Psikiatri Komunitas, Satu Napas, dan Menyelami Batas Kisah dr. Gina Anindyajati, SpKJ
Mengupayakan kesehatan jiwa dari tengah-tengah masyarakat
Menjadi dokter berarti menghadapi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Begitulah ucapan dr. Gina Anindyajati, Sp.KJ, seorang psikiater dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM, pengajar di FKUI, sekaligus psikiater di Klinik Angsamerah yang berkeliling ke berbagai komunitas dan pelayanan kesehatan primer.
Mengapa Psikiatri?
Keputusan menjadi spesialis kedokteran jiwa tidak datang secara tiba-tiba. Ketika menduduki bangku mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Gina belum terpikir akan masa depan. Impiannya sejak kecil adalah menjadi konsultan dan menerima konsultasi dari orang lain. Terinspirasi oleh dokter-gurunya, Gina percaya bahwa lulusan kedokteran memiliki banyak pilihan pekerjaan, tidak hanya sebagai klinisi yang bekerja menyembuhkan orang sakit.
Seiring pendidikannya, tumbuh harapan Gina untuk memajukan kesejahteraan khalayak umum, terutama para ibu. Bagi dokter psikiatri divisi Psikiatri Komunitas ini , ibu memegang peranan sentral dalam masyarakat, mulai dari membangun ketahanan keluarga, meningkatkan kesehatan fisik dan emosional anggota keluarga, hingga mendukung relasi antarmanusia. Ibu perlu berdaya untuk dapat memberdayakan anak dan keluarganya. Oleh karena itu, dokter berkacamata ini juga memiliki keinginan membantu para ibu dalam berbagai tahap intervensi, mulai dari promosi dan prevensi, kurasi, hingga rehabilitasi.
Gina memulai profesi sebagai dokter umum di Klinik Angsamerah, sebuah klinik kesehatan swasta di Jakarta yang berfokus pada kesehatan seksual dan reproduksi. Selagi bekerja, Gina juga mengenyam pendidikan spesialis psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah lulus, dokter kelahiran 1987 ini melanjutkan tugasnya sebagai psikiater di klinik yang sama, sembari memperlebar cakupan kerja ke beragam komunitas kesehatan jiwa secara daring maupun luring. Beberapa komunitas yang pernah bekerja sama dengan Gina adalah MotherHope Indonesia, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, dan Into the Light Indonesia.
Psikiatri Komunitas dan Berbagai Suka Dukanya
Dari psikiatri komunitas, Gina tidak hanya belajar mengenai kesehatan jiwa ibu, tetapi juga banyak hal mengenai hubungan antarmanusia. Selain dari pasien di rumah sakit dengan perjuangannya yang hebat, Gina juga belajar dari pekerja komunitas, relawan, aktivis, bidan, psikolog, dan psikiater. Banyak kesulitan yang akan terasa lebih mudah jika dihadapi bersama dibandingkan hanya seorang diri, bahkan hal kecil pun dapat berdampak besar. “Kalau ramai-ramai, pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan,” ucap Gina sambil tersenyum, “Rasanya priceless, seperti satu napas. Melakukan sesuatu dan ingin mencapai tujuan yang sama, tetapi dengan kemampuan masing-masing, bagi saya adalah sesuatu yang menyenangkan.”
Meskipun demikian, bekerja sebagai spesialis psikiatri tidak selalu diisi oleh emosi positif. Sebagai praktisi kesehatan jiwa, Gina pun kerap kali ikut merasakan kompleksitas emosi yang dialami pasiennya. Namun, hambatan terbesar adalah banyaknya kondisi di antara masyarakat yang tidak ideal, tetapi tidak ada yang dapat ia lakukan karena keterbatasan wewenang, kapasitas, sistem, maupun sumber daya. Seperti dokter lainnya, Ginatentu ingin memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Berbagai masalah medis yang dialami pasien sudah jelas tidak hanya disebabkan oleh faktor biologis tubuh, tetapi melibatkan beragam faktor, seperti masalah ekonomi untuk transportasi, tidak adanya pengasuh yang dapat mendampingi pasien secara optimal, atau perbedaan ketersediaan obat di daerah pasien dengan obat yang efektif dikonsumsi pasien di rumah sakit.
Masalah lainnya adalah ketika Gina mendapat telepon dari orang dengan risiko bunuh diri, namun terhalang jarak sehingga tidak dapat membantu langsung, seperti pasien dari Kalimantan atau Pulau Seribu. Dalam kondisi itu, tidak ada fasilitas kesehatan dan psikiater yang mudah dijangkau. Ketidakberdayaan itu membuat Gina sedih, tetapi wanita ini menjadikan hal tersebut motivasi untuk tetap memberikan pelayanan terbaik saat terhalang keterbatasan. Gina menganggap bahwa semua solusi perlu diupayakan walaupun tidak dapat dipaksakan. Proses pengambilan keputusan Gina pun berbeda sesuai kondisi yang dialami. Jika dikontak oleh pasien langsung, Gina akan membantu menentramkan pasien terlebih dahulu sembari memanggil petugas kesehatan terdekat yang sekiranya dapat menjemput. Jika dikontak oleh relawan organisasi atau komunitas, Gina membantu mengarahkan ke fasilitas kesehatan jiwa terdekat. Jika dikontak oleh dokter dari puskesmas, Gina membantu dalam merekomendasikan penanganan pertama masalah kesehatan jiwa secara medis. Karena hambatan-hambatan tersebut, Gina sangat berharap semakin banyak mahasiswa kedokteran yang berminat terjun ke bidang psikiatri dan berkontribusi di berbagai daerah.
Untuk Para Pembaca
Setelah beberapa tahun berkiprah di bidang psikiatri, Gina menjunjung tinggi prinsip bahwa sehat jiwa tidak dapat direalisasikan seorang diri. Untuk menjadi sehat, kita perlu dukungan dari lingkungan. Menjadi sehat jiwa berarti menjalankan upaya kesehatan dari diri untuk diri sendiri dan dari diri untuk orang-orang di sekitar. Sehat bersama, produktif bersama, dan senang bersama.
Penulis: Alifa
Editor: Izzati