Olahraga, Teman Setia Pembangkit Semangat

Andrea Laurentius

Angkat beban yang sungguhan mengangkat beban

Kesibukan dan peliknya kehidupan tidak mampu melunturkan keinginan seseorang untuk selalu menjaga pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, begitu pula yang dirasakan oleh dr. Andrea Laurentius. Saat ini, dokter lulusan FKUI angkatan 2016 tersebut sedang dalam masa persiapan internship dan menjadi salah satu panitia dari Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) yang diselenggarakan pada bulan September ini. Terlepas dari segala macam kesibukan saat ini, Andrea selalu menyisihkan waktunya untuk berolahraga demi menjaga tubuh tetap fit.

Pria kelahiran Medan ini mengungkapkan bahwa berolahraga menjadi kegiatan rutinnya kini setiap 2 hari sekali. “Tidak harus gym, bisa jogging atau stretching di kamar kalau sedang tidak ada jadwal atau malas,” ujarnya. Ia juga menambahkan, “Kalau dengan schedule seperti saya (saat ini), masih bisa ke gym 2 hari sekali karena sekarang work from home jadi not much trouble. Namun, saat koas, kadang skip karena waktu yang bertabrakan dan tidak cukup sehingga tidak terlalu rutin, dan tujuannya juga untuk bikin happy. Kalau yang sekarang lebih fokus untuk shaping.”

Kegemaran Andrea dalam berolahraga, khususnya workout, bermula saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Saat itu, fisiknya yang kurus kerempeng menyebabkan orang-orang sering mengomentarinya untuk menambah massa tubuh. Hal ini membuatnya sedikit merasa malu. Untuk melawan rasa malu tersebut, Andrea pun mulai menanamkan niat untuk berolahraga. “Pertama kali pas SMP (mulai) olahraga yang beneran angkat sesuatu atau lifting gitu dan saat itu masih belum jadi hobi, baru ada niat angkat badan atau push up setiap hari sebelum berangkat sekolah, tetapi tidak ada efek karena masih niat. Terus lama-lama jadi kebiasaan setiap hari sampai sekarang dan akhirnya jadi hobi dan suka,” ungkapnya. Selain workout, Andrea juga gemar berenang yang memang sudah digelutinya sejak masih kecil.

Selama menjalani hobi, baik dahulu maupun saat ini, suka dan duka tentu pernah Andrea rasakan. “Sukanya, kalau mood jelek, misalnya habis dimarahi atau diomongin, biasa saya pergi untuk olahraga dan melampiaskan kesedihan di sana, dan pulang-pulang jadi happy lagi. Semacam mood booster untuk saya,” ujarnya diselingi tawa. Di balik suka tersebut terselip duka, yaitu kemungkinan terjadinya cedera ringan hingga serius apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Dokter ini juga membagikan pengalaman menariknya. Ia pernah terpentok alat gym yang menyebabkan kepalanya menjadi benjol. Sejak saat itu, Andrea mulai menggunakan topi untuk mencegah hal tersebut kembali terulang. Ia juga pernah menarik perhatian orang karena berada di lift dalam keadaan basah kuyup mengenakan jas lab setelah berenang.

Andrea telah merasakan langsung manfaat dari hobinya tersebut dalam kehidupan pribadi. Ia merasa tubuhnya lebih sehat dan fit. Selain itu, olahraga juga membuatnya memiliki pikiran yang lebih tenang, fokus, serta mood yang baik sehingga berdampak positif bagi aktivitas belajarnya. Setelah menjadi dokter, ia menyadari hobi ini juga memberikan manfaat dalam membantu perannya sebagai role model untuk pasien-pasien ketika memberikan saran kesehatan. Terakhir, dokter berkaca mata ini memberikan pesan berupa pantun. “Beli apel di pasar minggu. Jangan lupa bawa mangga. Jangan hanya belajar melulu. Mau sehat, ayo olahraga!”

Penulis: Savira

Editor: Rheina, Izzati

Share your thoughts