Tamoksifen

Obat tablet, Tamoksifen

Definisi & Informasi Umum Obat

Tamoksifen merupakan obat dalam terapi hormonal yang termasuk dalam jenis obat selective estrogen receptor modulator (SERM). Di Indonesia, tamoksifen memiliki beberapa nama dagang, seperti tamofen, tamoplex, tamoksifen ebewe, dan taxen. Obat ini digunakan sebagai tata laksana kanker payudara dengan reseptor hormon positif atau kanker yang memerlukan hormon untuk bertumbuh. Kanker kategori ini banyak ditemukan pada pasien pascamenopause.1-3

Indikasi

Indikasi penggunaan tamoksifen yang disetujui oleh FDA (Food and Drug Association) adalah pengobatan kanker payudara pada perempuan dan laki-laki, pengobatan adjuvan pada pasien kanker payudara setelah operasi dan radiasi, pengobatan pada pasien perempuan dengan ductal carcinoma in situ (DCIS) setelah operasi dan radiasi serta pencegahan kanker payudara pada pasien dengan risiko tinggi.1

Tamoksifen juga memiliki penggunaan off-label yang perlu data tambahan, seperti pengobatan tumor desmoid progresif atau berulang bersama sulindac, pengobatan karsinoma endometrioid berulang, metastatis, atau risiko tinggi, dan pengobatan ginekomastia primer atau sekunder yang disertai nyeri dada.1

Dosis dan Penggunaan

Di Indonesia, tamoksifen tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg. Namun, di negara lain, tamoksifen juga tersedia dalam bentuk solusio oral. Saat dilakukan pengobatan dengan tamoksifen, pasien kanker payudara harus mengonsumsi obat tersebut dalam dosis yang seragam dan dianjurkan pada waktu yang sama setiap harinya.1,3

Untuk pencegahan kanker payudara setelah kemoterapi, dosis yang dianjurkan sebesar 20 mg setiap harinya, dibagi menjadi 1-2 kali sehari. Untuk pengobatan kanker payudara metastasis, dosis yang dianjurkan sebesar 20-40 mg setiap harinya meskipun belum ditemukan keuntungan klinis penggunaan dosis lebih dari 20 mg. Durasi terapi hormonal ini bergantung pada status menopause pasien dan umumnya dilakukan selama 5-10 tahun.1

Interaksi

Tamoksifen memiliki banyak sekali interaksi dengan obat-obatan lainnya. Beberapa obat dapat mengganggu efektivitas dari tamoksifen. Obat antidepresan, seperti paroksetin, fluoksetin, bupropion, dan duloksetin; obat neuroleptik, seperti tioridazin, perfenazin, dan pimozide; serta anti-antimikroba tertentu, seperti terbinafin dan kuinidin dapat mengurangi efektivitas tamoksifen dengan menghambat konversi tamoksifen menjadi bentuk aktifnya.1,4

Penggunaan bersama antimikroba, seperti moksifloksasin dan ciprofloksasin dapat mengganggu fungsi jantung, terlebih pada pasien yang sudah memiliki kondisi tertentu seperti aritmia. Oleh karena itu, penggunaannya harus ditinjau kembali oleh dokter spesialis jantung karena beberapa obat tertentu dapat merusak kondisi jantung.1,4

Efek Samping

Seperti obat kanker lainnya, tamoksifen memiliki banyak efek samping, walaupun efek samping yang serius dan fatal jarang terjadi. Efek samping yang umum terjadi saat pengobatan dengan tamoksifen adalah sensasi gerah atau kepanasan, menstruasi yang tidak teratur, dan keputihan. Efek samping lain yang sering terjadi adalah edema perifer, hipertensi, perubahan emosi, nyeri sendi, depresi, ruam kulit, mual, muntah, dan faringitis.1,3,4

Efek samping yang jarang terjadi adalah insomnia, pusing, sakit kepala, peningkatan berat badan, nyeri abdomen, diare, gangguan pencernaan, infeksi traktus urinaria, trombositopenia, nyeri punggung, alopesia, ostealgia, dan katarak.1,3,4

Peringatan Obat

Tamoksifen tidak boleh digunakan apabila pasien memiliki alergi terhadap tamoksifen atau komponen dalam formulasinya. Penggunaannya juga harus dihindari apabila pasien memiliki riwayat deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru. Tamoksifen juga tidak boleh digunakan saat hamil atau berencana ingin hamil karena tamoksifen dapat mengakibatkan cacat lahir.1,4

Overdosis

Secara umum, dosis tamoksifen yang dapat diberikan dalam sehari sebesar 20-40 mg. Apabila pasien melewatkan atau lupa mengonsumsi tamoksifen, pasien harus langsung mengambil dosis yang terlewat segera setelah ingat. Namun, jika waktunya sudah dekat dengan pengambilan dosis selanjutnya, maka dosis yang terlewat jangan dikonsumsi lagi. Jangan pernah meminum dosis dua kali lipat untuk menggantikan dosis yang terlewat.4

Sayangnya, ada beberapa kasus pasien mengonsumsi dua kali lipat dosis yang dianjurkan dan mengalami overdosis. Gejala overdosis tamoksifen meliputi gejala neurotoksisitas, seperti tubuh yang bergetar tidak terkontrol, bergoyang, gangguan berjalan, hiperrefleksia, dan pusing. Apabila gejala tersebut muncul, maka tata laksananya berupa pengobatan simtomatik.1,4

Farmakologi

Tamoksifen menghasilkan efek agonis dan antagonis estrogen di bagian tubuh berbeda. Pada jaringan payudara, ia akan berkompetisi dengan estrogen di binding sites sehingga mengakibatkan efek antiestrogenik serta antitumor. Pada tulang, ia akan menstimulasi reseptor estrogen menghasilkan efek agonis estrogen yang dapat mencegah osteoporosis pada perempuan menopause.1

  • Absorbsi: diabsorbsi sangat baik dalam sistem pencernaan setelah adminstrasi oral. Lebih dari 99% terikat dengan protein plasma (kebanyakan albumin).5
  • Distribusi: fase distribusi selama 7-14 jam.5
  • Metabolisme: tamoksifen merupakan prodrug dan dimetabolisme di hati.5
  • Eliminasi: sekitar 65% dosis yang diberikan akan diekskresikan dari tubuh setelah sekitar 2 minggu. Rute eliminasi utama melalui ekskresi feses.5

Referensi

  1. Farrar MC, Jacobs TF. Tamoxifen [internet]. USA: StatPearls Publishing; 2021 Jan [cited 2021 Apr]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532905/
  2. Tamoxifen and breast cancer [internet]. USA: Cleveland Clinic; date unknown [cited 2021 Apr]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/9785-tamoksifen
  3. Tamoksifen [internet]. Indonesia: Pusat Informasi Obat Nasional; date unknown [cited 2021 Apr]. Available from: http://pionas.pom.go.id/monografi/tamoksifen
  4. Heery M, Corbett P, Zelkowitz R. Precautions for patients taking Tamoxifen. J Adv Pract Oncol [internet]. 2018;9(1):78-83. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6296418/
  5. Tamoxifen [internet]. USA: IARC Working Group; date unknown [cited 2021 Apr]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK304326/

Share your thoughts