Penyuntikan tanpa Jarum, Mungkinkah?
Penyuntikan lebih aman dan nyaman tanpa jarum
Injeksi atau penyuntikan merupakan metode penghantaran obat yang lazim digunakan. Walaupun demikian, metode ini masih memiliki beberapa kekurangan, baik dari segi keamanan (efek samping dan penularan penyakit melalui tusukan) maupun kenyamanan. Dengan berkembangnya ilmu teknik biomedis, berbagai teknologi telah dikembangkan untuk memperbaiki metode injeksi, salah satunya berupa teknologi injeksi bebas jarum.
Teknologi ini memungkinkan obat yang berbentuk cair menembus kulit dalam bentuk jet berkecepatan tinggi, yakni 150 m/s. Diameter arus yang sangat kecil, bahkan kurang dari 300 μm, memungkinkannya berperan sebagai “jarum virtual” yang dapat melakukan penetrasi di jaringan kulit. Sebuah Perangkat Injeksi Bebas-Jarum (PIBJ) memiliki tiga komponen meliputi alat injeksi, mulut pipa (nozzle), dan sumber tekanan. Alat injeksi terbuat dari plastik dan memiliki ruang untuk obat serta syringe plastik tanpa jarum. Ketika tombol pada PIBJ ditekan, komponen sumber tekanan akan menghasilkan gaya yang mendorong obat pada alat injeksi untuk keluar melalui lubang pada mulut pipa yang berkontak dengan kulit.
Berdasarkan mekanisme komponen sumber tekanannya, PIBJ dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat injeksi berkekuatan pegas dan berkekuatan gas. Alat injeksi berkekuatan pegas bekerja dengan memanfaatkan sebuah pegas yang ditekan secara paksa. Ketika tombol pada PIBJ ditekan, pegas ini akan terlepas dan memantul sehingga menghasilkan gaya pegas yang selanjutnya akan turut mendorong obat sehingga terbentuklah aliran deras seperti jet. Sedangkan, alat injeksi berkekuatan gas memanfaatkan tabung berisi gas yang akan ditembak keluar melalui sistem piston dan perpipaan sehingga membentuk arus obat yang deras.
Tentunya, teknologi ini memiliki berbagai keuntungan. PIBJ memiliki efek samping yang minimal pada kulit seperti tidak adanya pendarahan, lebam, dan respons kulit yang berlebihan. Selain itu, proses penyuntikan pun tergolong cepat, kurang dari setengah detik sehingga mengurangi nyeri yang dirasakan. Tidak adanya jarum juga memiliki beberapa keuntungan bagi tenaga kesehatan seperti mengurangi kemungkinan tertusuk jarum serta potensi transmisi infeksi yang menular dari darah. Selain itu, hal ini juga memiliki efek baik terhadap pasien yaitu akan mengeliminasi efek ketakutan terhadap jarum suntik dan memungkinkan dilakukannya administrasi obat secara mandiri oleh pasien. Walaupun demikian, terdapat pula kekurangan dari PIBJ yakni penggunaannya hanya memungkinkan untuk rute intradermal, intramuskular, dan subkutan sehingga tidak dapat digunakan untuk penyuntikan melalui rute intravena.
Studi oleh Kojic dkk telah membandingkan penggunaan PIBJ untuk penyuntikan subkutan dengan jarum ukuran 27G. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa PIBJ dapat mengurangi nyeri secara signifikan karena waktu penetrasi lebih cepat dibandingkan injeksi konvesional, yakni kurang dari setengah detik pada PIBJ dan 3-4 detik pada injeksi konvensional. 60% subjek penelitian lebih memilihi injeksi dengan PIBJ dibandingkan konvensional.
Pada tahun 2012 dan 2013, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan PATH (suatu organisasi non-profit di bidang kesehatan) telah melaksanakan uji klinis terhadap penggunaan PIBJ di Kuba, Pakistan, Gambia, dan Kamboja untuk membandingkan efikasi penggunaan PIBJ dengan injeksi konvensional. Uji klinis ini juga menunjukkan bahwa penggunaan PIBJ memakan waktu yang lebih cepat. Selain itu, vaksin yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan injeksi konvensional. Atas dasar ini, WHO kini memanfaatkan PIBJ dalam pelaksanaan vaksinasi polio, influenza, gondong, campak, dan rubella. Di samping untuk vaksinasi, penggunaan klinis PIBJ dapat berupa injeksi anestesia lokal, injeksi berbagai protein terapeutik seperti human growth hormone, serta injeksi berbagai macam obat seperti triamsinolon, bleomisin, dan kortikosteroid.
Artikel ini pernah diterbitkan dalam Surat Kabar Media Aesculapius Edisi Maret-April 2019
Referensi
- Barolet D, Benohanian A. Current trends in needle-free jet injection: an update. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2018; 11: 231–8.
- Ravi AD, Sadhna D, Nagpaal D, Chawla L. Needle free injection technology: a complete insight. Int J Pharm Investig. 2015 Oct;5(4): 192–9.
- Kojic N, GOyal P, Lou CH, Corwin MJ. An innovative needle-free injection system: comparison to 1 ml standart subcutaneous injection. AAPS Pharm Sci Tech. 2017 Nov;18(8).
- Kale TR, Momin M. Needle free injection technology – an overview. Inov Pharm. 2014;5(1).
- Zehrung D. Needle-free devices-latest developments [Internet]. Geneva: PATH; 2012. Available from: https://www.who.int/immunization_standards/vaccine_quality/zehrung_path_needlefree_device_devt_oct12.pdf
- Pharmajet’s revolutionary needle-free drug delivery technology earns applause from frost & sullivan [Internet]. USA: Frost & Sullivan; 2018 Nov 27. Available from: https://www.prnewswire.com/in/news-releases/pharmajets-revolutionary-needle-free-drug-delivery-technology-earns-applause-from-frost–sullivan-694896341.html