Sel Punca: Pengobatan Mutakhir Masa Depan

Sel punca digadang-gadang menjadi teknologi pengobatan termutakhir untuk segala jenis penyakit. Benarkah demikian?

 

Di penghujung tahun 2019, Kementerian Riset dan Teknologi RI meresmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional. Hal ini disambut baik oleh sejumlah kalangan karena dianggap menjadi babak baru perkembangan dunia medis Indonesia. Pengembangan sel punca yang diyakini sebagai solusi dari berbagai macam penyakit begitu dinantikan. Lantas, apa sebenarnya sel punca? Seberapa menjanjikannya manfaat sel ini? Mari simak lebih lanjut!

Tubuh manusia tersusun atas lebih dari 200 jenis sel, misalnya sel kulit, sel saraf, ataupun sel otot. Sel punca atau stem cell merupakan jenis sel yang aktif membelah diri secara terkontrol dan mampu berubah menjadi berbagai jenis sel lain. Hal ini yang menjadikan sel punca disebut sebagai sel induk dari sel-sel tubuh lainnya. Terdapat beberapa jenis sel punca yang diklasifikasikan berdasarkan banyaknya turunan sel yang dapat dibentuk. Klasifikasi tersebut, meliputi sel punca pluripoten, multipoten, oligopoten, dan unipoten. Sel pluripoten adalah jenis sel punca dengan kemampuan paling luas dalam membentuk berbagai jenis sel lain. Sementara itu, unipoten adalah sel punca yang hanya dapat membentuk satu jenis sel tubuh saja.

Kemampuan sel punca dalam membentuk sel lain merupakan kunci utama dalam pengobatan. Beberapa jenis sel dalam tubuh manusia, seperti sel saraf, memiliki kemampuan regenerasi yang lambat dan terbatas. Jika sel tersebut rusak, maka regenerasi sulit terjadi. Kehadiran sel punca diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut. Sel-sel yang mengalami kerusakan dapat digantikan oleh sel punca yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sel yang sama. Tidak hanya berfungsi sebagai pengganti, sel punca juga bermanfaat dalam pengujian efektivitas obat di luar tubuh manusia.

Saat ini, penggunaan sel punca dalam terapi medis telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah transplantasi sumsum tulang. Sel punca pada sumsum tulang mampu membentuk berbagai jenis sel darah sehingga dapat digunakan pada pasien yang memiliki masalah hematologi. Meskipun demikian, terapi berbasis sel punca pada organ tubuh lain masih sangat terbatas dan masih terus dikembangkan hingga saat ini.

Upaya pengobatan menggunakan sel punca tentunya harus memperhatikan sumber sel punca itu sendiri. Sel punca unipoten dapat diperoleh dari jaringan tubuh dewasa, seperti sumsum tulang. Sel multipoten dapat diperoleh dari jaringan plasenta. Sementara itu, sel punca pluripotent yang paling luas potensinya dapat diperoleh dari jaringan embrio manusia.

Sel punca memang menjadi suatu harapan besar di dunia medis. Penyakit kronis dan degeneratif, seperti diabetes, parkinson, hingga kebutaan berpotensi untuk dapat disembuhkan dengan terapi sel punca. Akan tetapi, di balik kehebatan sel punca yang begitu menggiurkan, berbagai keterbatasan muncul. Masalah etik menjadi salah satu keterbatasan pengembangan sel punca hingga saat ini. Berbagai penelitian sel punca di dunia telah dibatasi untuk hanya menggunakan jaringan matur atau plasenta. Beruntung, pada tahun 2007, peneliti Jepang berhasil merekayasa sel tubuh matur menjadi sel pluripoten. Teknik ini disebut dengan induced pluripotent stem cell (iPSC).

Keterbatasan lain yang dihadapi dalam pengembangan terapi sel punca adalah risiko penggunaannya. Penelitian mengenai efek samping sel punca masih perlu dilakukan untuk menghindari efek penolakan tubuh. Selain itu, terapi ini perlu memerhatikan risiko timbulnya keganasan. Karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, aspek ekonomi harus turut dipertimbangkan agar tidak terjadi kesenjangan dalam penggunaannya. Melalui pusat studi dan produksi sel punca nasional yang telah terbentuk, pengembangan terapi sel punca di Indonesia diharapkan akan semakin maju dan mampu bersaing secara global.

 

Referensi:

  1. Zakrzewski W, Dobryznski M, Szymonowicz M, Rybak Z. Stem cells: past, present, and future. Stem Cell Res Ther. 2019; 10: 68.
  2. Biehl JK, Russell B. Introduction to Stem Cell Therapy. J Cardiovasc Nurs. 2009 Mar-Apr; 24(2): 98–105.
  3. Poulos J. The limited application of stem cells in medicine: a review. Stem Cell Res Ther. 2018; 9: 1.
  4. Watt FM, Driskell RR. The therapeutic potential of stem cells. Philos Trans R Soc Lond B Biol Sci. 2010 Jan 12; 365(1537): 155–163.
  5. Grilovanu M, et al. Stem cells – biological update and cell therapy progress. Clujul Med. 2015; 88(3): 265–271. Published online 2015 Jul 1.

Share your thoughts