Pendiri SobatDiabet: Belajar, Berbagi, Berkarya

Menjadi seorang klinisi tidak menghalanginya untuk berkontribusi bagi kesehatan masyarakat 

SobatDiabet dr. Rudy Kurniawan

Seorang dokter tidak perlu menunggu hingga menyandang gelar doktor ataupun profesor untuk dapat memberikan manfaat di dunia kesehatan bagi masyarakat luas. Setidaknya, itulah pelajaran yang dapat dipetik dari kisah dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD. Pria yang akrab disapa Rudy ini membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghambat untuk berkarya bagi seorang tenaga kesehatan. Segudang pencapaian telah ia raih dan salah satunya adalah mendirikan sebuah komunitas muda peduli diabetes yang bertajuk SobatDiabet.

Bermula dari Minat terhadap Ilmu Penyakit Dalam

Rudy mengawali pendidikan kedokterannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 2007. Tiga tahun setelah lulus sebagai dokter umum, yakni pada tahun 2015, dokter yang memiliki hobi travelling ini memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dengan mengambil program Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Alasannya ingin menjadi seorang internis cukup sederhana, yakni karena ia menyukai ilmunya. 

“Kita belajar seperti detektif, dimulai dari mengumpulkan banyak gejala hingga menegakkan diagnosis dan memberikan tata laksana,” ujar Rudy. Sesuai yang diharapkannya, ilmu penyakit dalam tidak memerlukan tindakan-tindakan mayor. Rudy juga menilai bahwa ia dapat memberikan sumbangsih yang besar dalam menolong orang-orang sakit di negara ini karena 70% penyakit merupakan ranah ilmu penyakit dalam. 

Ketika menyorot balik kariernya sebagai seorang internis, Rudy menyatakan bahwa mengimplementasikan teori yang dipelajari ke dalam praktik sesungguhnya merupakan pengalaman yang paling mengesankan. “Ilmu kedokteran itu tidak hanya plek plek teori. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menjalani praktik klinik, termasuk diantaranya adalah aspek sosial,” ungkap Rudy. 

Kecintaannya terhadap ilmu penyakit dalam juga dipicu kegemarannya dalam berdiskusi dan berinteraksi dengan pasien, misalnya saat mengedukasi obat-obat yang perlu dikonsumsi. Kepedulian dan kegemarannya dalam aspek sosial inilah yang membawanya untuk mendirikan komunitas yang dikenal sebagai SobatDiabet. 

Komunitas SobatDiabet

“Awalnya iseng saja dengan teman-teman co-founder, karena saat itu kami merasa tidak terlibat dalam organisasi apapun,” ucap Rudy. Kepala Klinik Artha Graha Peduli ini berpendapat bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit diabetes masih kurang, padahal data menunjukkan bahwa setiap delapan detik, terdapat satu pasien diabetes meninggal di seluruh dunia. 

Didasari oleh hal ini, Rudy dan rekannya mendirikan SobatDiabet, yakni sebuah wadah bagi anak muda yang peduli akan penyakit metabolik untuk turut serta menyebarluaskan pengetahuan mengenai diabetes kepada masyarakat umum. SobatDiabet resmi didirikan pada tahun 2014 dan telah mengadakan lebih dari 40 program inovatif dalam upaya mencapai visi dan misi mereka. 

Saat ini, SobatDiabet menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dilaksanakan baik secara daring maupun luring. Salah satu bentuk promosi kesehatan yang dilakukan secara daring adalah talkshow SODIALOGUE (Seberapa Peduli Dia, Lo, Gue akan Kesehatan). Selain itu, komunitas ini juga sering mengadakan webinar edukasi kesehatan seputar diabetes yang berafiliasi dengan perusahaan swasta atau organisasi kedokteran mahasiswa, seperti CIMSA dan AMSA. Melalui akun Instagram @sobatdiabet, para aktivis komunitas ini terus berupaya menggugah hati masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan, khususnya dalam mencegah terjadinya diabetes. Komunitas yang sudah berjalan selama 7 tahun ini juga pernah mengadakan kegiatan promosi kesehatan secara luring, yakni dengan diadakannya kegiatan Amazing Race dalam acara Jakarta Diabetes Walk 2019.  

Kini, SobatDiabet telah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Menurut Rudy sebagai pendiri, komunitas ini telah menghadapi banyak tantangan hingga bisa menjadi seperti sekarang. Saat awal dirintis, tidak banyak kaum muda yang berminat untuk ikut serta dalam gerakan ini. Namun, seiring dengan dilaksanakannya berbagai program, semakin banyak orang yang tertarik untuk menjadi bagian dari komunitas ini. Berkat kerja keras dan ketekunan Rudy serta kawan-kawannya, kini sudah ada sekitar 500 relawan yang tergabung dalam SobatDiabet. 

Terus Belajar dan Berkarya 

Banyaknya pencapaian dan prestasi yang telah Rudy raih tidak menghalanginya untuk terus belajar. Saat ini, Rudy sedang melanjutkan studi program S2 Administrasi Rumah Sakit Universitas Pelita Harapan dan Diploma of Travel Health Liverpool School of Tropical Medicine. “Dari awal kita sudah dilatih menjadi lifelong learner, apalagi dunia medis terus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu,” tutur pria kelahiran 1990 tersebut. “Ibarat mobil yang dipanaskan, api (untuk terus belajar) harus terus dikobarkan,” lanjut Rudy. 

Menurutnya, semua hal yang sudah ia raih hingga saat ini perlu disyukuri, tetapi pencapaian tersebut tidak boleh menjadi penghalang untuk menelusuri dan mempelajari hal-hal baru. Sebaliknya, Rudy beranggapan bahwa kita harus terus berkarya dari ilmu yang sudah didapat. Bagi Rudy, di tengah segala kewajibannya, tenaga kesehatan tidak boleh sekadar hanyut dalam padatnya kesibukan, tetapi harus jeli melihat potensi dan kesempatan agar dapat memberikan kontribusi yang lebih bagi kesehatan masyarakat. 

Sepanjang perjalanan hidupnya, Rudy berpegang teguh dengan prinsip hidup yang ia yakini: “Janganlah keluar dari zona nyaman, tetapi perluaslah zona nyaman itu.” Dengan demikian, niscaya kita akan dapat terus berkarya di tengah kesempatan yang lebih besar. 

Penulis: Alessandrina Janisha Parinding
Editor: Ariestiana Ayu Ananda Latifa

Share your thoughts