Serba-Serbi Monkeypox

cacar monyet

Monkeypox menimbulkan kekhawatiran terutama kemunculannya di tengah isu peralihan pandemi menjadi endemi. Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox yang berasal dari genus Orthopoxvirus. Penyakit ini dapat ditularkan secara kontak langsung antara manusia dengan manusia atau dari hewan ke manusia. Gejala yang menandakan adanya infeksi virus monkeypox adalah sakit kepala, demam, nyeri punggung, kurangnya energi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam. Gejala ini dapat setelah dua hingga empat minggu infeksi.

 

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), terdapat 71,237 kasus cacar monyet di seluruh dunia. WHO pun menetapkan bahwa monkeypox termasuk ke dalam kedaruratan kesehatan publik tingkat internasional. Penderita monkeypox lebih banyak berasal dari jenis kelamin laki-laki, terutama pada orang-orang yang berganti-ganti pasangan dan seks sesama jenis.

 

Penyebaran virus diawali dengan periode inkubasi. Virus akan masuk ke tubuh dan bereplikasi pada situs inokulasi. Virus tersebut akan menyebar ke nodulus limfatikus sehingga virus dapat menyebar ke organ lain. Peristiwa ini disebut dengan viremia. Setelah itu, gejala akan muncul setelah terjadi viremia sekunder dengan keluhan berupa demam, limfadenopati, dan ruam.

 

Tidak pandang bulu, monkeypox dapat menginfeksi siapa saja. Seseorang yang tinggal atau punya riwayat kontak erat dengan individu yang terinfeksi monkeypox adalah orang yang paling berisiko untuk tertular. Penularan dapat melalui kontak langsung dengan ruam, koreng, atau cairan tubuh dari penderita dan juga menyentuh permukaan yang pernah digunakan oleh penderita monkeypox. Monkeypox umumnya dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung mulai dari dua hingga empat minggu. Oleh karena itu, makan yang baik, minum dan tidur yang cukup, serta menjaga kesehatan mental menjadi penting untuk dilakukan. Pengobatan khusus untuk melawan monkeypox masih dalam tahap pengembangan. Antivirus tecovirimat (TPOXX), yaitu antivirus untuk smallpox, masih diuji keamanan serta efektivitasnya oleh para ilmuwan. TPOXX hanya untuk orang dengan monkeypox yang parah atau yang berisiko tinggi terkena penyakit parah karena dapat membantu meminimalkan gejala.

 

Komplikasinya antara lain infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata. Saat ini, sudah terdapat laporan kasus meninggal di Nigeria dan Republik Afrika Tengah. Bersama dengan ketiadaan pengobatan khusus, kedua hal tersebut menjadi motivasi kuat untuk mencegah penularan monkeypox. Langkah pencegahan terinfeksi monkeypox dimulai dengan membatasi kontak dengan suspek atau sudah terkonfirmasi monkeypox atau dengan hewan yang berisiko menularkan. Selain itu, jaga kebersihan dan disinfeksi secara teratur. Periksakan diri serta lakukan isolasi jika mengalami gejala monkeypox.

 

Walaupun monkeypox belum mencapai status seperti Covid-19, tidak sedikit advokasi untuk menangkal kemajuannya menjadi pandemi. Sama dengan Covid-19, selalu waspada terhadap gejala monkeypox dan senantiasa menjaga kesehatan diri dan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit. Fadila, Savira

Share your thoughts