Patuh Minum Obat, Sembuh dari Tuberkulosis
Kasus tuberkulosis kian meningkat, butuh perhatian lebih untuk mengatasinya
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis complex (M. TBC). Umumnya, penularan penyakit tuberkulosis berasal dari manusia ke manusia lewat udara melalui percik renik atau droplet nucleus yang keluar ketika seorang yang terinfeksi TB paru atau TB laring batuk, bersin, bicara, atau melalui prosedur pemeriksaan yang menghasilkan produk aerosol. Berdasarkan data World Health Organization, estimasi insiden TB di Indonesia pada tahun 2021 menunjukkan jumlah kasus sebanyak 969.000 dengan jumlah pasien per 100.000 populasi sebesar 354. Peningkatan mortalitas pada tahun 2021 dibandingkan 2015 di Indonesia tercatat sebesar 46%, masih cukup jauh dari target WHO End TB Strategy milestone for 2020, yaitu penurunan mortalitas sebesar 35%.
Klasifikasi tuberkulosis dapat dibagi berdasarkan lokasi anatomis, antara lain TB paru, yaitu kasus TB yang melibatkan parenkim paru atau trakeobronkial; dan TB ekstraparu yang melibatkan organ di luar paru, seperti pleura, kelenjar getah bening, abdomen, dan sebagainya. TB milier , TB paru, dan TB ekstraparu diklasifikasikan sebagai kasus TB paru. Selain itu, TB juga dapat diklasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan yang terdiri dari kasus baru, kasus dengan riwayat pengobatan, kasus kambuh, kasus pengobatan setelah gagal, kasus setelah loss to follow up, kasus dengan riwayat pengobatan tidak diketahui, dan kasus lain-lain.
Penyakit TB mempunyai gejala penyakit yang bergantung pada lokasi lesi. Manifestasi klinis yang biasa terjadi akibat penyakit ini adalah batuk selama dua minggu atau lebih dengan karakteristik berdahak yang juga dapat bercampur darah, sesak napas, dan disertai nyeri dada. Gejala lain yang juga dapat menyertai adalah malaise, penurunan berat badan, menggigil, demam, berkeringat di malam hari, dan penurunan nafsu makan.
Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB. Prinsip pengobatannya menggunakan obat antituberkulosis (OAT). Pengobatan TB terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Tahap awal bertujuan menurunkan jumlah kuman yang ada di tubuh pasien dan meminimalisasi pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resisten sejak pasien belum mendapat pengobatan. Pengobatan tahap awal diberikan pada semua pasien baru selama 2 bulan. Setelah itu, tahap lanjutan diberikan selama 4 bulan dan dilakukan dengan maksud untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah kekambuhan.
Pilihan obat lini pertama untuk tahap awal adalah isoniazid (INH), etambutol (EMB), rifampisin (RIF), dan pirazinamid (PZA). Sementara itu, pilihan obat untuk tahap lanjutan adalah INH dan RIF. OAT tersebut diberikan melalui rute oral dengan dosis rekomendasi harian orang dewasa untuk INH adalah 5 mg/kgBB dengan dosis maksimum 300 mg, RIF adalah 10 mg/kgBB dengan dosis maksimum 600 mg, PZA adalah 25 mg/kgBB, dan EMB adalah 15 mg/kgBB. Paduan OAT tersebut disediakan dalam bentuk paket berupa kombinasi dosis tepat (OAT-KDT). Tablet ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Kemasan tablet ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat. Obat-obat tersebut juga tersedia dalam bentuk kombipak. OAT harus diminum dengan rutin sehingga dibutuhkan bantuan pengawas menelan obat (PMO) untuk membantu pasien meningkatkan kepatuhan terhadap pemberian obat.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi terbanyak di Indonesia yang juga memakan banyak korban jiwa. Oleh karena itu, TB tidak boleh dianggap remeh. Sebagai masyarakat, kita dapat membantu menanggulangi TB dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, membudayakan perilaku etika batuk dan membuang dahak, melakukan vaksinasi BCG, dan melakukan upaya-upaya lainnya yang dapat mencegah penularan TB.
Referensi:
- Raviglione MC. Tuberculosis. In: Jameson JL, Kasper DL, Longo DL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 20th ed. McGraw-Hill Education; 2018. p. 1236—66.
- Adigun R, Singh R. Tuberculosis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan 5.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran: tatalaksana tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
- World Health Organization. Tuberculosis profile: Indonesia [Internet]. World Health Organization; [cited 2022 Nov 22]. Available from: https://worldhealthorg.shinyapps.io/tb_profiles/?_inputs_&entity_type=%22country%22&lan=%22EN%22&iso2=%22ID%22
Penulis: Savira
Editor: Amanda