Meruntuhkan Tembok Diskriminasi Autisme
Menjadi residen bedah bukanlah hal mudah dengan segala tantangannya. Namun, dapatkah seorang dokter pengidap autisme bertahan untuk menggapai mimpinya menjadi dokter bedah?
The Good Doctor merupakan serial TV Amerika Serikat yang menceritakan perjalanan Shaun Murphy (Freddie Highmore), seorang residen bedah di RS St. Bonaventura, San Jose, California. Serial ini tayang pada 25 September 2017–26 Maret 2018 silam di stasiun TV asal Amerika Serikat. Episode ketiga serial ini menjadi tayangan yang paling banyak ditonton pada minggu tersebut di Amerika Serikat, dengan mencapai 18,2 juta penonton.
Shaun Murphy merupakan seorang dokter pengidap autisme serta sindrom Savant. Akibatnya, para petinggi RS tersebut meragukan kualitas Shaun karena keadaannya itu. Dr. Aaron Glassman (Richard Schiff), direktur RS yang sudah mengenal dan merawat Shaun sejak ia berusia 14 tahun, berusaha meyakinkan para petinggi RS bahwa Shaun memiliki potensi meski dengan keterbatasannya akibat autisme. Shaun menceritakan kisah masa lalunya yang kelam. Selain sering dirundung oleh teman sebayanya, Shaun kehilangan kakaknya ketika masih remaja. Rasa duka yang ia alami saat kehilangan kakaknya memotivasinya untuk menjadi seorang dokter agar tidak ada lagi anak-anak yang berduka akibat kehilangan orang yang disayanginya. Shaun akhirnya diterima menjadi residen bedah setelah para petinggi RS mendengar kisahnya tersebut.
Karena sikapnya yang berterus terang terhadap siapapun, Shaun terkadang membuat atasannya, dr. Neil Melendez (Nicholas Gonzalez), kesal. Meski begitu, Shaun perlahan disukai oleh rekan serta atasannya berkat pemikiran-pemikiran jeniusnya yang tidak terpikirkan oleh sejawatnya. Selain mengisahkan kehidupannya sebagai residen bedah, penonton juga dapat melihat perkembangan Shaun menjadi pribadi yang semakin dewasa dan mandiri sepanjang serial ini.
The Good Doctor menyentil kita yang terkadang masih meremehkan para pengidap autisme. Meski mereka memiliki “dunia sendiri” serta tidak pandai dalam berinteraksi sosial, bukan berarti mereka tidak dapat diperlakukan setara dengan orang lain. Sepanjang serial ini, Shaun membuktikan bahwa dirinya merupakan dokter yang andal dan perlahan dapat meluluhkan hati rekan sejawat dan seniornya. Sikapnya yang terkadang terlihat tak acuh terhadap lingkungannya bukan berarti ia tidak memiliki perasaan; Shaun menunjukkan bahwa orang sepertinya juga bisa menjalin relasi dekat dengan orang lain.
Serial ini cocok ditonton oleh berbagai kalangan, meskipun beberapa adegan kurang tepat bila disaksikan oleh anak-anak. Sayangnya, banyak istilah kedokteran yang muncul di serial ini mungkin kurang dapat dipahami oleh orang awam. Namun, hal tersebut tidak menghambat penonton untuk mendapatkan kesan yang baik selama menonton serial ini.