Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Covid-19

Tak terasa, hampir sebulan sudah berlalu sejak imbauan karantina mandiri dan pembatasan sosial (social distancing) pertama kali digaungkan oleh pemerintah Indonesia. Melalui imbauan tersebut, masyarakat diminta untuk tidak meninggalkan rumah kecuali dalam kondisi mendesak, seperti berbelanja kebutuhan pokok dan kebutuhan medis. Upaya ini dinilai efektif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Meskipun demikian, swakarantina selama wabah Covid-19 dapat memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental seseorang.

Wabah Covid-19 dan Kesehatan Mental

Ancaman wabah Covid-19 merupakan kondisi darurat global yang sangat mungkin membuat masyarakat merasa tertekan. Rasa gelisah dan takut yang menghantui terus terakumulasi dan mampu memicu stres serta emosi yang hebat. Alhasil, kesehatan mental menjadi taruhannya. Adapun stres yang dirasakan dapat berupa gejala-gejala, seperti:

  1. perubahan pola makan atau tidur;
  2. rasa takut dan khawatir terhadap kesehatan sendiri;
  3. kesulitan tidur dan berkonsentrasi;
  4. peningkatan konsumsi rokok atau alkohol; dan
  5. perburukan kondisi kesehatan.

Swakarantina dan Kesehatan Mental

Sebuah studi menunjukkan bahwa swakarantina memiliki dampak psikologis yang berpotensi mengganggu kesehatan mental. Dampak psikologis yang dirasakan dapat berupa gangguan emosi, penurunan suasana hati (mood), stres, kegelisahan, sulit tidur (insomnia), mudah marah dan tersinggung, hingga gangguan kejiwaan seperti depresi dan gejala stres pascatrauma. Di antara kondisi tersebut, penurunan suasana hati dan iritabilitas (mudah marah dan tersinggung) adalah gejala yang paling sering dijumpai.

Imbauan swakarantina yang terkesan mendadak tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat. Rasa bosan, frustrasi, ketakutan terinfeksi Covid-19 yang berlebihan, kurangnya informasi, kurangnya persediaan bahan pokok, hingga kerugian finansial dapat dirasakan selama menjalani swakarantina. Kondisi-kondisi tersebut kemudian mampu memicu gangguan psikologis pada mereka yang tidak memiliki kontrol yang kuat.

Menjaga kesehatan mental selama karantina dan pandemi Covid-19

Perubahan kondisi psikologis akibat wabah Covid-19 dan swakarantina sangat mungkin terjadi, sekalipun pada mereka yang terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan akan berbeda karena setiap orang memiliki bentuk respons yang berbeda terhadap stres. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang baik terkait metode dalam menjaga kondisi psikologis selama pandemi Covid-19 berlangsung. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mentalmu.

  1. Kurangi intensitas membaca media online. Batasi waktu membaca, menonton, atau mendengarkan berita tentang Covid-19, termasuk dari media sosial. Paparan informasi terkait pandemi yang terus berulang dapat memicu kecemasan dan rasa takut. Apabila hal tersebut terjadi, istirahatlah sejenak dari gawai atau selingi dengan video/film yang lebih menyenangkan
  2. Jangan terlalu membebani pikiranmu. Kamu bisa menenangkan diri dengan aktivitas, seperti:
    1. menarik napas dalam selama 5-10 menit;
    2. meregangkan badan;
    3. bermeditasi; dan
    4. beribadah.
  3. Gunakan waktu untuk merawat tubuhmu melalui aktivitas, seperti:
    1. aktivitas fisik rutin;
    2. tidur cukup;
    3. makan makanan sehat dengan gizi seimbang; dan
    4. hindari alkohol serta obat-obatan terlarang.
  4. Sibukkan diri dengan terlibat dalam aktivitas yang kamu sukai untuk mengalihkan pikiranmu dan membuatmu tidak terlalu panik. Aktivitas yang dapat dilakukan, meliputi:
    1. membaca;
    2. menulis; dan
    3. berberes/dekorasi rumah
  5. Berbincang dengan orang terdekat. Kamu bisa menuangkan perasaan dan kecemasan yang kamu alami. Minta bantuan mereka untuk menenangkan dan mendengarkanmu.
  6. Tidak mudah percaya dan selalu mengecek kebenaran dari semua informasi yang berseliweran di media sosial. Dengan mendapat informasi yang akurat, kamu bisa lebih memperkirakan risiko dan merencanakan tindakan pencegahan dengan baik.

Apabila perasaan yang kamu rasakan terlalu membebani aktivitasmu selama beberapa hari berturut-turut, jangan sungkan untuk mencari bantuan medis.

 

Lihat juga seputar Covid-19 di sini.

 

Referensi

  1. Brooks SK, Webster RK, Smith LE, Woodland L, Wessely S, Greenberg N. The psychological impact of quarantine and how to reduce it: rapid review of the evidence. Lancet. 2020 Mar 14;395(10227):912-20.
  2. Stress and coping [Internet]. USA: Centers for Disease Control and Prevention; 2010 Apr 1. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/managing-stress-anxiety.html
  3. Psikoedukasi COVID-19 : tips hindari panik menghadapi di masa pandemi covid-19. Indonesia: Ikatan Psikolog Klinik Indonesia; 2020 Mar 31. Available from: https://ipkindonesia.or.id/psikoedukasi-covid19/2020/03/psikoedukasi-covid-19-tips-hindari-panik-menghadapi-di-masa-pandemi-covid-19/

 

Share your thoughts