang sekolah dasar, Hashfi beserta teman-temannya gemar menggambar berbagai hal, mulai dari ular dengan bentuknya yang unik nan anggun, hingga manusia dengan art style menyerupai manga (komik asal Jepang). Seiring berjalannya waktu, ketika menjalani pendidikan kedokteran, Hashfi pun beranjak menggunakan Tiktok yang pada waktu itu sedang ’naik daun’ sebagai media ekspresi dirinya.

“Dari dulu, coping mechanism-ku memang humor,” ujar Hashfi. Semenjak Tiktok merajalela, ia seringkali terpapar berbagai video pendek bertemakan kedokteran, terutama dari content creator luar. Akan tetapi, dokter yang juga gemar me-review makanan ini menyadari bahwa belum ada konten sejenis itu di ekosistem Tiktok Indonesia. Akhir tahun 2019, Hashfi mulai mengeluarkan berbagai konten, mulai dari video bertemakan kedokteran hingga kehidupan pribadinya. Melihat respons yang jauh lebih positif pada konten bertemakan kedokteran, ia pun mulai berfokus membuat konten dengan tema yang sama. Meskipun menjadi viral bukanlah tujuan utama Hashfi ketika awal mula memupuk popularitasnya, tidak dapat dimungkiri bahwa viral merupakan salah satu tolok ukur kesuksesan suatu konten.  Akan tetapi, algoritma media sosial dalam menentukan konten yang layak di-viral-kan seringkali memusingkan para pembuat konten. Oleh karena itu, Hashfi beserta para dokter content creator lainnya memutuskan untuk membuat perkumpulan TikDocs sebagai wadah bertukar ide dan membuat konten bersama.

Di tengah hobi dan popularitasnya, tentu terdapat banyak suka dan duka yang Hashfi alami. Waktu, suasana hati, dan energi merupakan beberapa faktor yang seringkali menghambatnya untuk mengeluarkan konten baru. Paling penting, sebagai seorang dokter dan content creator, Hashfi diharuskan mempertimbangkan aspek profesionalitas seorang dokter dalam setiap kontennya. Konten yang ia hasilkan tidak boleh menyinggung pasien dan khalayak umum, apalagi hingga melanggar privasi dan kepercayaan pasien. Ia juga menyadari bahwa seringkali terdapat ketimpangan persepsi antara tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai lelucon seperti apa yang dianggap ofensif. Menurutnya, hal inikemungkinan karena telah terjadi desensitisasi pada proses menjalani profesi tenaga kesehatan.

Bagi Hashfi, hobi ini merupakan salah satu bentuk mengekspresikan dirinya yang autentik di muka umum. Di samping itu, relasi dan perspektif yang didapatkan jauh lebih luas dibandingkan dari lingkungan FKUI. Ia juga belajar untuk tidak menilai seseorang dengan sebelah mata. Selain itu, dokter ini merasadapat lebih memahami perspektif dan budaya yang beredar di masyarakat yang memudahkannya dalam berkomunikasi, terutama kepada pasien dan khalayak umum. Bagi Hashfi, “Everyone can be a content creator” dengan ceritanya masing-masing dan kemauannya untuk percaya diri tampil dengan keunikan masing-masing individu.

Penulis: Sofia

Editor: Izzati

Share your thoughts