Skabies
Definisi
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi parasit Sarcoptes scabiei var. Hominis (tungau) dan produknya.1,2
Sinonim: kudis
Gejala Klinis
Kelainan kulit yang ditemukan berupa papul (bercak), vesikel (lenting), urtikaria (gatal). Apabila digaruk dapat timbul lesi kulit seperti erosi, eskoriasi, krusta, bahkan infeksi sekunder. Terdapat 4 tanda utama Skabies :
- Pruritus nokturna (gatal di malam hari)
- Menyerang sekelompok orang (contoh : sekeluarga, satu asrama)
- Ditemukan terowongan (bentuk garis lurus/berkelok berwarna putih/abu dengan ujung papul/vesikel) pada area predileksi (pergelangan tangan, lipat ketiak, siku bagian luar, bokong, genitalia eksterna)
- Ditemukan tungau pada kerokan kulit2,3
Gambar 1. Lesi Skabies.3
Etiologi
Scabies adalah kutu rumah atau sering disebut tungau. Tungau dapat hidup di luar inang selama 3 hari, tidak dapat terbang ataupun melompat. Parasit ini akan menggali terowongan di lapisan kulit. Di sepanjang terowongan, tungau ini dapat bertelur 2-3 butir sehari. Telur akan menetas dalam 10 hari dan larva akan meninggalkan terowongan untuk menjadi matang di permukaan kulit.3
Patogenesis dan Patofisiologi
Cara penularan skabies adalah melalui kontak langsung kulit ke kulit dan kontak tidak langsung melalui benda (handuk, sprei, karpet). Lesi kulit yang tejadi dapat disebabkan karena tungau itu sendiri atau garukan pada daerah yang gatal. Sementara gatal pada skabies disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret dari tungau.2
Diagnosis
Diagnosis perkiraan apabila ditemukan 1, 3:
- Lesi kulit pada daerah predileksi (antar sisi jari, pergelangan tangan, telapak tangan, siku, aksila, skrotum, penis, labia dan areola pada wanita)
- Pruritus nokturnal
- Riwayat sakit serupa dalam satu rumah/kontak
Diagnosis pasti : ditemukan tungau, larva, terlur, atau ekskret (kotoran) melalui pemeriksaan penunjang (mikroskopik).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menemukan terowongan :
- Burrow ink test (mengoleskan tinta atau gentian violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi)
- Uji tetrasiklin (mengoleskan tetrasiklin ke lesi kulit kemudian diperiksa dengan lampu Wood untuk mencari terowongan)
Tata Laksana
Tata laksana tanpa obat-obatan adalah dengan menjaga higiene/kebersihan dan lingkungan, lalu mencuci pakaian dan alas tidur pada suhu 60 atau disimpan dalam kantung plastik tertutup untuk dekontaminasi. Karpet, kasur, bantal, perlu dijemur di bawah terik matahari setelah dilakukan penyedotan debu.
Tata laksana dengan obat adalah menggunakan skabisida. Beberapa pilihan obat adalah sebagai berikut.1
- Topikal : dioleskan seluruh badan kecuali kepala dan muka, dari leher hingga ujung kaki, dibiarkan selama 8 jam (sebelum tidur hingga bangun pagi hari) kemudian dibilas bersih saat mandi
- Untuk anak diatas 2 tahun: Krim permetrin 5%. Pemakaian cukup 1x saja, diulang setelah 1 minggu jika tidak ada perbaikan
- Untuk anak < 3 tahun : salep sulfur 5-10%. Pemakaian selama 3 malam berturut-turut
- Sistemik
- Antihistamin sedatif (oral) untuk mengurangi gatal
- Antibiotik sistemik jika infeksi sekunder
Bagan 1. Alur tata laksana skabies.1
Komplikasi
Infeksi sekunder, skabies dengan krusta, glomerulonefritis poststreptokokus disebabkan oleh skabies yang diinduksi pioderma, limfangitis septikemia.3
Referensi
- In : Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. PERDOSKI;2017. p.131-4.
- Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Badan penerbit FKUI;2014.
- Burkhart CG, Burkhart CN. Scabies, other mites, and pediculosis.. In : Fitzpatricks dermatology in general medicine. 8th ed. Mc-Graw Hill;2012. p.2569-71.