Speech Delay
Definisi
Speech delay merupakan kondisi anak dengan perkembangan kemampuan berbicara yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan anak-anak lain seusianya ditinjau dari milestones (tahapan normal) yang ada.1
Keadaan speech delay merupakan masalah yang cukup sering ditemui, memengaruhi 3-10% anak-anak. Kelainan ini 3-4 kali lebih sering dijumpai pada anak laki-laki.1
Sinonim: Keterlambatan Berbicara
Milestone Perkembangan Kemampuan Bicara
0-6 bulan
- Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya
- Saat usia 2-3 bulan, bayi mulai bersuara cooing, seperti “uuh” atau “aah”. Bayi juga suka bereksperimen dengan bunyi yang dapat ia hasilkan dan bereaksi terhadap suara yang ia dengar
- Setelah 3 bulan, bayi mencari sumber suara dan menyukai mainan yang menghasilkan suara
- Mendekati 6 bulan, bayi dapat memberi respons terhadap namanya dan mengenali emosi dalam nada bicara orang lain. Bayi mulai beralih dari cooing ke babbling, seperti “mamama”, “dadada”. Bayi juga mulai mengatur nada bicara dan ekspresi wajahnya
- Waspada apabila tidak menoleh jika namanya dipanggil dari belakang serta tidak ada cooing dan babbling;
6-12 bulan
- Saat usia 6-9 bulan, bayi mulai mengetahui nama-nama orang, benda, dan konsep-konsep dasar seperti ya dan tidak. Babbling diutarakan dengan intonasi atau nada bicara seperti bahasa pengasuhnya. Bayi juga dapat berkata-kata sederhana seperti “mama” atau “papa” tanpa makna;
- Saat usia 9-12 bulan, bayi sudah bisa mengucapkan mama dan papa dengan arti (atau kata lain untuk memanggil pengasuh utamanya). Bayi akan menengok apabila namanya dipanggil dan paham beberapa perintah sederhana (contoh: menoleh kesini). Bayi mulai menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya: menunjuk, melambaikan tangan, merentangkan tangan ke atas. Selain itu, bayi mulai mengikuti kata orang lain (mem-“beo”)
- Waspada saat bayi tidak menunjuk dengan jari dan kurangnya ekspresi wajah pada usia 12 bulan;
12-18 bulan
- Anak sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, mengangguk dan menggeleng untuk menjawab pertanyaan, mengikuti perintah, dan menunjuk sesuai pertanyaan
- Kosa kata bertambah pesat. Jika 15 bulan ia baru mengerti 3-6 kata, pada usia 18 bulan kosakatanya bisa mencapai 5-50 kata
- Di akhir rentang usia ini, anak sudah bisa berkata-kata untuk menyatakan keinginannya
- Waspada apabila tidak ada kata yang berarti pada usia 16 bulan
18-24 bulan
- Anak mengalami ledakan bahasa, hampir setiap hari mempunyai kosa kata baru
- Bisa membuat kalimat yang terdiri atas dua kata dan bisa mengikuti perintah yang lebih kompleks
- Anak senang mendengarkan cerita
- Di usia 2 tahun, 50% bicaranya sudah dapat dimengerti oleh orang lain
- Waspada apabila tidak ada kalimat 2 kata yang bisa dimengerti saat 24 bulan
2-3 tahun
- Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata bisa diucapkan oleh orang lain. Anak sudah dapat menggunakan kalimat 2-3 kata (mendekati usia 3 tahun bahkan 3 kata atau lebih) dan mulai bertanya dengan kalimat tanya.
- Anak dapat menyebuut nama dan fungsi benda-benda yang sering dijumpai, sudah tahu warna, dan senang bernyanyi/bersajak
3-5 tahun
- Anak tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di lingkungannya
- Anak mampu menyebutkan nama, umur, jenis kelamin, dan menyusun kalimat panjang (4 kata atau lebih) saat berbicara
- Di usia 4 tahun, bicara sudah dapat dimengerti oleh orang lain dan cerita yang disampaikan sudah lancar serta rinci2
Apabila ada salah satu tanda waspada yang ditemukan, segera bawa ke dokter anak. Pada usia berapapun, jika perkembangan bicara dan sosial anak tidak sesuai dengan milestones di atas, segera dibawa ke dokter.2
Etiologi
Keadaan speech delay dapat menjadi gejala dari berbagai penyakit. Penyebabnya antara lain:3
Keterbelakangan mental merupakan penyebab speech delay paling umum, sekitar lebih dari 50% kasus. Retardasi mental menyebabkan keterlambatan dalam kemampuan berbahasa secara umum, pemahaman pendengaran, dan penggunaan gerakan. Secara umum, semakin parah retardasi mental, semakin lambat perkembangan kemampuan bicaranya.
Beberapa penyebab retardasi mental adalah kelainan bawaan genetik, infeksi dalam rahim, insufisiensi plasenta, obat-obatan ibu saat hamil, trauma sistem saraf pusat, hipoksia, kernikterus, hipotiroidisme, keracunan, radang otak/selaput otak, dan kelainan metabolik;
- Penurunan pendengaran/tuli
Fungsi pendengaran yang utuh sangat diperlukan bagi perkembangan kemampuan berbahasa dan berbicara sehingga kelainan apapun dalam pendengaran sangat berpengaruh. Penurunan fungsi pendengaran/tuli dapat disebabkan oleh infeksi dalam rahim , kernikterus, obat-obatan ototoksik, meningitis, hipoksia, dan lainnya;
- Keterlambatan maturasi (maturation delay)
Keterlambatan dalam perkembangan berbahasa terjadi karena ada kelainan pada proses pematangan di pusat saraf yang mengatur bahasa. Kondisi ini umum ditemukan pada laki-laki dan biasanya ditemukan riwayat keluarga. Prognosis secara umum baik, anak-anak sudah dapat berbicara sesuai usia saat masuk SD;
- Kelainan berbahasa ekspresif (afasia)
Afasia merupakan kelainan akibat disfungsi otak yang menyebabkan ketidakmampuan anak untuk menerjemahkan ide menjadi kata-kata. Walaupun demikian, anak memiliki kecerdasan, fungsi pendengaran, hubungan emosional, dan kemampuan artikulasi yang normal
- Bilingualisme
Lingkungan yang berbicara dalam dua bahasa atau lebih dapat membuat keterlambatan sementara pada anak dalam berbicara. Hal ini normal menyebabkan speech delay. Akan tetapi, biasanya anak akan fasih berbicara dalam dua bahasa
- Hambatan psikososial
Hambatan fisik (seperti kemiskinan, malnutrisi) maupun hambatan psikis (seperti stres emosional, diabaikan oleh orang tua) menyebabkan dampak buruk pada perkembangan berbicara anak3
Diagnosis
Dalam melakukan pemeriksaan diagnostik, beberapa hal yang akan diperiksa adalah:3
- Audiometri – Semua anak, meskipun terlihat tidak memiliki hambatan pendengaran, harus diuji audiometri. Timpanometri terbukti berguna untuk diagnostik
- Melakukan tes Denver Developmental Screening Test
- Mengukur kemampuan anak melalui The Early Language Milestone Scale
- Melakukan anamnesis dan mengecek riwayat keluarga
- Apabila ada indikasi dari pemeriksaan sebelumnya, tes-tes berikut dapat dikerjakan
- Kariotip untuk mengecek abnormalitas genetik (kromosom maupuntes DNA)
- Electroencephalogram (EEG).3
Gangguan pendengaran adalah sebab utama keterlambatan bicara, maka perlu dilakukan deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi. Terdapat 2 macam program deteksi dini yaitu Universal Newborn Hearing Screening (UNHS) yang memeriksa seluruh bayi baru lahir, dan dengan Targeted Newborn Hearing Screening yang memeriksa bayi-bayi berisiko tinggi. Oleh karena itu, setiap bayi perlu diperiksa di dokter mengenai risiko gangguan pendengaran sehingga gangguan dapat dideteksi secara dini dan langsung ditata laksana dengan tepat.4
Tata Laksana
Penanganan bagi speech delay harus dilakukan sesuai individu. Sebuah tim yang terdiri dari dokter, ahli bahasa-bicara, audiolog, psikolog, terapi okupasi, dan pekerja sosial dapat dibentuk untuk menangani kondisi ini.3
Ahli bahasa-bicara berperan dalam menyusun rencana dan tujuan pengobatan. Tujuan terapi ini adalah menyusun strategi agar anak dapat mengerti bahasa yang dibicarakan serta menghasilkan suara/perilaku berbicara yang diharapkan. Ahli bahasa-bicara juga dapat membantu orang tua dalam meningkatkan keterampilan komunikasi.3
Pada anak dengan kehilangan pendengaran, beberapa terapi seperti alat bantu pendengaran, terapi auditori, instruksi membaca mulut, dan myringotomy dapat diindikasikan. Selain itu, pembentukan kanal auditori eksternal ataupun implantasi koklea juga dapat dikerjakan.3
Psikoterapi dapat diberikan dalam kasus-kasus selective mutism, yaitu kondisi anak memutuskan untuk diam meskipun ia bisa berbicara ke orang-orang tertentu saja. Psikoterapi juga diindikasikan bagi anak dengan gangguan kecemasan ataupun depresi.3
Orang tua dan pengasuh harus sadar mengenai pentingnya mengatur bahasa yang mereka ucapkan di depan anak. Guru juga dapat mempertimbangkan instruksi khusus bagi murid-murid dengan speech delay.3
Prognosis
Anak dengan speech delay yang tidak kunjung membaik di usia 5,5 tahun umumnya memiliki kesulitan dalam membangun hubungan sosial. Selain itu, anak dengan gangguan bahasa dan bicara tertentu di umur 7,5-13 tahun menunjukkan kemampuan menulis yang terganggu. Prognosis dan tingkat kesulitan yang akan dialami berbeda-beda setiap kondisi dan penyebab speech delay.5
Referensi
- Sunderajan T, Kanhere SV. Speech and language delay in children: prevalence and risk factors. J Family Med Prim Care. 2019 May; 8(5): 1642-6.
- Soebadi A. Keterlambatan bicara [Internet]. Jakarta: IDAI; 2013 Jun [cited 2020 Apr]. Available from: idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara
- Leung AKC, Kao CP. Evaluation and management of the child with speech delay. Am Fam Physician. 1999 Jun; 59(11): 3121-8.
- Suwento R, Zizlavsky S, Hendarmin H. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher: 7th Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
- McLaughlin MR. Speech and language delay in children. Am Fam Physician. 2011 May 15; 83(10): 1183-8.