Vaksin Covid-19 Berisiko Tinggi Menyebabkan Kematian?

Benarkah NHS, lembaga kesehatan Inggris, merilis informasi tersebut? Mari menilik kebenaran

KIPI

Beberapa saat lalu, sebuah gambar dokumen yang diklaim merupakan keluaran The National Health Service (NHS) bersirkulasi di dunia maya. Dokumen tersebut berisi tentang tingginya tingkat kejadian efek samping serius, termasuk kematian, dari vaksin Covid-19. Beberapa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) serius yang tertera di dokumen tersebut meliputi kelumpuhan, gangguan penglihatan, kelainan jantung, hingga keguguran.

 

Setelah ditelaah, ternyata dokumen yang beredar tersebut merupakan dokumen palsu dan tidak diterbitkan oleh lembaga kesehatan Inggris mana pun, termasuk NHS. Semua vaksin Covid-19 yang beredar saat ini telah melalui serangkaian pengujian dan diregulasi secara ketat sehingga sangat aman untuk digunakan. Di samping itu, penggunaannya juga senantiasa diawasi sehingga efek samping apa pun yang mungkin muncul dapat segera ditangani.

 

Memang, terdapat laporan kematian beberapa saat setelah mendapat vaksinasi. Akan tetapi, perlu ditelaah apakah vaksinasi betul-betul menjadi penyebab dari kematian tersebut ataukah hanya kebetulan saja orang tersebut meninggal tak lama setelah divaksin. Di Inggris, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) mencatat adanya 1.596 orang meninggal setelah menerima vaksin Covid-19 dari Desember 2020 hingga Agustus 2021. Namun, pada investigasi lanjutan, MHRA menemukan mayoritas kematian tersebut terjadi pada lansia dan mereka yang memang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa tidak ada tanda bahwa vaksin berperan dalam kematian tersebut.

 

Selain mengenai kematian, informasi mengenai jenis efek samping yang timbul dari vaksin Covid-19 pada dokumen tersebut juga tidak tepat. Sebagian besar dari efek samping  yang disebutkan dokumen tersebut seperti keguguran dan gangguan menstruasi bukanlah KIPI vaksin Covid-19 yang terkonfirmasi. Sebaliknya, kebanyakan KIPI yang terjadi tergolong ringan seperti demam dan lelah, serta berjangka pendek (kurang dari 7 hari).

 

Di era yang penuh dengan disinformasi, kita harus mampu memilah informasi yang benar serta masuk akal dan mana informasi yang tidak benar. Terkait dokumen tadi, jika memang benar vaksin Covid-19 begitu berbahaya dan merugikan, bukankah seharusnya sudah terjadi penarikan masal dari vaksin Covid-19 di seluruh dunia? Hal ini sangat tidak masuk akal lantaran jumlah orang yang divaksinasi juga sudah sangat banyak di seluruh dunia. Sebagai informasi, per tanggal 4 September 2021, sekitar tiga milyar atau 40% dari populasi dunia tercatat telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Selain itu, diperkirakan sekitar 33 juta dosis vaksin diberikan tiap harinya di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, sekitar 69 juta jiwa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.

 

Semua merek vaksin Covid-19 yang beredar telah terbukti aman serta dapat menurunkan risiko terkena Covid-19 bergejala hingga dirawat inap, masuk ICU, dan kematian. Hal ini berarti manfaat vaksin jauh lebih besar dari risiko kerugiannya. Oleh karena itu, segeralah lakukan vaksinasi!

 

Referensi

  1. https://www.kominfo.go.id/content/detail/36612/disinformasi-dokumen-nhs-tentang-tingkat-tinggi-kematian-dan-reaksi-buruk-akibat-vaksin-covid-19/0/laporan_isu_hoaks
  2. https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-britain/fact-check-nhs-headed-document-warning-of-significant-covid-19-vaccine-fatalities-is-fake-idUSL1N2PW0XM
  3. https://www.who.int/news-room/q-a-detail/coronavirus-disease-(covid-19)-vaccines-safety
  4. https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/vaccine-efficacy-effectiveness-and-protection
  5. Ritchie H, Mathieu E, Rodés-Guirao L, Appel C, Giattino C, Ortiz-Ospina E, et al. 2020. Coronavirus Pandemic (COVID-19) [Online]. OurWorldInData.org. Retrieved from: https://ourworldindata.org/coronavirus.

Penulis: Hubert Andrew
Editor: Alexander Rafael Satyadharma

Share your thoughts