Raih Penuaan Sehat dengan Rajin Berolahraga

Penuaan erat dikaitkan dengan menurunnya kemampuan fisik dan lekatnya komorbid, lantas bagaimana menentukan olahraga yang tepat agar tetap sehat?

Pertambahan usia secara sehat tentunya menjadi harapan bagi setiap orang. Masa usia lanjut diharapkan tidak menjadi masa yang dihabiskan dengan penurunan kualitas hidup, melainkan masa yang dilalui dengan tetap aktif berkontribusi di masyarakat. Di sisi lain, usia yang bertambah tua erat dikaitkan dengan perubahan fisiologis dalam tubuh, sehingga diperlukan perhatian dari segi gizi, olahraga, hingga sosial untuk mempersiapkan pertambahan usia yang sehat. Menanggapi hal ini, IMERI FKUI mengadakan serial Webinar “The Secrets of Aging Well: How to Promote The Healthy Aging” yang merupakan bagian dari kegiatan kursus daring “Healthy Aging Module as a Prevention Strategy for Non-communicable Disease”. Webinar melalui Zoom Meeting ini diadakan pada tanggal 23 April 2022 dengan salah satu topik yang diangkat berjudul “Aktivitas Fisik yang Tepat dan Aman untuk Lansia” dan dibawakan oleh Dr. dr. Nani Cahyani Sudarsono, Sp.KO.

Usia lanjut menurut ACSM dan AHA didefinisikan sebagai usia diatas 65 tahun ataupun usia 50-64 tahun dengan kondisi klinis kronis yang signifikan dan/atau dengan fungsi yang terbatas. Menjaga aktivitas fisik menjadi hal yang penting dalam mencapai penuaan yang sukses. Aktivitas fisik yang sesuai tidak dapat mengurangi penuaan, namun dapat membatasi serta mencegah kecepatan prosesnya. Tujuan dari aktivitas fisik pada lanjut usia (lansia) sangatlah beragam, diantaranya dapat mencegah non-communicable disease, cedera, hingga risiko jatuh.

Aktivitas fisik pada lansia juga memiliki segudang manfaat. Pada sistem seluler, olahraga akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga timbul adaptasi dari sistem respirasi, kardiovaskular, dan metabolisme. Olahraga juga diketahui dapat mengurangi inflamasi yang terjadi selama penuaan serta mencegah osteoporosis pada sistem muskuloskeletal. Olahraga pun dapat mendatangkan manfaat positif dari sisi psikologis, di antaranya memperbaiki pola tidur, meningkatkan mood, dan memperbaiki fungsi kognitif pada lansia.

Dalam menentukan latihan fisik yang tepat dan aman bagi lansia, diperlukan identifikasi risiko yang cermat. Sebelum melaksanakan program latihan fisik, lansia dianjurkan melakukan pemeriksaan pralatihan, pemanasan dan peregangan, serta mewaspadai timbulnya gejala umum seperti nyeri dada dan sesak napas. Rekomendasi aktivitas fisik yang dianjurkan bagi lansia adalah paling sedikit 150-300 menit per minggu untuk aktivitas fisik intensitas sedang atau sedikitnya 75-100 menit aktivitas fisik intensitas berat. Untuk tambahan manfaat kesehatan, dapat dilakukan latihan penguatan otot setidaknya 2 hari per minggu serta latihan keseimbangan sedikitnya 3 hari per minggu. Bagi lansia, terutama di masa pandemi ini, pengurangan waktu sedenter juga sangat penting. Saat ingin memulai latihan, para lansia dapat mengawalinya dengan latihan berintensitas ringan secara perlahan dan bertahap.

Aktivitas fisik yang dilakukan juga harus diiringi dengan perhatian terhadap komorbid dan adaptasi terhadap latihan. Sebagai contoh, lansia dengan penyakit diabetes harus menambah latihan yang bersifat aerobik karena berdampak baik pada metabolisme serta mewaspadai timbulnya gejala hipoglikemia saat latihan. Apabila ditemukan masalah, lansia dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dan efek kesehatan yang maksimal dapat tercapai.rahmi

Penulis: Rahmi

Editor: Izzati

Share your thoughts