Semaglutide: Obat Diabetes Pereda Obesitas

Analog GLP-1 yang membantu menurunkan kadar gula darah sekaligus berat badan

Pada pertengahan 2021 lalu, FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat menyetujui peredaran obat yang berperan dalam  manajemen berat badan kronis pada dewasa dengan obesitas yang disertai dengan salah satu kondisi lain terkait berat badan, seperti hipertensi, DM tipe 2, dan kolesterol tinggi. Obat dikemas dengan nama dagang Wegovy ini merupakan obat injeksi subkutan semaglutide yang diberikan sebagai terapi tambahan selain dengan diet kalori dan aktivitas fisik pada pasien yang memiliki permasalahan berat badan kronis. 

Walaupun berita mengenai persetujuan obat ini terbilang segar, injeksi semaglutide bukanlah obat yang baru. Injeksi sub kutan semaglutide ini sebelumnya telah menjadi pengobatan untuk pasien DM tipe 2 dan terdaftar dengan nama dagang Ozempic sejak tahun 2017. Pasalnya, Ozempic sempat menjadi topik hangat karena banyak digunakan untuk mengurangi berat badan, bahkan sebelum resmi disetujui oleh FDA.

Di Indonesia, baru Ozempic yang resmi teregistrasi pada tahun 2021, sedangkan Wegovy belum terdaftar hingga saat ini. Sebagai obat diabetes mellitus tipe 2, Ozempic adalah agonis reseptor GLP-1 (glucagon-like peptide) yang berperan dalam meningkatkan kontrol glikemia pada pasien dewasa. Kandungan pada Ozempic, yaitu semaglutide, merupakan analog GLP-1 dengan kemiripan sebesar 94%. Dengan demikian, semaglutide akan berikatan dan mengaktivasi reseptor GLP-1 sehingga insulin disekresikan dan berefek pada penurunan gula  darah. Selain kontrol glikemik, semaglutide juga dipercaya dapat mengurangi perkembangan aterosklerosis dengan membatasi permeabilitas usus dan mengurangi inflamasi.

Ozempic tersedia dalam bentuk injeksi sub kutan ataupun oral. Injeksi dapat diberikan pada abdomen, paha, atau lengan atas. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 terkontrol dapat menerima Ozempic sebagai tambahan obat diabetes lain, seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin basal. Oleh karena itu, Ozempic bukan merupakan obat lini pertama dari diabetes yang belum dikontrol dengan pola makan dan latihan fisik. Obat ini tidak digunakan untuk pasien diabetes tipe 1 ataupun ketoasidosis diabetikum. Ozempic juga bukan merupakan pengganti insulin, meskipun terdapat pendapat berkembang bahwa semaglutide lebih baik daripada insulin dalam menurunkan gula darah.

Efek samping yang umum dilaporkan adalah mual dan diare ringan hingga parah yang akan membaik dengan waktu. Hal tersebut merupakan efek dari hipoglikemia, terlebih apabila dikonsumsi bersamaan dengan insulin atau sulfonilurea. Ozempic juga dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas sehingga dikontraindikasikan bagi pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap semaglutide. Efek samping lainnya adalah pusing, komplikasi retinopati diabetik, seperti muntah, nyeri abdomen, distensi abdomen, konstipasi, dispepsia, gastritis, GERD, dan flatulen. 

Lalu, bagaimana obat diabetes ini sampai bisa digunakan sebagai manajemen berat badan?

Selain sekresi insulin, teraktivasinya reseptor GLP-1 akan memicu terjadinya perlambatan pengosongan lambung serta mestimulasi rasa kenyang pada hipotalamus yang memengaruhi asupan makanan. Melalui reseptor GLP-1, pelepasan insulin dilakukan dengan jalur glucose-dependent dan tidak menimbulkan hipoglikemia sehingga dapat dikonsumsi oleh pasien dengan kondisi selain DM tipe 2. Uji klinis yang dilakukan untuk menilai keamanan dan efikasi Wegovy menunjukkan adanya pengurangan berat badan pada subjek tanpa diabetes yang menerima semaglutide sebesar rata-rata 12.4%. Pada pasien diabetes, rata-rata pengurangan berat badan sebesar 6.2%. 

Meskipun begitu, kedua obat ini masih sulit dijangkau karena selain baru, harganya pun relatif mahal. Sesuai dengan anjuran FDA, pemakaiannya pun terbatas hanya untuk pasien obesitas yang juga memiliki kondisi lain terkait berat badan. Walaupun pemakaian semaglutide pada orang normal tidak menunjukkan pengaruh yang berarti, obat ini sebaiknya tetap tidak dikonsumsi oleh pasien yang hanya ingin menurunkan berat badan.

 

Referensi:

https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-new-drug-treatment-chronic-weight-management-first-2014

https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ozempic

https://farmasetika.com/2019/12/27/semaglutide-ozempic-obat-diabetes-tipe-2-dengan-teknologi-baru-injeksi-subkutan/

https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2032183 

https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(21)00213-0/fulltext

Share your thoughts