Somatic Symptom Disorder

Definisi & Informasi Umum Penyakit

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-V), somatic symptom disorder adalah manifestasi satu atau lebih gejala fisik yang diiringi dengan pikiran, emosi, dan/atau perilaku yang berlebihan terkait gejala tersebut. Akibatnya, timbul stres dan/atau disfungsi yang signifikan. Gejala-gejala ini dapat atau tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis.

Dahulu disebut: Gangguan somatoform

Klasifikasi

Klasifikasi somatic symptom disorder dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Klasifikasi Deskripsi
Conversion disorder Satu atau lebih gejala fungsi motorik volunter atau sensorik yang berubah dan inkonsisten dengan kondisi yang telah diketahui.
Factitious disorder Falsifikasi gejala fisik/psikologis atau cedera/penyakit, bisa berkaitan dengan diri sendiri atau dipaksakan kepada orang lain, walaupun bukan untuk keuntungan pribadi.
Illness anxiety disorder Preokupasi bahwa mendapatkan penyakit serius. Terdapat dua tipe yaitu mencari pengobatan (care-seeking) atau menghindari pengobatan (care-avoidant).
Faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis lain Adanya kondisi medis dan faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis tersebut secara negatif
Gejala somatik lain yang spesifik Terdapat gejala yang sesuai dengan somatic symptom disorder, namun tidak memenuhi kriteria gangguan di atas
Gejala somatik lain yang tidak spesifik Terdapat gejala yang sesuai dengan somatic symptom disorder, namun tidak memenuhi kriteria gangguan-gangguan di atas; klasifikasi ini hanya digunakan ketika tidak terdapat informasi yang cukup untuk membuat diagnosis yang lebih spesifik

Tabel 1. Klasifikasi Somatic Syndrome Disorder
Sumber: Am Fam Physician. 2016 Jan 1;93(1):49-54A.

Epidemiologi

Prevalensi somatic symptom disorder pada populasi umum adalah 5-7%. Gangguan ini dapat dimulai dari masa kanak-kanak sampai dengan dewasa, dan lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki (dengan perbandingan 10:1).

Tanda dan Gejala

Manifestasi Klinis

Somatic symptom disorder dapat ditunjukkan dengan adanya:

  1. Riwayat penyakit sekarang yang tidak jelas dan inkonsisten
  2. Gejala yang tidak pulih dengan intervensi medis
  3. Adanya sensasi seperti penyakit medis
  4. Penghindaran diri dari aktivitas fisik
  5. Sensitif terhadap efek samping medikasi

Etiologi dan Patogenesis

Somatic symptom disorder muncul dari kesadaran tinggi terhadap sensasi tubuh, yang dikombinasikan dengan kecenderungan untuk menginterpretasikan sensasi ini sebagai indikasi penyakit medis.

Etiologi somatic symptom disorder masih belum jelas, namun beberapa studi telah menginvestigasi beberapa faktor risiko. Misalnya, pengabaian pada masa kanak-kanak, penyalahgunaan seksual, gaya hidup berantakan, dan riwayat penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.

Lebih dari itu, somatic symptom disorder berhubungan dengan gangguan kepribadian aksis II, terutama dengan adanya karakteristik suka menghindar (avoidant), paranoid (ketakutan), tidak bisa mencapai tujuan hidup (self-defeating), dan adanya gangguan obsesif-kompulsif.

Patofisiologi

Patofisiologi somatic syndrome disorder masih belum diketahui. Gejala-gejala seperti takikardia, peningkatan gairah, hipermotilitas lambung, tensi otot, dan nyeri yang terkait dengan hiperaktivitas otot diduga disebabkan oleh teraktivasinya senyawa noradrenergik endogen secara otonom.

Faktor genetik juga dapat berperan. Studi terhadap kembar monozigot dan dizigot menunjukkan bahwa faktor genetik berkontribusi sebanyak 7-21% terhadap kemunculan gejala somatik, sementara sisanya disumbang oleh faktor lingkungan. Studi lainnya menemukan bahwa beberapa polimorfisme nukleotida tunggal berhubungan dengan gejala somatik.

Diagnosis

Kriteria diagnostik somatic symptom disorder menurut DSM-V adalah sebagai berikut.

  1. Terdapat satu atau lebih gejala somatic yang menyebabkan distress atau menimbulkan gangguan signifikan terhadap kehidupan sehari-hari
  2. Pemikiran, perasaan, atau perilaku berlebihan yang berhubungan dengan gejala somatik atau kekhawatiran tentang kesehatan lainnya, yang terwujud dengan salah satu kondisi di bawah ini:
  • Pemikiran yang persisten dan tidak sepadan tentang keseriusan gejala seseorang
  • Kecemasan tinggi yang persisten terhadap kesehatan atau gejala
  • Waktu dan energi yang diberikan secara eksesif untuk gejala atau kekhawatiran tentang kesehatan ini
  1. Walaupun gejala somatik tertentu tidak bertahan pada waktu diagnosis, keadaan simptomatik dapat bersifat persisten (biasanya lebih dari 6 bulan).

Skrining somatic symptom disorder

Walaupun Patient Health Questionnaire-15 adalah instrumen skrining yang paling sering digunakan untuk mendeteksi gejala somatic symptom disorder, Somatic Symptom Scale-8 dapat mengukur beban gejala somatik.

Patient Health Questionnaire-15

Tabel 2. Patient Health Questionnaire-15
Sumber: Am Fam Physician. 2016 Jan 1;93(1):49-54A.

Somatic Symptom Scale-8

Tabel 3. Somatic Symptom Scale-8
Sumber: Am Fam Physician. 2016 Jan 1;93(1):49-54A.

Tata Laksana

Tujuan utama penanganan somatic symptom disorder adalah membantu pasien menghadapi gejala fisik, seperti kecemasan kesehatan dan perilaku maladaptif, bukan untuk mengeliminasi gejalanya.

Non-farmakologis

  • Pasien harus diberi tahu bahwa gejala fisik yang dialami dapat meningkat dengan adanya kecemasan atau masalah emosional eksesif.
  • Penyedia layanan kesehatan primer harus mengunjungi pasien secara rutin untuk menegaskan bahwa gejala bukan merupakan pertanda kondisi medis yang mengancam nyawa.
  • Penanganan psikiatrik awal direkomendasikan, seperti cognitive-behavioural therapy.

Farmakologis

Pendekatan farmakologis harus dibatasi dan diberikan dalam dosis rendah. Obat yang dapat diberikan adalah:

  • Antidepresan untuk mengatasi komorbiditas psikiatrik (seperti kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif).
  • Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)

Yang harus dihindari

  • Prosedur diagnostik dan penanganan operasi invasif
  • Obat-obatan sedatif, seperti benzodiazepin dan analgesik narkotik

Komplikasi dan Prognosis

Somatic symptom disorder dapat bersifat kronik, sekitar 90% kasus bertahan lebih dari lima tahun. Intervensi terapeutik hanya memberikan efek kecil sampai sedang. Disabilitas psikologis signifikan dan penurunan kualitas hidup sering dijumpai.

Somatic symptom disorder dapat melahirkan beberapa komplikasi. seperti:

  • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan untuk meringankan gejala dapat meningkatkan ketergantungan terhadap substansi tertentu
  • Apabila penyedia layanan kesehatan melakukan prosedur diagnostik invasif atau operasi, komplikasi iatrogenik dapat terjadi.

Referensi

  1. D’Souza RS, Hooten WM. Somatic Syndrome Disorders. [Updated 2019 Nov 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532253/
  2. Kurlansik SL, Maffei MS. Somatic symptom disorder. Am Fam Physician. 2016 Jan 1;93(1):49-54A.
  3. Kato K, Sullivan PF, Pedersen NL. Latent class analysis of functional somatic symptoms in a population-based sample of twins. J Psychosom Res. 2010 May;68(5):447-53
  4. Holliday KL, Macfarlane GJ, Nicholl BI, Creed F, Thomson W, McBeth J. Genetic variation in neuroendocrine genes associates with somatic symptoms in the general population: results from the EPIFUND study. J Psychosom Res. 2010 May;68(5):469-74.
  5. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association; 2013:311.

Share your thoughts