TBC Primer
Definisi1
TBC primer atau TB anak adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Sebagian besar infeksi menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Sinonim: TB anak
Gejala Klinis2,3
Gejala TB anak sulit dikenali, namun gejala yang dapat muncul adalah sebagai berikut.
- Batuk
- Hemoptisis (batuk darah)
- Fatigue/kelelahan
- Demam
- Berat badan berkurang
Etiologi dan Patogenesis1,3
Etiologi TBC adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Faktor risiko penularannya bergantung pada lama pajanan dan imunitas tubuh. Bakteri ini ditularkan melalui percik renik (droplet) dan terhirup masuk sampai ke alveolus paru. Sistem imun tubuh (makrofag) akan melawan bakteri dengan cara fagositosis. Apabila bakteri masih tetap hidup maka terjadi pembentukan fokus primer di paru bahkan dapat menyebar melalui aliran darah dan limfatik. Selanjutnya, dihasilkan imunitas seluler spesifik yang akan menentukan timbulnya gejala TB pada seseorang. Timbulnya gejala ini disebut dengan penyakit TB. Sementara itu, ketika imunitas tubuh baik maka gejala tidak timbul namun bakteri dapat menetap menjadi TB laten yang berpotensi mengalami reaktivasi dan reinfeksi jika imunitas turun.
Faktor risiko utama yang menyebabkan TB anak adalah kontak erat dengan orang rumah yang merupakan penderita TB, usia <5 tahun, infeksi HIV, dan malnutrisi berat.
Patofisiologi4
Kasus TB pada anak sebagian besar asimtomatik atau tanpa gejala. Masa inkubasi atau waktu terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala adalah sekitar 2-12 minggu. Perjalanan penyakit dan progresi TB anak adalah sebagai berikut.
- Fase 1 (3-8 minggu) : timbul gejala demam berkepanjangan, terbentuk kompleks primer di paru, timbul kemerahan pada kulit
- Fase 2 (1-3 bulan) : penyebaran sistemik. Fase ini berisiko tinggi menjadi meningitis TB dan TB milier pada anak
- Fase 3 (3-7 bulan) : dapat timbul pembesaran limfa pada anak <5 tahun dan efusi pleura pada anak yang lebih tua
- Fase 4 (1-3 tahun) : dapat menyebabkan TB osteoartikular
- Fase 5 (> 3 tahun) : dapat tejadi reaktivasi TB paru
Diagnosis1,2,3
- Anamnesis, termasuk riwayat kontak dan gejala
- Pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
- Uji tuberkulin (menyuntikkan sejumlah protein tuberculin ke kulit lengan)
- Hanya dapat membedakan ada tidaknya infeksi
- Hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis TB
- Pemeriksaan sputum
- Dilakukan minimal 2 kali (sewaktu dan pagi hari)
- Pengambilan sputum dapat dilakukan langsung apabila anak dapat mengeluarkan dahak, bilas lambung apabila anak tidak dapat mengeluarkan dahak, atau induksi sputum.
- Sputum diuji BTA (basil tahan asam) untuk menemukan bakteriPemeriksaan penunjang lain :
- Radiologi (foto toraks)
- Pemeriksaan histopatologi (jika diperlukan)
- PCR : GeneXpert MTB/RIF untuk mencari keberadaan bakteri TBC dan adanya gen resistensi rifampisin dalam bakteri
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 01.07/MENKES/755/2019 menyatakan alur diagnosis TB pada anak sebagai berikut, mempertimbangkan ketersediaan sarana dan prasarana.
Gambar 1. Alur diagnosis TB anak.
Skor yang dimaksud pada bagian skoring sistem adalah skoring TB anak, yang disertakan pada keputusan yang sama. Skor enam keatas menegakkan diagnosis TB secara klinis. Skor tersebut dirincikan pada keputusan menteri kesehatan yang sama, sebagai berikut:
Gambar 2. Skoring TB anak.
Tata Laksana1,2
Tata laksana farmakologi (obat) TB anak terdiri atas terapi dan profilaksis. Terapi diberikan pada anak yang sakit TB, sedangkan profilaksis diberikan pada anak sehat yang berkontak dengan pasien TB atau anak yang terinfeksi TB tanpa sakit TB.
Obat TB anak
Obat anti tuberkulosis (OAT)
Pada anak dengan hasil BTA positif diberi 4 macam OAT pada fase intensif, sedangkan anak dengan BTA negatif diberi INH, rifampisin, dan pirazinamid pada fase inisial (2 bulan pertama) diikuti rifampisin pada fasel lanjutan (4 bulan selanjutnya). Dosisnya adalah sebagai berikut.
Obat | Dosis |
Isoniazid (H) | 10 mg/kg (range 7–15 mg/kg); maks dosis 300 mg/ hari |
Rifampisin (R) | 15 mg/kg (range 10–20 mg/kg); maks dosis 600 mg/ hari |
Pirazinamid (Z) | 35 mg/kg (range 30–40 mg/kg) |
Etambutol (E) | 20 mg/kg (range 15-25 mg/kg) |
Pencegahan2
- Vaksin BCG, namun tidak direkomendasikan untuk anak dengan HIV
- Skrining kontak, yaitu skrining anggota keluarga yang satu rumah dengan penderita TBC
- Profilaksis TB (Isoniazid) pada anak tinggal bersama penderita TBC
Komplikasi dan Prognosis3
Prognosis TB anak baik apabila dideteksi lebih awal dan mendapat terapi yang efektif. Sebagian besar TB paru pada anak akan sembuh total dengan radiografi paru normal. Sementara untuk TB ekstra-paru seperti meningitis TB memiliki prognosis yang buruk. TB pada tulang belakang juga akan menimbulkan gibbus yang harus diterapi dengan pembedahan.
Referensi
- Petunjuk teknis manajemen dan tatalaksana TB anak. Jakarta : Kemenkes;2016.
- Guidance for national tuberculosis programmes on the management of tuberculosis in children. 2nd Geneva : WHO;2014.
- Marcdante KJ, Kliegman RM. Infectious disease, tuberculosis. In: Nelson essentials of pediatrics. 7th Philadelphia : Elsevier;2015. p. 407-11.
- Marais B, Schaaf H. Tuberculosis in Children. Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine. 2014;4(9):a017855-a017855.